Inilah Jalan Sufi Headline Animator

Whatsap Saya

Pencerahan Bid'ah

Wednesday, May 23, 2018

Mutiara Al Hikam

Mutiara Hikmah Ibnu 'Athaillah dari al-Hikam dan Latha'if al-Minan Sikapi ujian-Nya dengan benar.

 "Boleh jadi engkau memperoleh tambahan kurnia dalam kesukaran, apa yang dalam puasa dan solat tidak engkau dapatkan. Boleh jadi Allah memberimu maka menolakmu, dan Boleh jadi Dia menolakmu maka memberimu. Penolakan dari Allah terasa pedih bagimu hanya kerana engkau tak mengerti rahmat Allah di balik penolakan itu.

Ketika Allah membukakan pintu pengertian bagimu tentang penolakan-Nya, maka penolakan itu pun berubah menjadi pemberian." Jangan bergantung pada amalan, yang menyampingkan ketentuan-Nya. "Salah satu tanda bergantung pada amal iaitu berkurangnya harapan ketika mengalami kegagalan." Jangan berpatah harapan dari kembali pada-Nya, hanya kerana kepahitan ujian dan dosa. Kasih sayang-Nya mengatasi Kemurkaan-Nya, demikian diungkap dalam suatu Hadis Qudsi. "Apabila engkau berbuat dosa, maka itu jangan menjadi alasan keputusasaanmu dalam menggapai istiqamah dengan Tuhan, kerana Boleh jadi itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu.

Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu patah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri; dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini." Sandarkan pada Allah yang Maha Mengatur dan Menentukan.

Keyakinan hanya hadir apabila kita akui kelemahan dan kehambaan kita di hadapan-Nya. "Apa pun bersandar pada kehendak Allah, sementara kehendak Allah tidak bersandar pada apa pun. Tiada suatu nafas berhembus darimu melainkan di situ takdir Tuhan berlaku padamu. Pinta tiada tertahan selama engkau memohon kepada Tuhan. Namun, pinta tiada mudah bila pada dirimu sendiri engkau berserah.

 Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan." Leburkan nafsu, tajamkan penglihatan mata hati. Kenali (kehambaan) diri, kenali (keagungan) Dia. Fahami letak duduk di alam ini, tempat diri dalam perencanaan-Nya. Letakkan sesuatu pada tempatnya, yakni bersikap adil. "Pangkal segala maksiat, kelalaian, dan syahwat adalah pengumbaran nafsu. Dan pangkal segala ketaatan, kewaspadaan, dan kebajikan adalah pengekangan nafsu. Bersahabat dengan orang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya lebih baik bagimu daripada bersahabat dengan orang pintar yang memperturutkan hawa nafsunya.

 Kepintaran apa lagi yang disandangkan pada orang pintar yang selalu memperturutkan hawa nafsunya? Dan kebodohan apalagi yang dapat disandangkan pada orang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya?
Amal yang berasal dari hati penuh keikhlasan tidak dapat dianggap sedikit, dan amal yang berasal dari hati penuh ketamakan tidak dapat dianggap banyak. Jika engkau tahu bahawa syaitan tidak pernah lupa kepadamu, maka janganlah lupa kepada Allah yang menguasaimu.
Usahamu mengetahui beberapa kekurangan yang tersembunyi dalam dirimu lebih baik daripada usahamu menyingkap perkara ghaib yang tersembunyi darimu." Bantuan secara lahiriah hadir dengan persiapan lahiriah, sedang pencerahan nurani hadir sesuai dengan pemurnian wadah Cahaya Ilahi, yakni hati. "Datangnya pertolongan Allah adalah sesuai dengan persiapan, sedangkan turunnya cahaya Allah adalah sesuai dengan kejernihan relung batin." Syukur kepada Yang Maha Kekal,
 "Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat tatkala memperolehnya, ia akan mengetahuinya tatkala nikmat sudah lepas darinya. Siapa yang tidak mensyukuri nikmat bererti menginginkan hilangnya. Dan siapa yang mensyukurinya berarti telah mengikatnya dengan kuat. Jika engkau menginginkan kemuliaan yang tidak Boleh sirna, maka jangan banggakan kemuliaan yang Boleh sirna." ...dampingkan syukur beserta sabar, kerana: "Sangatlah jahil orang yang menginginkan terjadinya sesuatu yang tidak dikehendaki Allah pada suatu waktu.
Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba, janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Supaya, yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu dan memadamkan cahaya relung hatimu. " Moga tergapai hikmah di balik ujian dan kurniaan. Bagi yang menasihat dan dinasihati: "Setiap ucapan yang meluncur pasti membawa corak kalbu tempat asal perkataan itu. Ungkapan-ungkapan bijak adalah makanan bagi para pendengar yang memerlukan, dan bahagianmu hanyalah apa yang engkau (mampu) cicipi darinya.
Orang-orang memujimu kerana apa yang mereka sangka ada pada dirimu. Maka celalah dirimu kerana apa yang engkau ketahui ada pada dirimu. Apa yang tersimpan dalam keghaiban hati, akan termanifestasi pada dunia nyata. Berkat pemahaman, redha kepada Allah terwujud Hanya melalui cahaya, pemahaman akan terwujud Hanya melalui kedekatan, cahayamu akan memancar Dan hanya berkat pertolongan, kedekatan akan tersingkap." Beberapa petikan nukilan Ibn 'Athaillah, dalam karangan-karangannya. Atas kerelevanan dalam penyelesaian masalah, dari dasar yang mengakar, dari dalam-ke-luar.
Sebarang keraguan, saudara/saudari silalah jelaskan ia untuk rungkaian selanjutnya, pada ahli yang arif - yakni 'alim ulama yang benar lagi terpercaya. Moga dipimpin-Nya. Sikapi ujian-Nya dengan benar. "Boleh jadi engkau memperoleh tambahan kurnia dalam kesukaran, apa yang dalam puasa dan solat tidak engkau dapatkan. Boleh jadi Allah memberimu maka menolakmu, dan Boleh jadi Dia menolakmu maka memberimu. Penolakan dari Allah terasa pedih bagimu hanya kerana engkau tak mengerti rahmat Allah di balik penolakan itu. Ketika Allah membukakan pintu pengertian bagimu tentang penolakan-Nya, maka penolakan itu pun berubah menjadi pemberian.
" Jangan bergantung pada amalan, yang menyampingkan ketentuan-Nya. "Salah satu tanda bergantung pada amal iaitu berkurangnya harapan ketika mengalami kegagalan." Jangan berpatah harapan dari kembali pada-Nya, hanya kerana kepahitan ujian dan dosa. Kasih sayang-Nya mengatasi Kemurkaan-Nya, demikian diungkap dalam suatu Hadis Qudsi.
 "Apabila engkau berbuat dosa, maka itu jangan menjadi alasan keputusasaanmu dalam menggapai istiqamah dengan Tuhan, kerana Boleh jadi itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu. Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu patah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri; dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.
" Sandarkan pada Allah yang Maha Mengatur dan Menentukan. Keyakinan hanya hadir apabila kita akui kelemahan dan kehambaan kita di hadapan-Nya. "Apa pun bersandar pada kehendak Allah, sementara kehendak Allah tidak bersandar pada apa pun. Tiada suatu nafas berhembus darimu melainkan di situ takdir Tuhan berlaku padamu. Pinta tiada tertahan selama engkau memohon kepada Tuhan. Namun, pinta tiada mudah bila pada dirimu sendiri engkau berserah. Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan.
" Leburkan nafsu, tajamkan penglihatan mata hati. Kenali (kehambaan) diri, kenali (keagungan) Dia. Fahami letak duduk di alam ini, tempat diri dalam perencanaan-Nya. Letakkan sesuatu pada tempatnya, yakni bersikap adil.
 "Pangkal segala maksiat, kelalaian, dan syahwat adalah pengumbaran nafsu. Dan pangkal segala ketaatan, kewaspadaan, dan kebajikan adalah pengekangan nafsu. Bersahabat dengan orang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya lebih baik bagimu daripada bersahabat dengan orang pintar yang memperturutkan hawa nafsunya. Kepintaran apa lagi yang disandangkan pada orang pintar yang selalu memperturutkan hawa nafsunya? Dan kebodohan apalagi yang dapat disandangkan pada orang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya?
Amal yang berasal dari hati penuh keikhlasan tidak dapat dianggap sedikit, dan amal yang berasal dari hati penuh ketamakan tidak dapat dianggap banyak. Jika engkau tahu bahawa syaitan tidak pernah lupa kepadamu, maka janganlah lupa kepada Allah yang menguasaimu. Usahamu mengetahui beberapa kekurangan yang tersembunyi dalam dirimu lebih baik daripada usahamu menyingkap perkara ghaib yang tersembunyi darimu.
" Bantuan secara lahiriah hadir dengan persiapan lahiriah, sedang pencerahan nurani hadir sesuai dengan pemurnian wadah Cahaya Ilahi, yakni hati.
"Datangnya pertolongan Allah adalah sesuai dengan persiapan, sedangkan turunnya cahaya Allah adalah sesuai dengan kejernihan relung batin.
" Syukur kepada Yang Maha Kekal, "Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat tatkala memperolehnya, ia akan mengetahuinya tatkala nikmat sudah lepas darinya. Siapa yang tidak mensyukuri nikmat bererti menginginkan hilangnya. Dan siapa yang mensyukurinya berarti telah mengikatnya dengan kuat. Jika engkau menginginkan kemuliaan yang tidak Boleh sirna, maka jangan banggakan kemuliaan yang Boleh sirna.

" ...dampingkan syukur beserta sabar, kerana: "Sangatlah jahil orang yang menginginkan terjadinya sesuatu yang tidak dikehendaki Allah pada suatu waktu. Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba, janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Supaya, yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu dan memadamkan cahaya relung hatimu.

" Moga tergapai hikmah di balik ujian dan kurniaan. Bagi yang menasihat dan dinasihati: "Setiap ucapan yang meluncur pasti membawa corak kalbu tempat asal perkataan itu. Ungkapan-ungkapan bijak adalah makanan bagi para pendengar yang memerlukan, dan bahagianmu hanyalah apa yang engkau (mampu) cicipi darinya. Orang-orang memujimu kerana apa yang mereka sangka ada pada dirimu. Maka celalah dirimu kerana apa yang engkau ketahui ada pada dirimu.

Apa yang tersimpan dalam keghaiban hati, akan termanifestasi pada dunia nyata. Berkat pemahaman, redha kepada Allah terwujud Hanya melalui cahaya, pemahaman akan terwujud Hanya melalui kedekatan, cahayamu akan memancar Dan hanya berkat pertolongan, kedekatan akan tersingkap."

..."Jadikan hati mu itu seperti ikan di laut"... (Al Hikam)
..."Setengah dari tanda bahwa seorang itu bersandar diri pada kekuatan amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat kurnia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan atau dosa.." (Al Hikam)

..."Keinginan mu untuk tajrid (melulu beribadat, tanpa berusaha dunia), pada hal Allah masih menempatkan engkau pada golongan orang-orang yang harus berusaha kasbun untuk mendapat keperluan mu sehari-hari, maka keinginan mu itu termasuk syhawat hawa nafsu mu yang samar (halus). Sebaliknya keinginan mu untuk berusaha kasbun pada hal Allah telah menetapkan diri mu pada golongan orang yang melulu beribadat tanpa kasbun, maka keinginan yang demikian berarti menurun dari semangat dan tingkat yang tinggi"... (Al Hikam)

..."Kekerasan semangat atau perjuangan itu, tidak dapat menembusi tirai takdir, kekeramatan atau kejadian-kejadian yang luar biasa dari seorang wali itu, tidak dapat menembusi keluar dari takdir, maka segala apa yang terjadi semata-mata dengan takdir Allah"... (Al Hikam)

..."Istirihatkan diri mu atau fikiran mu dari kerisauan mengatur hajat keperluan dunia mu, sebab apa yang sudah dijamin atau diselesaikan oleh lain mu, tidak usah kau sibuk memikirkannya"... (Al Hikam)

..."Kerajinan mu untuk mencapai apa-apa yang telah dijamin pasti akan sampai kepada mu, disamping kekecewaan mu terhadap kewajiban-kewajiban yang diamanahkan kepada mu, membuktikan butanya mata hati mu"... (Al Hikam)

 ..."Janganlah kelambatan masa pemberian Tuhan kepada mu, padahal kau bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan patah harapan, sebab Allah telah menjaminkan menerima semua doa dalam apa yang Dia kehendaki untuk mu, bukan menurut kehendak mu, dan pada waktu yang ditentukanNya, bukan pada waktu yang kau tentukan"... (Al Hikam)

..."Jangan sampai meragukan kamu terhadap janji Allah, kerana tidak terlaksananya apa yang telah dijanjikan itu, meski pun telah tertentu (tiba) masanya. Supaya tidak menyalahi pandangan mata hati mu, atau memadamkan nur cahaya batin mu (syir) mu"... (Al Hikam)

..."Apabila Tuhan membukakan bagi mu suatu jalan untuk makrifat (mengenal padaNya), maka jangan menghiraukan soal amal mu yang masih sedikit, sebab Tuhan tidak membukakan bagi mu, melainkan Dia akan memperkenal diriNya kepada mu, tidakkah kau ketahui bahawa makrifat itu semata-mata pemberian kurniaan Allah kepada mu, sedang amal perbuatan mu hadiah daripada mu, maka di manakah letak perbandingannya antara hadiah mu dengan pemberian kurnia Allah kepada mu"... (Al Hikam)

..."Beraneka warna jenis amal perbuatan kerana bermacam-macam pula pemberian kurnia Allah yang diberikan kepada hambaNya"... (Al Hikam) ..."Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang roh (jiwanya) adalah terdapatnya rahsia ikhlas (ketulusan) dalam amal perbuatan itu"... (Al Hikam)

 ..."Tanamlah diri mu dalam tanah kerendahan, sebab tiap suatu yang tumbuh tetapi tidak ditanam, maka tidak sempurna hasilnya"... (Al Hikam)

..."Tiada sesuatu yang sangat berguna bagi hati (jiwa) sebagaimana menyendiri untuk masuk ke medan berfikir (tafakur)"... (Al Hikam)

..."Bagaimana akan dapat terang hati seorang yang gemar dunia ini terlukis dalam cermin hatinya. Atau, bagaimana akan pergi menuju kepada Allah, padahal dia masih terikat (terbelenggu) oleh syhawat nafsunya. Atau, bagaimana akan dapat masuk ke hadratullah, padahal dia belum bersih (suci) dari kelalaiannya yang di sini diampunkan dengan janaabahnya. Atau, bagaimana akan mengerti rahsia-rahsia yang halus (dalam) padahal dia belum taubat dari kekeliruan-kekeliruannya"... (Al Hikam)

..."Alam ini kesemuanya berupa kegelapan, sedang yang meneranginya hanya kerana nampaknya hak (Allah) padanya, maka siapa yang melihat alam kemudian tidak melihat Allah di dalamnya, atau padanya atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka benar-benar dia telah disilaukan oleh nur cahaya, dan tertutup baginya suria (nur) makrifat oleh tebalnya awan benda-benda alam ini"... (Al Hikam)

..."Diantara bukti-bukti yang menunjukkan adanya kekuasaan Allah yang luar biasa, adalah dapat menghijabkan engkau daripada melihat kepadaNya dengan hijab yang tidak ada wujudnya (yakni bayangan-bayangan hijabnya) di sisi Allah"... (Al Hikam)

..."Bagaimana dapat dibayangkan bahawa Allah dapat dihijabkan oleh sesuatu padahal Allah yang menzahirkan (menampakkan) segala sesuatu"... (Al Hikam)

..."Bagaimana mungkinkan akan dihijab oleh sesuatu, pada hal Dia (Allah) yang nampak zahir pada segala sesuatu"... (Al Hikam)

 ..."Bagaimana akan mungkinkan dihijab oleh sesuatu padahal Dia yang terlihat dalam tempat sesuatu"... (Al Hikam) ..."Bagaimana akan dapat ditutupi oleh sesuatu, padahal Dia yang nampak pada tiap segala sesuatu"... (Al Hikam)

..."Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu, padahal Dia lebih jelas (nampak) dari segala sesuatu"... (Al Hikam)

..."Bagaimana mungkinkan akan dihijab oleh sesuatu, padahal Dia dari yang esa (tunggal) yang tidak ada disampingNya sesuatu apa pun"... (Al Hikam)

..."Bagaimana akan dapat dihijab oleh sesuatu, padahal Dia (Allah) lebih dekat kepada mu dari segala sesuatu"... (Al Hikam)

 ..."Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu, padahal andaikan tidak ada Allah, nescaya tidak akan ada segala sesuatu"... (Al Hikam)

..."Alangkah ajaibnya (sungguh sangat ajaib), bagimana nampak wujud di dalam alam adam (tidak ada). Yakni sesuatu yang hakikatnya tidak ada bagaimana dapat nampak ada wujudnya. Atau bagaimana dapat bertahan sesuatu yang rosak hancur itu di samping zat yang bersifat qabim"... (Al Hikam)

..."Tiada meninggalkan sedikit pun dari diri kebodohan, siapa yang berusaha akan mengadakan sesuatu dalam suatu masa selain dari apa yang dijadikan oleh Allah di dalam masa itu"... (Al Hikam)


Kata Kata Mutiara Hikmah KItab Al Hikam Syekh Ibnu
Atha'illah - Kitab Al-Hikam adalah buah karya Syekh Ibnu
Atha'illah yang diperuntukkan bagi para pejalan (salik), yang
di dalamnya berisi panduan lanjut bagi setiap pejalan untuk
menempuh perjalanan spiritual. Al-Hikam berisi berbagai
terminologi suluk yang ketat, yang merujuk pada berbagai
istilah dalam Al-Qur'an.
Kitab Al-Hikam ini merupakan karya utama Ibnu Atha’illah,
yang sangat populer di dunia Islam selama berabad-abad,
sampai hari ini. Kitab ini juga menjadi bacaan utama di
hampir seluruh pesantren di Nusantara.
“diantara tanda-tanda matinya hati
adalah tidak adanya kesedihan setelah
terlewatkan kesempatan beramal taat, dan
tidak ada penyesalan terhadap suatu
pelanggaran yang engkau lakukan.”
“Jika engkau berpisah dengan hari esok, maka tak akan mampu
berjumpa kembali. Dan hari ini, tak dapat kau cari di esok
hari.”
“Semakin lama, hitungan harimu memang
semakin banyak. Tapi pada hakikatnya,
setiap hari berkurang terus dan semakin
mendekati batas akhir, kematian.”
“Dalam hadis Bukhari, diterangkan bahwa suatu ketika
Rasulullah saw menepuk pundak ibnu umar seraya
berkata,”ketika engkau berada di sore hari, jangan menanti
datangnya pagi. Ketika engkau berada di pagi hari,
janganlah menunggu datangnya petang. Manfaatkanlah
sehatmu untuk sakitmu dan pergunakan hidupmu untuk
matimu.”
“Dasar Utama kita adalah keimanan, janganlah
terlalu mengharapkan yang manis saja dalam
hidup ini karena sering kali yang manis itu
membuat sakit perut, dan jangan pula takut
terhadap yang pahit karena siapa tahu dalam
pahit itu mengandung obat yang manjur.”
“Setiap nafas yang berhembus darimu, disitulah takdir Allah
berlaku kepadamu.”
“Jika aku mau tegak berdiri dan berikhtiar
maka Allah maha bijaksana dalam
menentukan takdirnya kepadaku.”
“Carialah sesuatu yan bermanfaat di dunia ini. Adapun yang
bermanfaat adalah ilmu dan amal.”
“Sebagian ulama berpendapat bahwa
matinya hati itu disebabkan tiga sifat, yaitu
cinta kepada dunia secara berlebihan,
bermaksiat dan kurang berzikir, serta menuruti
hawa nafsu.”
“Nabi bersabda,”Dunia ini perjara bagi orang beriman dan
surga bagi orang kafir”
“Ali bin Abi Thalib ra, “Perumpamaan dunia
seperti ular yang lunak ketika disentuh,
sedangkan racunnya mematikan.”
“Yang harus kita lakukan adalah menyandarkan diri
sepenuhnya kepada Allah jangan banyak meminta, baik
permohonan yang berkenaan dengan rezeki (dunia) maupun
berkenaan dengan urusan akherat. Diminta atau tidak, jika
Allah menghendaki pastilah terjadi.”
“Tanda ikhlas itu ada 3, pertama ialah
pujian dan celaan orang sama saja bagi
dirinya. Kedua tidak riya dalam beramal taat
ketika ia sedang melaksanakan amal itu.
Ketiga, amal itu dilakukan hanya mengharap
pahala akherat.”
“Cermin hati yang terwujud dalam gerak-gerik dan
lahiriahmu, maka itulah yang disebut aura. Karena itu
engkau mampu membentuk hatimu menjadi jernih, pikiranmu
menjadi bersih, setiap langkah yang kau jejakkan dimuka
bumi ini niscaya baik. Hidupmu akan bermanfaat bagi
sesama.”
“Jangan menuntut terhadap Allah karena
keterlambatan terkabulnya permohonanmu,
namun tuntutlah dirimu sendiri yang kurang
sopan.”
Subahanallah begitu banyak ternyata Mutiara Hikmah KItab
Al Hikam yang berkaitan dengan masalah kehidupan.
Ingatlah bahwa Allah Swt menegaskan dalam penciptaan langit dan bumi dan dalam pergantian siang dan malam
terdapat tanda-tanda kebesarannya bagi mereka yang
memikirkannya (berilmu). Akhir kata dari admin, raihlah apa
yang ingin anda raih, buatlah apa yang ingin anda buat,
dan ubahlah apa yang ingin anda ubah. Sesungguhnya
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum melainkan
kaum itu sendiri yang akan mengubahnya


No comments: