ALBANI LEMAH BERBAHASA ARAB BAGAIMANA DIA MENGARTIKAN AYAT DAN HADITS DENGAN BENAR.?!
Dari statement singkat Albani di dalam kata pengantar bukunya tersebut, dapat disimpulkan juga bahwasanya menurut albani dan pengikutnya apabila sebuah hadits tidak ada “embel-embel” dishahihkan oleh Albani maka hadits tersebut diragukan keshahihannya meskipun hadits tersebut tercantum di dalam Kutibus As Sittah (6 kitab pokok hadist: 2 sahih Bukhari, Muslim dan 4 kitab sunnan).
Perhatikan kalimat pengantar dalam buku Albani :
فما كان ثابتا منها عمل به وعض عليه النواجذ, والا تركه …
“…apabila hal tersebut (komentar dariku) ada, maka barulah ia mengamalkan hadits tersebut dan menggigit gerahamnya.”
Kalimat diatas terkesan CANGGUNG DAN LUCU, KALIMAT PATAH PATAH MENANDAKAN TIDAK MENGUASAI BAHASA ARAB DENGAN BAIK .
Seharusnya, apabila memang albani adalah orang yang mumpuni di bidang hadits, tentunya tidak akan menuliskannya dengan tata bahasa yang kacau kaku (dan di mirip-miripkan dengan kalimat sebuah hadist).
Syaikh Hasan bin Ali As Saggaf di dalam kitabnya “Tanaqqudhat al Albani al Wadhihah” meluruskan kalimat tersebut :
الصحيح ان يقول: إعمل به وعض عليه بالنواجذ. وقد أخطأ فى التعبير لضعفه فى اللغة
“Kalimat yang benar seharusnya berbunyi: “I’mal bihi wa ‘adhdhu ‘alaihi bi an nawajidz”.
“Amalkanlah dan gigitlah dengan gerahammu kuat-kuat.
Dan sungguh ia telah salah di dalam mengungkapkan kalimat itu dikarenakan lemahnya ia di dalam berbahasa arab.”
LALU BAGAIMANA DIA MENTERJEMAHKAN AYAT DAN HADITS SERTA BERANI MENGHUKUMI KEDUDUKAN HADITS DENGAN BENAR, KECUALI JUSTRU KACAU BALAU.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=717616212382760&id=319143288896723
No comments:
Post a Comment