7 Nama Ka’bah Menurut Al Qur’an
Ka’bah adalah sebutan untuk bangunan suci yang ada di Mekah. Satu-satunya
bangunan yang pertama kali di bangun oleh manusia untuk tempat beribadah kepada
Tuhannya (Islam). Tempat di mana Ka’bah berada merupakan tanah yang tergolong
suci yang mana setiap perbuatan dan perlakuan di tanah tersebut memiliki aturan
tersendiri yang membuatnya berbeda dengan ditempat lain. Selain sebutan Ka’bah,
Ka’bah juga mempunyai nama lain yang disebutkan di dalam Al Qur’an sebagai ganti
kata Ka’bah. Sebutan-sebutan kemudian menjadi nama-nama Ka’bah yang suci menurut
Al Qur’an. 7 Nama Ka’bah menurut al Quran Kelima nama lain Ka’bah tersebut
adalah:
1. Al- Ka’bah Ka’bah di sebut sebagai Al Ka’bah. Dalam surah Al Maidah ayat
97, yang berbunyi: “Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat
peribadatan bagi manusia..”
Sebutan serupa juga tercantum dalam Al Qur’an Surah Al Maidah ayat 95.
2. Al-Bait Ka’bah di sebut sebagai Al-Bait yang artinya Rumah. Dalam surah Al
Imron (3:96) yang berbunyi: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk
tempat beribadah manusia ialah Al-bait yang di Mekah yang di berkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia” Selain itu sebutan Al-Bait untuk Ka’bah juga
terdapat dalam surah Al Imron 97, al-Anfal 35, al-Hajj 26, serta Quraisy 3..
3. Baitullah Ka’bah disebut sebagai Baitullah yang artinya rumah Allah. Dalam
surat Al Baqarah ayat 125, yang berbunyi: “(Dan Ingatlah) ketika kami menjadikan
rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan
jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan
kepada Inrahim dan ISmail: “bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf,
yang i’tikaf, yang ruku’, dan yang sujud.” Sebutan serupa juga tercantum dalam
Al baqarah ayat 127 dan 158, Al Imran ayat 96 dan 97, Al-Anfal ayat 35, Surah
Ibrahim ayat 37, Al Hajj ayat 125 dan Al Quraisy ayat 3
4. Al-Bait al-Haram Ka’bah di sebut sebagai Al Bait al- Haram yang artinya
Rumah Suci. Dalam surah Al Maidah 97, yang berbunyi: “Allah telah menjadikan
Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia bagi)
manusia..” Menurut Ibn Jauzi, Ka’bah di namakan al-Haram karena adanya larangan
berburu dan mencabut pepohonan didalamnya sehingga kesuciannya terjaga. Dan
sebutan al-Haram meliputi keseluruhan kota Mekkah dengan Ka’bah sebagai pusatnya.
Sebutan serupa juga tertera dalam surah Al Miada ayat 2.
5. Al-Bait al-‘Atiq Ka’bah sebagai Al-Bait al-Atiq yang artinya Rumah Tua.
Dalam Surah Al Hajj ayat 29, yang berbunyi: “Kemudian hendaklah mereka
menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka
menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf
sekeliling rumah yang tua itu (Al-bait al-Atiq)” Al-‘Atiq mengandung makna bahwa
didalam Ka’bah, Allah membebaskan (yu’tiq) orang-orang dari adzabnya. Sebutan
yang sama juga ada dalam Surah al Hajj ayat 33.
6. Masjidil Haram Ka’bah di sebut sebagai Masjidil Haram yang artinya tempat
ibadah yang suci. Dalam surah Al Hajj ayat 25, yang berbunyi: “Sesunggunya orang
yang kafir yang menghalangi jalan manusia dari jalan Allah dan Masjidil Haram
yang telah kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun
di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara
zalim, niscaya akan kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih” Sebutan
serupa juga dapat di temui dalam beberapa surah, diantaranya: Surah Al Baqarah
ayat 127, 144, 149, 150, 191 dan 196 Surah Al maidah ayat 2 Surah Al Taubah ayat
7, 19, 28 Surat Al ISra ayat 111 Surah Al Fath ayat 25 dan 27 Surah Al Anfal
ayat 34
7. Qiblat Ka’bah disebut sebagai Qiblat. Dalam surah al Baqarah144 Allah
berfirman, yang artinya: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai…”
Inilah Jalan Sufi Headline Animator
Pencerahan Bid'ah
Wednesday, May 6, 2015
KA'BAH
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
Artinya : “Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Mekah), yang dilimpahi berkah dan petunjuk bagi alam semesta“ (QS. Ali Imran: 96)
Ka’bah yang berbentuk segi empat ini memiliki empat dinding dengan pojok-pojok yang diberi nama-nama khusus sesuai arah menghadapnya. Pojok-pojok tersebut dikenal dengan sebutan “rukun”. Ada empat “rukun” (pojok) pada Ka’bah. Satu di antaranya adalah “Rukun Hajar Aswad”. Diberi nama demikian karena rukun ini adalah tempat diletakkannya “Batu Hitam” (Hajar Aswad). Rukun ini merupakan rukun terpenting sebagai patokan bagi para jamaah dalam bertawaf. Tiga rukun lainnya adalah Rukun Iraqi, Rukum Syami, dan Rukun Yamani. Rukun Iraqi berada di sebelah utara menghadap ke arah Irak. Rukun Syami berada di sebelah Barat menghadap ke arah Suriah. Rukun Yamani berada di sebelah Selatan menghadap ke arah Yaman.
Keempat dinding Ka’bah tertutup oleh kain kelambu yang disebut “Kiswah”. Menurut riwayat, pemakaian kiswah ini sudah dilakukan sejak zaman Nabi Ismail. Rasulullah SAW sendiri pernah memasangkan Kiswah pada Ka’bah, dilanjutkan oleh Khalifah Abu Bakar Shiddiq dan Khalifah Umar dengan biaya kas negara. Tahun 743 H sampai tahun 1381 H, kiswah dibuat atas tanggungan pemerintah Mesir. Baru pada tahun berikutnya pemerintah Arab Saudi membuat sendiri kain Kiswah tersebut. Saat ini, Kiswah dibuat dari sutra asli yang dilengkapi kaligrafi dari benang emas. Ka'bah dicuci dua kali dalam satu tahun, yaitu awal bulan Dzul Hijjah dan awal bulan Sya'ban, Kiswahnya diganti sekali dalam setahun.
Ka'bah dibangun oleh nabi Ibrahim bersama putranya, Ismail, dengan dibantu para Malaikat. Ketika itu, Ka’bah memiliki tinggi 9 hasta, lebar bagian selatan 20 hasta, bagian utara 22 hasta, panjang sebelah timur 32 hasta dan panjang di sebelah barat 31 hasta. Ka’bah masih merupakan bangunan yang amat sederhana, tanpa atap dengan pintu seadanya. Seperti halnya bangunan-bangunan lain di Mekah, Ka'bah kerap mengalami kerusakan, baik karena dimakan usia, bencana alam, atau oleh peperangan. Ka’bah telah melewati ba-nyak perbaikan untuk sampai pada bentuknya seperti sekarang ini.
Pada zaman Nabi Ibrahim as, perbaikan dilakukan oleh Kabilah Amaliqah dan kabilah Jurhum. Beberapa gene-rasi berikutnya, Qusay Bin Kila, salah satu nenek moyang Nabi Muhammad SAW, memberi atap pada Ka'bah dengan kayu dum dan daun-daun kurma. Tahun 571 M, Nabi Muhammad SAW lahir. Kelahirannya ditandai peristiwa penye-rangan raja Najasi bernama Abrahah dari Habsyah ke Mekah dengan maksud meruntuhkan Ka'bah. Seperti dikisahkan dalam al-Quran, penyerangan ini digagalkan oleh Allah de-ngan mengirim burung-burung ababil yang menghancurkan pasukan gajah Abrahah dengan batu-batu kerikil.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, terjadi banjir di sekitar Mekah yang mengakibatkan batu dinding Ka'bah terkikis dan mengalami keretakan. Begitu pula yang terjadi pada beberapa bagian Hajar Aswad. Perbaikan dikerjakan oleh kabilah-kabilah di sekitar Mekah. Ketika akan meletakan Hajar Aswad ke tempatnya, timbullah perselisihan di antara kabilah-kabilah tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya. Di tengah percekcokan itu, Abu Umyyah bin al Mughirah al Mahzumi, salah satu di antara pembesar kabilah, akhirnya angkat bicara, "Barang siapa yang pertama kali masuk masjid dari arah pintu Shafa besok pagi, maka dialah yang harus kita terima sebagai hakim". Ternyata yang pertama masuk ke dalam masjid adalah Nabi Muhammad SAW sehingga beliau disepakati menjadi hakim.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai penengah, Nabi Muhammad SAW meletakkan Hajar Aswad di atas sorban yang dia hamparkan. Kemudian setiap pemimpin kabilah dipersilahkan memegang masing-masing ujung sorban itu dan mengangkat Hajar Aswad beramai-ramai. Nabi Muhamad sendiri memilih meletakkan Hajar Aswad di penjuru Ka'bah, yakni, di tempatnya semula seperti yang kita lihat sekarang. Konstruksi Ka'bah saat itu memiliki tinggi 18 hasta. Tinggi pintunya seperti terlihat sekarang. Di dalamnya terdapat 6 tiang dilengkapi atap yang terpasang dengan baik. Dua sudut di sebelah utara terpasang tangga untuk naik ke atas Ka'bah.
Renovasi Ka'bah berikutnya dilakukan oleh Abdullah bin Zubair sewaktu menjabat Gubernur Mekah. Ceritanya bermula ketika Zubair menyatakan ketidaksetujuannya terhadap Yazid bin Muawiyah sebagai Khalifah. Mendengar itu, Yazid mengirimkan bala tentaranya ke Mekah untuk menaklukkan Zubair. Dengan senjata manjanik (Mortir sekarang), tentara Yazid menggempur kota Mekah yang mengakibatkan dinding Ka'bah rusak parah.
Peperangan sempat terhenti ketika tentara Yazid mundur mendengar kabar bahwa sang Khalifah telah wafat. Dalam jeda waktu itulah, Abdullah bin Zubair sempat membangun Ka'bah kembali dan selesai pada tanggal 17 Rajab tahun 62 H. Selang beberapa tahun, tepatnya pada tahun 75 H, Abdullah Zubair kembali mendapat serangan. Kali ini dari Hajjaj bin Yusuf. Penyerangan ini berhasil, sehingga Mekah dan Ka'bah jatuh dalam kekuasaan Hajjaj. Selama berkuasa, Hajjaj merombak kembali bangunan Ka'bah yang telah direnovasi Zubair, atas izin Abdul Malik Bin Marwan yang waktu itu menjadi Khalifah menggantikan Yazid. Alasan perombakan oleh Hajjaj ini adalah bahwa Ka'bah yang diba-ngun Abdullah bin Zubair sudah jauh dari bentuk aslinya. Karena itu, perombakan oleh Hajjaj hanyalah mengembalikan Ka'bah ke bentuk asalnya.
19 Sya’ban 1038 H, sewaktu Syarif Mas'ud bin Idris menjadi Amir kota Mekah di bawah Kerajaan Sultan Murad Khan di Turki, terjadilah banjir besar di Mekah yang me-ngakibatkan separuh Ka'bah tergenang. Setelah banjir surut, tampak dinding Ka'bah retak-retak dan banyak batunya yang runtuh. Syarif Mas'ud bin Idris, selaku Amir, mengadakan pembicaraan dengan para pembesar dan ulama Mekah tentang rencana perbaikan Ka’bah. Rencana ini selanjutnya diberitahukan kepada Sultan Murad Khan untuk diminta persetujuannya. Atas izin Sulthan, Ka'bah pun diperbaiki dan penyelesaiannya berpindah tangan ke Amir Syarief Abdullah bin Hasan bin Abu Namir, pada tanggal 12 Dzulhijjah 1040 H.
Pada masa-masa berikutnya, perbaikan-perbaikan Ka’bah sebagian besar dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi. Perbaikan-perbaikan tersebut dirampungkan pada tanggal 11 Sya'ban 1377 H.
http://www.bp-wisataibnusina.com/index.php/id/25-artikel-penting/tempat-tempat-bersejarah/di-mekah/89-a-ka-bah
Beberapa tempat yang disebut dalam peristiwa Isra’ Mi’raj
Nama-nama tempat sekitar Isra’miraj
Beberapa tempat yang disebut dalam peristiwa Isra’ Mi’raj:
a. Masjidil Haram
Pengertian "masjidil" bukanlah nama untuk sebuah bangunan utuh melainkan sebuah tempat untuk bersujud. Masjidil Haram adalah tempat yang terdapat di dalamnya bangunan ka'bah, Maqam ibrahim, Hajar Aswad, Hijir Ismail (Hateem), Sumur Zam-Zam dan tempat Sai antara bukit Safa dan Marwa. Masjidil Haram terletak di kota Mekah. Pada zaman dahulu masjidil haram adalah berupa tanah lapang dengan kabah di tengahnya dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Kemudian penguasa-penguasa muslim di daerah itu mengadakan perluasan dan membangun bangunan yang mengelilingi kabah seperti yang kita lihat sekarang.
Bagian-bagian dari Masjidil haram diantaranya, yaitu:
Kabah
Kabah merupakan rumah ibadah pertama di muka bumi yang berbentuk persegi empat. Kabah sebenarnya sudah ada sebelum manusia turun ke bumi. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat agar membangun tempat bertawaf seperti baitul makmur yang ada di langit. Baitul makmur merupakan tempat bertawaf para malaikat di langit. Dengan dibangunnya Ka’bah di bumi, maka malaikat-malaikat di bumi ber-Thawaf (mengelilingi) Ka’bah ini, sama dengan mengelilingi Baitul Makmur. Ritual Thawaf ini adalah sebuah ibadah yang dilakukan Malaikat (sama dengan Thawafnya umat islam ketika berhaji) yaitu suatu upaya dari para malaikat untuk mengharapkan rahmad dan maghfirah Allah.
Para malaikat sambil mengelilingi Ka'bah (di bumi) maupun Baitul Makmur yang di langit sambil berdoa memohon kepada Allah agar senantiasa dijauhkan dari hal-hal yang dapat menimbulkan kemurkaan-Nya. Saat nabi Adam turun ke bumi, Allah SWT telah meletakkan kubah di tempat dimana Kabah sekarang berada agar kubah ini dijadikan tempat bertawaf oleh Nabi Adam. Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Allah Taala telah mengutus Jibril a.s. kepada Adam dan Hawa, (Allah berfirman), " Kalian berdua bangunlah bagi-Ku sebuah rumah " Kemudian Jibril menunjukkan tempatnya. Adam menggali dan Hawa memindahkan tanahnya, sehingga sampai kepada air terdengar suara dari bawah, "Hati-hati wahai Adam." Ketika Adam sedang membangunnya, Allah berfirman kepadanya agar dia bertawaf di rumah itu dan dikatakan, "Kamu adalah manusia pertama dan ini adalah rumah pertama yang dibangun. Dalam AlQur’an juga ada firman Allah yang membenarkan bahwa kabah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di bumi. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).
Di bangunan Ka'bah itu pulalah, Nabi Adam mengumpulkan seluruh anak-anaknya untuk persidangan, perkawinan dan penentuan hak untuk Qabil dan Habil, sebagai putra pertama dan kedua dari seluruh anak-anak Nabi Adam. Setelah wafatnya Adam as. anak-anaknya membangun Kabah dengan tanah dan batu. Disebutkan bahwa yang membangunnya adalah nabi Syits as. Setelah itu Kabah terus ada dan terjaga sampai datang topan dan banjir di zaman Nabi Nuh a.s. lalu tenggelam dan hilang tempatnya. Bangunan kabah tetap hilang hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi kabah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail untuk mendirikan kembali kabah di atas bekas pondasinya dahulu.
Menurut riwayat dari Tsa'labi, bahwasanya ketika Allah Ta'ala memerintahkan nabi Ibrahim as. agar membangun kabah, Allah memperlihatkan padanya awan yang berwarna putih yang membentuk persegi-empat sebagaimana bentuk rumah, lalu Allah berfirman: "Wahai Ibrahim bahwa bangunan kabah itu sebagaimana bentuk awan putih itu. Menurut riwayat Al-Waqdi bahwasanya ketika nabi ibrahim sedang menggali buat pondasi ka'bah, beliau menemukan sebuah batu pualam hijau dan pada batu itu ada tulisan hanya 4 barisan.(Wallahu a'lam), lalu Allah berfirman kepada ibrahim as. agar mendatangkan batu-batuan buat bangunan ka'bah dari 5 gunung, yaitu: Gunung Thursina, Gunung Thurzita, Gunung Labanan, Gunung Joudi, Gunung Hira. Agar kelak pada hari kiamat nanti gunung-gunung tersebut dapat memberatkan timbangan jamaah haji. Setelah dikumpulkannya batu-batuan dari gunung-gunung tersebut Ibrahim mulai membangun ka'bah.
Ismail mengaduk pasir dengan semennya pada batu-batuan itu, lalu beliau melanjutkan dan membangun ka'bah hingga pada ketinggiannya. Lebar ukuran Kabah dibuat oleh Ibrahim adalah seperti berikut: " Dinding Timur adalah 48 kaki dan 6 inci " Dinding Hatim adalah 33 kaki " Dinding antara Hajar Aswad dan sudut Yamani adalah 30 kaki " Dinding Barat adalah 46.5 kaki.
Dalam sejarahnya setelah pembangunannya oleh Nabi Ibrahim, kabah pernah mengalami kehancuran akibat perang maupun bencana alam sehingga pembangunan ulang bangunan kabah juga dilakukan oleh suku-suku Arab yang merupakan keturunan Nabi Ismail yang berdiam di Mekah tersebut. Sehingga urutan pembangunan kabah yaitu: Generasi pertama dilakukan oleh Malaikat generasi ke-2 oleh Nabi Adam, Syist Bin Adam sebagai generasi ke-3. Generasi ke-4 Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Kemudian pembangunan dilakukan oleh Suku Amaliqah dilanjutkan Suku Jurhum dan selanjutnya dilakukan oleh Qushai Bin Kilab. Generasi ke-8 dilakukan oleh abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh generasi ke-9 oleh Quraisy. Pada generasi ke-10 kabah mengalami beberapa renovasi yang dilakukan oleh umat dari Nabi Muhammad saw.
Ada juga peristiwa menarik seputar kabah yaitu ketika pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Waktu itu kabah pernah hendak dihancurkan oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman. Allah SWT kemudian melindungi kabah dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang melemparkan batu Sijil yaitu batu dari neraka yang amat panas untuk memusnahkan Abrahah beserta pasukannya. Tahun peristiwa tersebut disebut tahun gajah yang pada tahun itu juga merupakan tahun kelahiran dari Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw.
Kabah juga sempat dikotori oleh orang-orang Musyrik Mekah yang menempatkan berhala-berhala sebagai sesembahan selain kepada Allah. Setelah penaklukkan Mekah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya kemudian berhala-berhala tersebut dihancurkan. Kini kabah telah menjadi kiblat sholat dan juga tempat thawaf.
Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke kabah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan kabah. Dengan menghadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap kabah. Namun ketika beliau dan para sahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW sering menengadahkan wajah ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke kabah. Hingga turunlah ayat berikut : Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144). Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah Allah - (Qs. 2 al-Baqarah : 115)
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengalihkan kiblatnya dari Baitul Maqdis ke kabah di Mekah. Hingga sekarang umat Islam tetap menjadikan kabah sebagai kiblatnya.
Maqam Nabi Ibrahim a.s.
Maqam Nabi Ibrahim a.s. adalah sebuah batu tempat berpijak Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau meninggikan bangunan Kabah dari pondasinya. Nabi Ismail a.s. meletakkannya agar Nabi Ibrahim a.s. dapat naik lebih tinggi di atas batu tersebut. Jadi pengertian maqam disini bukan makam yang berarti kuburan. Batu ini diturunkan oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad.Dari Abdullah Bin Amir Bin Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Rukun (Hajar Aswad) dan Maqom adalah dua batu Ruby dari surga yang dihilangkan cahayanya oleh Allah. (HR. At-Turmudzi).
Ketika nabi Ibrahim membangun kabah, beliau berpijak pada batu itu yang kemudian batu pijakan itu mengangkat nabi ibrahim naik ke atas untuk menata batu bangunan ka'bah dan jika nabi ibrahim ingin turun , maka batu pijakan itupun turun ke bawah, kemudian beliau menyambut batu yang telah di semen oleh nabi ismail dari tangan ismail hingga beliau menyusun dan menata ka'bah hingga pada puncak bangunan.
Riwayat dari Anas bin Malik ra. berkata: bahwasanya telah kulihat bekas pijakan kaki Ibrahim as. pada batu itu membekas hingga membentuk telapak kakinya. Dan bentuk lekukan jari itupun sekarang sudah tidak begitu jelas lagi karena terlampau banyak orang yang menyentuhnya baik siang dan malam.Sekarang batu ini sudah ditutupi dengan perak. Pada batu ini dapat terlihat bekas kedua telapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm.
Hajar Aswad
Hajar Aswad merupakan batu hitam yang diletakkan di salah satu sudut kabah. Menurut sejarahnya, Hajarul Aswad diturunkan oleh Allah dari langit. Batu itu mula-mula berwarna seperti permata putih, lebih putih dari salju, tetapi lama-kelamaan menjadi hitam sebab dosa manusia. Kalau tidak karena sentuhan tersebut niscaya cahayanya menerangi antara timur dan barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam yang bermaksud: Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah bersabda :" Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak Adam) menyebabkannya menjadi hitam " . Riwayat Ahmad dan Turmizi.
Hajar Aswad diberikan kepada Adam sebagai bagian dari kabah yang dibangunnya sebagai rumah ibadah pertama di muka bumi. Bangunan ini kemudian lenyap ketika banjir Nabi Nuh. Menurut riwayat Al-Kusai bahwasanya: ketika nabi ibrahim membangun kabah, terdengar oleh beliau seruan dari jabal Abi Qubais (Gunung Abi Qubais atau gunung kubais) dan berbunyi : "Wahai Ibrahim, bersamaku ada titipan buatmu, dan ambillah titipan itu". Lalu nabi Ibrahim pun mendekati gunung Abi Qubais, tiba-tiba gunung itupun membelah dan mengeluarkan sebuah batu hitam, karena pada waktu itu nabi Nuh as. ketika keluar dari bahteranya setelah badai topan, beliau menitipkan batu itu pada gunung Abi Qubais, oleh karena itu Allah memerintahkan agar Jabal Qubais menerima sebagai titipan. Dan batu itu ialah: "Hajar Aswad"
Selanjutnya setelah masa Ibrahim wafat, Hajar Aswad juga sempat menghilang ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza'ah mengusir keturunan Jurhum dari Mekah, Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi keluar membawa dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam seterusnya mereka berangkat menuju Yaman. Pemendaman Hajar Aswad di dalam sumur Kabah tidak bertahan lama karena seorang wanita dari Khaza`ah memberitahukan kepada kaumnya bahwa dia melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur Zamzam. Kemudian mereka meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh Qushay bin Kilab.
Ketika ada banjir menimpa kabah, Kabah mengalami kerusakan dan dindingnya retak sehingga kabah perlu dibangun kembali. Tugas ini dibagikan antara empat kaum suku Quraish. Rasulullah turut membantu pembangunan kembali kabah. Setelah dinding-dindingnya telah selesai dibangun, tiba waktunya batu hajar aswad diletakkan kembali di tempatnya semula di dinding Timur Kabah. Terjadi perselisihan di antara mereka untuk menentukan siapa yang mendapat kehormatan meletakkan batu Hajar Aswad itu. Ketika perselisihan itu hampir menjadi pertengkaran, Abu Umayyah, penduduk tertua Makkah, menentukan agar lelaki pertama yang memasuki pagar masjid pagi keesokkannya lah yang akan memutuskan permasalahan ini.Lelaki itu ialah Rasulullah. Penduduk Mekah bergembira. "Ia adalah al-Amin. Ia adalah Muhammad," ucap mereka.
Muhammad menghampiri mereka lalu mereka memintanya supaya memutuskan perkara itu. Muhammad setuju. Muhammad menyarankan agar batu hitam itu ditaruh di atas sehelai kain, setiap ujung kain dipegang oleh seorang pemimpin suku. Kain itu diangkat ke tempat batu itu hendak diletakkan. Muhammad kemudian mengambil batu itu dan meletakkannya di tempatnya di dinding Kabah.
Hajar Aswad pernah pecah akibat perbuatan para perusak. Hajar Aswad kemudian disatukan kembali. Perekatan tersebut dilakukan setelah diadakan penelitian oleh para ahli untuk menentukan bahan khusus yang digunakan untuk merekat batu pecahan Hajar Aswad yaitu berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak misik dan ambar.
Hijir Ismail
Hijr Ismail arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail putra Ibrahim, pembangun Ka'bah ini pernah berada dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar. Ketika Nabi Ibrahim a.s. membangun Kabah, tingginya hanya sembilan hasta yaitu sepertiga tinggi sekarang. Begitu juga beliau mendirikan bangunan Kabah di atas fondasi ditambah enam hasta yang sekarang masuk Hijir Ismail. Ketika pembangunan dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. lima hasta ini masuk bagian dari Kabah.
Hijir Ismail yang dulu dengan yang sekarang dapat dibedakan dengan mudah sekali, yaitu bahwa tembok yang lurus pada Hijir Ismail sekarang, yang sejajar menghadap ke arah Utara Kabah adalah masuk bagian Kabah yang dahulu dibangun Nabi Ibrahim a.s. Tempat yang dinamakan Hijir Ismail sekarang telah dibangun pagar batu berlingkar. Tingginya 1 1/2 meter. Letaknya berdampingan dengan Kaabah di sebelah utara. Dahulunya Hijr Ismail termasuk dalam bagian bangunan kabah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. Tetapi setelah kabah yang dibangun oleh mereka hancur, bangsa Quraisy membangun Kabah kembali, mereka mengurangi dinding Kabah bagian Utara ke Selatan seluas enam hasta dan menjadikannya bagian dari Hijir Ismail.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebahagian dari Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Kabah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. 'Aisyah r.a. berkata; "Aku sangat ingin memasuki Kabah untuk melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. memegang tanganku dan memasukkan aku ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di Hijir jika kamu hendak masuk ke dalam Kabah karena kaum engkau (orang Quraisy) telah meninggalkan bagian ini di luar semasa mereka membangun kembali Kabah".
Disunatkan bagi tiap-tiap orang yang telah mengerjakan tawaf, sholat sunat dan berdoa di Makam Ibrahim, sholat sunat pula dua rakaat di Hijir Ismail. Hijir Ismail itu pada mulanya cuma merupakan pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa telah memecahkan dan membangun kembali pagar batu itu dengan batu marmer.
b. Thaibah (Madinah)
Negeri Taibah ini pada masa-masa lalu di zaman para Nabi terdahulu adalah merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Akhirnya orang menyebut negeri ini dengan nama Tai`bah yang diartikan sebagai Negeri Sumber Segala Pengetahuan. Negeri Taibah ini sebenarnya adalah kota Madinah.
Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam juga dikenal dengan nama Yastrib. Kota ini kemudian menjadi tempat hijrah para muslim dan menjadi tempat pusat perkembangan Islam yang penting. Nabi juga membangun tempat tinggalnya di Medinah dan juga Mesjid yang dibangun di sebelah rumahnya. Mesjid itu bernama Mesjid Nabawi. Ketika wafat, Nabi dimakamkan di dalam rumahnya tersebut. Sekarang Mesjid Nabawi telah diperluas sehingga makam Nabi Muhammad sekarang termasuk di dalam Mesjid Nabawi itu.
c. Thursina (Gunung Sinai)
Thursina (Gunung Sinai) adalah sebuah gunung yang terletak di Semenanjung Sinai di Mesir. Tinggi gunung ini adalah 2.285 meter. Gunung ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa. Gunung ini merupakan tempat dimana Nabi Musa a.s. bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya. Dari tempat ini juga Nabi Musa mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah SWT.
d. Baitul Laham (Betlehem)
Betlehem adalah sebuah kota yang terletak di Palestina sekarang. Kota ini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa a.s. Konstantin Agung pada 330 M kemudian membangun Gereja Kelahiran, di tengah Betlehem di atas sebuah gua yang disebut Holy Crypt, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Nabi Isa a.s. dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia.
e. Masjidil Aqsa
Kata al-aqsha mengandung dua arti. Secara harfiah ia berarti "jauh", maksudnya jauh dari Masjid AI-Haram. Arti makna-wiyahnya menurut sebagian ulama "bebas dari segala jenis kotoran, karena masjid ini tempat turun malaikat dan wahyu serta kiblat para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.
Masjidil Aqsha terletak di Baitul Maqdis (Yerusalem). Sekarang di tempat ini telah terdapat bangunan masjid Aqsa dan Mesjid Kubatus Shakhrah (Kubah Batu/Dome of the Rock). Persekitaran kedua masjid ini dikenali sebagai Al-Haram al-Sharif dan ia menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam. Jadi yang disebut oleh Nabi Muhammad sebagai masjidil Aqsa tidaklah harus sebuah bangunan. Bangunan masjid Aqsa yang ada sekarang ini baru dibangun setelah Nabi Muhammad wafat.
Masjidil Aqso merupakan tempat dimana bait Allah pernah dibangun disitu oleh Nabi-nabi terdahulu. Ketika Nabi mengadakan Isra’ Mi’raj tempat tersebut sudah menjadi puing-puing. Kaum muslimin kemudian membangunnya kembali menjadi tempat ibadah kepada Allah seperti fungsinya semula. Mesjid Al-Aqsa merupakan kiblat umat Muslim yang pertama sebelum umat muslim mengalihkan kiblatnya ke Ka'bah yang ada di dalam Masjidil Haram
Menurut riwayat, Masjidil Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam a.s setelah beliau membangun Masjidil Al-Haram. Dengan demikian Masjidil Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Masjid itu rusak dan runtuh dimakan waktu, kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ya'qub a.s, 40 tahun setelah Kabah dibangun kembali oleh kakeknya, Nabi Ibrahim a.s. Nabi Daud a.s membangun ulang masjid itu dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulaiman a.s. Orang Yahudi menyebut tempat yang dibangun Nabi Sulaiman itu sebagai Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman).
Kuil Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s sebagai tempat ibadah untuk menyembah Allah SWT. Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat ibadah bani Israil yang dibangun tahun 960 sebelum masehi. Dalam sejarahnya kuil ini kemudian dimusnahkan oleh Nebukadnezzar dari Babilonia pada tahun 586 SM. Oleh Nebukadnezar bangsa Yahudi digiring ke Babilonia untuk dijadikan budak.
Setelah kekalahan bangsa Babilonia dari bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus, bangsa Yahudi dapat kembali ke Jerusalem dan mendirikan Kuil Sulaiman untuk kedua kalinya. Selanjutnya untuk Kedua kalinya kuil ini dimusnahkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 Masehi. Titus, seorang jenderal Romawi, menyerang Jerusalem, menghancurleburkan isi kota termasuk Haikal Kedua dan mengusir bangsa Yahudi agar lenyap dari kawasan itu. Bangsa Yahudi mengungsi ke seluruh penjuru dunia.
Saat ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang diduga sisa dari bangunan kuil yang masih berdiri, oleh orang Yahudi tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall". Kota ini kemudian dikuasai oleh Romawi sampai beberapa waktu yang lama.
Setelah Pemerintah Romawi Constantine memeluk agama Nasrani (312). Orang-orang Roma Kristen membangun gereja-gereja di Yerusalem, dan menjadikannya sebagai sebuah kota Nasrani. Romawi kemudian mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dengan pusatnya di kota Roma dan Romawi Timur dengan pusatnya di Konstantinople. Romawi Timur ini lebih dikenal sebagai Bizantium. Baitul Maqdis atau Yerusalem berada dalam kekuasaan Bizantium. Daerah ini juga pernah menjadi bagian Kerajaan Persia selama masa yang singkat karena Bizantium kembali berhasil merebutnya.
Pada tahun 638 Masehi, selepas beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., tentara Islam mengepung Baitul maqdis dan menaklukkannya tanpa pertumpahan darah. Penaklukkan ini dipimpin oleh Umar Bin Khattab, khalifah kedua Islam. Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih, dikawal oleh pemuka kota tersebut, Uskup Yunani Sofronius.
Sang Khalifah meminta supaya dibawa ke tempat Masjidil Aqsa dengan ditemani beratus-ratus orang Islam. Khalifah Saidina Umar mendapati tempat itu dipenuhi dengan debu dan sampah. Saidina Umar memerintahkan supaya tempat itu dibersihkan dengan segera. Di sana ia berlutut dan berdoa di tempat teman sekaligus nabinya Muhammad melakukan perjalanan malamnya. Di tempat sujudnya Nabi Muhammad waktu Isra’ Mi’raj tersebut kemudian didirikan sebuah masjid dari kayu. Mesjid ini dinamakan masjid Aqso.
Khalifah Umar kemudian melakukan sholat di tempat yang langsung berhadapan dengan gereja Holy Sepulchre. Di bekas tempat sholat Khalifah Umar ini kemudian didirikan Mesjid Umar. Tempat terjadinya peristiwa mi’raj Nabi Muhammad SAW ini kemudian dibangun beberapa bangunan penting seperti Mesjid Aqso dan Kubah Batu yang termasuk dalam bagian komplek Mesjid Al-Aqsha.
Kompleks Masjid AI-Aqsha ini lazim disebut Haram al-Syarif, atau Haram al-Quds (Tanah Haram yang Suci). Kompleks itu berbentuk persegi panjang dengan luas 285 x 470 meter, sekelilingnya dipagari tembok. Beberapa bangunan penting dalam komplek Masjidil Aqso diantaranya yaitu:
Mesjid Aqso
Merupakan tempat sujudnya Nabi Muhammad ketika melakukan Isra’ mi’raj. Pertama kali didirikan oleh Khalifah Umar bin Khatab setelah berhasil menaklukkan Baitul Maqdis. Mesjid Aqso itu dibangun dengan membangunnya dari kayu.Berulangkali para Khalifah dinasti Islam melakukan perbaikan dan pembaruan masjid Aqsha. Pada tahun 691 (72 H), Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah, selain merehab dan merenovasi Masjid Al-Aqsha dengan kubah berwarna hijau, ia juga mendirikan sebuah bangunan berbentuk kubah untuk melindungi batu tempat pijakan Rasulullah SAW saat beliau akan dimi'rajkan.
Mesjid Kubatus Shakhrah
Bangunan ini terletak tak jauh (sekitar 100 meter) di sebelahutara Masjid AI-Aqsha, yang kemudian disebut Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Qubbatush-Sha-khrah, artinya Kubah Batu, Inggris: Dome of the Rock). Kubahnya berwarna kuning keemasan.
Mesjid Kubatus Shakhrah yang terdapat dalam komplek masjidil Aqsho, merupakan bangunan unik dalam dunia arsitektur Islam. Dinamakan dengan Kubatus Shakhrah (kubah batu besar) adalah sebagai peringatan untuk sebuah batu besar yang menjadi landasan naiknya Rasulullah saw. dalam perjalanan mikraj ke langit.
Mesjid ini mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1554 M, dihiasi dengan mosaik dan keramik Turki. Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), terdapat sebuah batu gunung (Arab : shakhrah) berukuran kurang lebih 13,8 x 17 meter, yang seolah-olah tergantung di udara. Di bawahnya terdapat gua berbentuk kubus berukuran 4,5 x 4,5 x 1,5 meter. Di bagian atas terdapat lubang besar bergaris tengah 1 meter. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah mimbar dan orang dapat masuk ke dalamnya melalui sebuah pintu dengan menuruni sebuah tangga.
Menurut sebagian ulama, kesucian shakhrah itu sama dengan kesucian Hajar Aswad (batu hitam) di Ka'bah yang selalu dicium oleh jamaah haji/umrah saat tawaf; kedua batu itu sama-sama berasal dari surga. Itu sebabnya, batu pijakan Nabi Muhammad SAW saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan). Meskipun bangunan Masjid Qubbah Al-Shakhrah disebut masjid, peziarah tidak dianjurkan melaksanakan shalat di dalamnya karena bangunan itu didirikan semata-mata untuk mengabadikan peristiwa Isra’ Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bukan untuk tempat shalat.
f. Langit
Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran.
"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan diantara setiap langit jaraknya 500 tahun; antara langit yang ketujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun; dan antara kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun; sedang 'Arsy berada di atas samudra air itu; dan Allah berada di atas 'Arsy tersebut, tidak tersembunyi bagi Allah sesuatu apapun dari perbuatan kamu sekalian." (Diriwayatkan oleh Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari 'Abdullah ibnu Mas'ud) "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudra, dan antara dasar samudra itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah Ta'ala di atas itu semua dan tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam." (HR Abu Dawud dan Ahli Hadits lainnya)
g. Baitul Makmur
Ketika di langit ke tujuh Nabi Muhammad melihat Baitul Makmur. Baitul Makmur adalah tempat para malaikat bertawaf. Di langit terdapat sebuah bangunan yang juga mirip Ka'bah namanya Baitul Makmur, setiap hari Malaikat yang Thawaf (mengelilingi Baitul Makmur) sekitar 70.000 (wallahu alam). Diriwayatkan karena sangat banyaknya jumlah malaikat di langit itu, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya.
Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang awal dibuatnya Baitul Makmur yaitu ketika Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi. "Dan ketika Tuhanmu berkata pada para malaikat, sesungguhnya aku menjadikan khalifah di muka bumi." Para malaikat bertanya, "Apakah Allah akan menjadikan manusia yang justru akan merusak bumi dan suka mengalirkan darah, padahal kami selalu memahasucikan dan memuji-Mu?" Allah SWT berfirman, "Aku lebih mengetahui tentang sesuatu yang tidak kamu ketahui."
Para Malaikat menyangka bahwa yang mereka katakan adalah sanggahan terhadap Tuhan dan bahwa perkataan mereka telah membuat Tuhan marah sehingga mereka berlindung di bawah Arsy sambil menadahkan kepala dan menunjuk dengan jari-jarinya, merendahkan diri dan menangis memohon ampun dari murka Allah. Para Malaikat tawaf di sekeliling Arsy cukup lama dan Allah melihat mereka lalu turunlah rahmat-Nya kepada mereka dan diciptakanlah di bawah Arsy sebuah rumah yang disebut Baitul Makmur.
Allah berfirman kepada para Malaikat, "Tawaflah di rumah ini dan tinggalkan Arsy", maka para Malaikatpun tawaf di rumah ini, tujuh puluh ribu malaikat satu hari satu malam, mereka tidak pernah kembali lagi kepada-Nya. Karena jumlah malaikat di langit itu sangat banyak, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya. (Jumlah manusia yang tidak sebanyak malaikat pun juga menyebabkan pemerintah Arab saudi membatasi jumlah jamaah haji untuk berthawaf di kabah).
Kemudian Allah mengutus malaikat-malaikat ke bumi seraya berfirman kepada mereka, "Bangunlah untuk-Ku sebuah rumah di bumi seperti ini (Baitul Makmur)." Maka Allah memerintahkan kepada makhluk-Nya di bumi untuk tawaf di rumah tersebut sebagaimana penghuni langit tawaf di Baitul Makmur. Para malaikat itu bertawaf di sekeliling kabah itu hingga datangnya nabi Adam dan istrinya Hawwa di wilayah itu.
h. Sidratul Muntaha
Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak seorang manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.
i. Arsy
'Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja 'arasya - ya'risyu - 'arsyan yang berarti "bangunan", "singgasana", "istana" atau "tahta". Di dalam al-Quran, kata 'arsy dan kata yang seasal dengan itu disebut 33 kali. Kata 'arsy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah "singgasana" atau "tahta Tuhan".
Arsy adalah singgasana Allah tempat Allah bersemayam. Keterangan ini ada pada Al Qur’an: Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5) Arsy terletak di tempat tertinggi. Arsy merupakan atap Firdaus, sedangkan Firdaus adalah surga yang paling tinggi.
Arsy ini sangat luas lebih luas dari langit dan bumi. Langit yang luas ini jika dibandingkan dengan luas ‘arsy sama dengan perbandingan di antara luas sebuah kubah dan luas padang sahara. Abu asy-Syaikh juga meriwayatkan hadis dari asy-Sya‘bi yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "‘Arsy itu terbuat dari batu permata yakut merah. Kemudian, satu malaikat memandang kepada ‘arsy dengan segala keagungan yang dimilikinya". Lalu, Allah Swt. berfirman kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat. Malaikat itu dianugerahi 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘arsy . Akan tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘arsy Allah itu."
Itulah beberapa tempat yang dikunjungi dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.
http://isramiraj.blogspot.com/2007/03/nama-nama-tempat-sekitar-isramiraj.html
Subhanallah! Inilah Fakta Ilmiah dibalik Waktu Sholat
Solat adalah suatu kewajiban dari Allah atas setiap orang mukmin. Dimana Allah memerintahkannya dalam sejumlah firman-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an. Firman Allah :
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan solat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah solat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya solat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Dalam ayat lain Allah berfirman, “Peliharalah segala solat dan (peliharalah) solat wustha.”
Rasulullah menjadikan solat sebagai tiang kedua dari tiang-tiang bangunan Islam yang lima, seraya berkata,
“Islam didirikan di atas lima tiang, yaitu: bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi selain Allah dan sesengguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan solat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah serta berpuasa dibulan Ramadhan.”
Solat fardhu ada lima: zhuhur, ashar, maghrib, ‘isya, dan subuh. Sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut ini:
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Telah difardhukan atas Nabi pada malam Isra’ solat sebanyak lima puluh (waktu), kemudian dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian, Beliau di seru: “Ya, Muhammad, sesungguhnya ketetapan disisi-KU tidak bisa diubah. Dan untukmu solat lima (waktu) ini sama dengan lima puluh (waktu).”
Dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa ada seorang Arab Badwi datang kepada Rasulullah dengan rambut yang tidak tersisir seraya berkata, Ya, Rasulullah beritahukan kepadaku solat yang Allah fardhukan kepadaku!” jawab Beliau: “Solat yang lima (waktu) kecuali kalau engkau mau solat tathawwu (solat sunnah).”
Dibalik wajibnya melaksanakan Solat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5 waktu itu terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli di bidangnya mengenai masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada rahasia dibalik peralihan/perpindahan waktu sholat.
Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan praktisi fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain karena ada istilah suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya.
WAKTU SUBUH
Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.
WAKTU ZUHUR
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.
WAKTU ASHAR
Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.
WAKTU MAGHRIB
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita.
WAKTU ISYA
Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.
Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak)kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus(struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam(tahajud).
Demikianlah ringkas hubungan antara waktu solat dengan warna alam. Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat solat oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya.
Inilah hakikat mengapa Allah SWT yang memiliki sifat Pengasih dan Penyayang mewajibkan solat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Solat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat.
Semoga informasi ini dapat menambah semangat kita untuk melaksanakan solat tepat pada waktunya , dan bersegera ke mesjid bagi laki-laki
http://9trendingtopic.blogspot.com/2015/04/subhanallah-inilah-fakta-ilmiah-dibalik.html
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan solat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah solat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya solat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Dalam ayat lain Allah berfirman, “Peliharalah segala solat dan (peliharalah) solat wustha.”
Rasulullah menjadikan solat sebagai tiang kedua dari tiang-tiang bangunan Islam yang lima, seraya berkata,
“Islam didirikan di atas lima tiang, yaitu: bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi selain Allah dan sesengguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan solat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah serta berpuasa dibulan Ramadhan.”
Solat fardhu ada lima: zhuhur, ashar, maghrib, ‘isya, dan subuh. Sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut ini:
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Telah difardhukan atas Nabi pada malam Isra’ solat sebanyak lima puluh (waktu), kemudian dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian, Beliau di seru: “Ya, Muhammad, sesungguhnya ketetapan disisi-KU tidak bisa diubah. Dan untukmu solat lima (waktu) ini sama dengan lima puluh (waktu).”
Dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa ada seorang Arab Badwi datang kepada Rasulullah dengan rambut yang tidak tersisir seraya berkata, Ya, Rasulullah beritahukan kepadaku solat yang Allah fardhukan kepadaku!” jawab Beliau: “Solat yang lima (waktu) kecuali kalau engkau mau solat tathawwu (solat sunnah).”
Dibalik wajibnya melaksanakan Solat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5 waktu itu terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli di bidangnya mengenai masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada rahasia dibalik peralihan/perpindahan waktu sholat.
Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan praktisi fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain karena ada istilah suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya.
WAKTU SUBUH
Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.
WAKTU ZUHUR
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.
WAKTU ASHAR
Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.
WAKTU MAGHRIB
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita.
WAKTU ISYA
Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.
Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak)kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus(struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam(tahajud).
Demikianlah ringkas hubungan antara waktu solat dengan warna alam. Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat solat oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya.
Inilah hakikat mengapa Allah SWT yang memiliki sifat Pengasih dan Penyayang mewajibkan solat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Solat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat.
Semoga informasi ini dapat menambah semangat kita untuk melaksanakan solat tepat pada waktunya , dan bersegera ke mesjid bagi laki-laki
http://9trendingtopic.blogspot.com/2015/04/subhanallah-inilah-fakta-ilmiah-dibalik.html
Ilmuwan ini Bisa Mendengar Tumbuhan Bertasbih kepada Allah
Subhanallah ! Ilmuwan ini Bisa Mendengar Tumbuhan Bertasbih kepada Allah
Bagi umat Islam, mengimani ayat Al-Quran tentang hakikat penciptaan makhluk hidup merupakan kewajiban. Dalam konteks pembelajaran pun, setiap hari kita selalu dikejutkan dengan berbagai hikmah dan rahasia yang menakjubkan dari apa yang diungkapkan oleh Al-Quran. Salah satu ayat yang sangat luar biasa kita baca dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 44 yang terjemahannya ““Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” [QS. Al-‘Isra’ ayat 44].
secara eksplisit, ayat tersebut menyebutkan bahwa semua ciptaan Allah yang ada di langit maupun bumi tak pernah berhenti untuk bertasbih, memuji kebesaran Allah. Namun, ambang batas pengetahuan manusia sampai saat ini belum bisa memperoleh fakta yang dapat dipahami oleh panca indera tentang makna ayat tersebut.
Namun, sebuah penemuan menakjubkan berhasil dilakukan oleh seorang ilmuwan bernama Prof. William Brown. Dalam riset kelompok yang dipimpinnya, Prof. William menemukan fakta bahwa tumbuhan mampu mengeluarkan suara halus yang tak dapat didengar oleh manusia. Menggunakan alat canggih bernama Oscilloscope, tim riset Prof. William menemukan denyutan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut.
Fakta ini tidak dapat dipecahkan oleh para ilmuwan Eropa sampai pada akhirnya, seorang ilmuwan muslim asal India mencoba membuat suatu kesimpulan dari fenomena tersebut, Ia melihat ada korelasi yang jelas antara denyutan-denyutan cahaya elektrik yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut dengan ayat Al-Quran surat Al-Isra Ayat 44. Dia pun membacakan secara lengkap bunyi ayat tersebut kepada seluruh audiens yang menghadiri panel riset tersebut. Hingga akhirnya, Profesor William Brown tak kuasa menahan ketakjubannya dan memutuskan untuk menjadi muallaf.
Tentu saja di luar fakta yang diungkapkan ini, masih banyak rahasia-rahasia dalam Al-Quran yang belum kita fahami sepenuhnya. Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk selalu membaca dan mengkaji AL-Quran setiap hari untuk menemukan makna yang terkandung di dalamnya.
http://9trendingtopic.blogspot.com/2015/04/subhanallah-ilmuwan-ini-bisa-mendengar.html
Bagi umat Islam, mengimani ayat Al-Quran tentang hakikat penciptaan makhluk hidup merupakan kewajiban. Dalam konteks pembelajaran pun, setiap hari kita selalu dikejutkan dengan berbagai hikmah dan rahasia yang menakjubkan dari apa yang diungkapkan oleh Al-Quran. Salah satu ayat yang sangat luar biasa kita baca dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 44 yang terjemahannya ““Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” [QS. Al-‘Isra’ ayat 44].
secara eksplisit, ayat tersebut menyebutkan bahwa semua ciptaan Allah yang ada di langit maupun bumi tak pernah berhenti untuk bertasbih, memuji kebesaran Allah. Namun, ambang batas pengetahuan manusia sampai saat ini belum bisa memperoleh fakta yang dapat dipahami oleh panca indera tentang makna ayat tersebut.
Namun, sebuah penemuan menakjubkan berhasil dilakukan oleh seorang ilmuwan bernama Prof. William Brown. Dalam riset kelompok yang dipimpinnya, Prof. William menemukan fakta bahwa tumbuhan mampu mengeluarkan suara halus yang tak dapat didengar oleh manusia. Menggunakan alat canggih bernama Oscilloscope, tim riset Prof. William menemukan denyutan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut.
Fakta ini tidak dapat dipecahkan oleh para ilmuwan Eropa sampai pada akhirnya, seorang ilmuwan muslim asal India mencoba membuat suatu kesimpulan dari fenomena tersebut, Ia melihat ada korelasi yang jelas antara denyutan-denyutan cahaya elektrik yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut dengan ayat Al-Quran surat Al-Isra Ayat 44. Dia pun membacakan secara lengkap bunyi ayat tersebut kepada seluruh audiens yang menghadiri panel riset tersebut. Hingga akhirnya, Profesor William Brown tak kuasa menahan ketakjubannya dan memutuskan untuk menjadi muallaf.
Tentu saja di luar fakta yang diungkapkan ini, masih banyak rahasia-rahasia dalam Al-Quran yang belum kita fahami sepenuhnya. Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk selalu membaca dan mengkaji AL-Quran setiap hari untuk menemukan makna yang terkandung di dalamnya.
http://9trendingtopic.blogspot.com/2015/04/subhanallah-ilmuwan-ini-bisa-mendengar.html
Kenapa kau ziarah maqam aulia?
Oleh : Achmad Segaf Assegaff
Ada yang bertanya, “Kenapa kau ziarah maqam aulia?? Sedangkan ia tiada memberi kuasa apa-apa, dan tempat meminta hanya pada Allah..!”
Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz menjawab:
"Benar wahai saudaraku, aku juga sama pegangan denganmu bahwa mereka tidak mempunyai kekuasaan apa-apa.
Tetapi sedikit perbedaan aku dengan dirimu, karena aku lebih senang menziarahi mereka karena bagiku mereka tetap hidup dalam membangkitkan jiwa yang mati ini kepada cinta Tuhan.
Tapi aku juga heran, kenapa engkau tidak melarang ku menziarahi ahli dunia, mereka juga tidak ada kuasa malah mematikan hati yang hidup. Bagiku mereka bagaikan mayat yang berjalan, rumah mereka adalah pusara yang tiada membangkitkan jiwa pada cinta Tuhan.
Kematian dan kehidupan di sisi Allah adalah jiwa. Banyak mereka yang dilihat hidup tapi sebenarnya mati, banyak mereka yang dilihat mati tapi sebenarnya hidup, banyak yang menziarahi pusara terdiri dari orang yang mati sedangkan dalam pusara itulah orang yang hidup.
Aku lebih senang menziarahi maqam kekasih Allah dan para syuhada walaupun hanya pusara, tetapi ia mengingatkan aku akan kematian kerena ia mengingatkan aku bahwa hidup adalah perjuangan. Karena aku dapat melihat jiwa mereka ada kuasa cinta yang hebat sehingga mereka dicintai oleh Tuhan Nya lantaran kebenaran cintanya.
Wahai saudaraku, ziarahi lah maqam aulia karena pada maqam mereka ada cinta, lantaran cinta Allah pada mereka, seluruh tempat persemadian mereka dicintai Allah. Cinta tiada mengalami kematian, ia tetap hidup dan terus hidup dan akan melimpah kepada para pencintanya.
Aku berziarah karena sebuah cinta mengambil semangat mereka agar aku dapat mengikuti mereka dalam mujahadahku, mengangkat tangan di sisi maqam mereka bukan meminta kuasa dari mereka, tapi memohon kepada Allah agar aku juga dicintai Allah sebagaimana mereka dicintai Allah."
Tuesday, May 5, 2015
Perbedaan lagu 'Yaa Thaybah' versi Syiah Hadad Alwi dengan versi Syaikh Misyari Rasyid
Perbedaan lagu 'Yaa Thaybah' versi Syiah Hadad Alwi dengan versi Syaikh Misyari Rasyid
http://www.arrahmah.com/news/2015/05/05/perbedaan-lagu-yaa-thaybah-versi-syiah-hadad-alwi-dengan-versi-syaikh-misyari-rasyid1.html
BananSelasa, 16 Rajab 1436 H / 5 Mei 2015 11:30
JAKARTA (Arrahmah.com) – Ajaran Syiah yang sesat dan menyesatkan penuh dengan tipu muslihat, fitnah, dan kerancuan. Cara-cara Syiah menyebarkan ajaran sesatnya yaitu dengan memutarbalikkan fakta, memanipulasi sejarah, menggunakan riwayat-riwayat palsu, kisah-kisah dusta, berita-berita bohong, dan logika yang salah kaprah.
Kaum Syiah juga begitu memanfaatkan berbagai media untuk menyebarkan ajaran sesat mereka. Selain begitu banyaknya situs sesat yang membela ajaran Syiah dan mempropagandakan dogma-dogma Syiah, ternyata telah ditemukan pula tersiarnya lagu-lagu Syiah yang begitu “merakyat”.
Lagu berjudul “Yaa Thaybah” yang dibawakan oleh penyanyi Hadad Alwi yang sempat menjadi lagu yang begitu populer pada tahun 90-an adalah salah satunya. Pada saat itu, banyak masyarakat Muslim Indonesia yang gemar memutar dan mendengarkan lagu yang terkesan Islami ini.
Masyarakat awam yang tidak sepenuhnya memahami arti lagu ini seakan begitu dibuai dengan nafas religi yang dimasukkan ke dalam lagu ini.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya rahasia terselubung di dalam lagu ini pun terkuak. Dewasa ini, pada zaman melek bahaya Syiah ini, terbongkarlah segala propaganda Syiah yang terselubung itu. Begitu pula dengan lagu-lagu yang disyiarkan oleh Hadad Alwi.
Dibalik lagu “Yaa Thaybah” ini diketahui ada kultus dan penuhanan kepada ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahuanhu, serta berlebih-lebihan dalam memuji Hasan dan Husain. Tidak heran, terjemahan makna lagu ini sangat jarang ditemukan pada masa populernya.
Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memang sering diputar makna permukaannya saja, namun jika difahami dalam kaidah ‘arabnya bermakna pemujaan kepada ‘Ali, Hasan, dan Husain. Kini telah banyak beredar di internet postingan-postingan yang mengungkap rahasia di balik lagu ini.
Sementara itu, sebagaimana kita ketahui bahwa Syaikh Misyari Rasyid Alafasy juga mengeluarkan album “Yaa Thaybaa”. Syaikh Misyari Rasyid sendiri merupakan seorang Ahlussunnah yang sangat membenci Syiah.
Maktabah Islam Zulfan Afdh mengungkapkan pemujaan kepada Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husein bin Ali radhiallahu anhum begitu kental ditemukan dalam lagu “Yaa Thaybah” yang dibawakan Hadad Alwi. Hal ini jauh berbeda dengan yang dibawakan oleh Syaikh Misyari Rasyid. Berikut ulasan titik celah perbedaan dari kedua lagu ini.
Pertama, mari kita simak lirik lagu “Yaa Thaybah” versi Syiah yang dibawakan oleh Hadad Alwi berikut:
يَا طَيْبَة يَا طَيْبَة يَا دَوَالْعيَا نَا
اِشْتَقْنَا لِكْ وَالْهَوَى نَادَانَا، وَالْهَوَى نَادَانَا
Yaa thaybah, yaa thaybah, yaa dawal’ayanaa
Isytaqnaa lika wal hawaa nadaana, wal hawa nadaana
يَا عَلِىَّ يَاابْنَ اَ بِى طَا لِبْ
مِنْكُمُ مَصْدَرُ المَوَا هِبْ
يَا تُرَ ى هَلْ ءُرَى لِى حَاجِبْ
عِنْدُكُمْ اَفضَلُل الغِلمَاَنَ اَفضَلُل الغِلمَاَ نَ
Yaa ‘aliy yaa ibna abi thalib
Minkumu mashdarul mawahib
Yaa tura hal ura liy haajib
‘Indakum afdhalul ghilmana, afdhalul ghilmana
اَسْيَادِي الْحَسَنْ وَالحُسيْنِ
اِلَى النَّبِيِ قُرَّ ةْ عَيْنِ
يَا شَبَا بَ الجَنَّتَيْنِ
جَدُّكُمْ صَا حِبُ القُرْ آنَ صَا حِبُ القُرْ آنَ
Asyadiy alhasan wal husaini
Ila annabiy qurrata ‘aini
Yaa syababal jannataini
Jaddukum shahibul qurana, shahibul qurana.
Versi audio visualnya:
Berikutnya, mari kita simak lirik lagu “Yaa Thaybah” Syaikh Misyari Rasyid Alafasy berikut:
يا طيبة يا طيبة يا دوا العيانا
اشتقنالك والهوى نادانا
Ya Taiba Ya Taiba Ya Dawal Aiyyaana
Shtiknaa Lak Wilhawana Daana
Wilhawana Daana
Shtiknaa Lak Wilhawana Daana
Wilhawana Daana
لما سار المركب ناساني
سار والدمع ماجفاني
Lammasaa Rilmarkabnaa Saani
Saaru-ul Dam-ai Maa-Ja-Faani
أخذوا قلبي مع جناني
يا طيبة يا تيم الولهانا
Aakhazu Kalbi Ma Jinaani
Ya Taiba Yaati Malwal Haana
Yaati Malwal Haana
Ya Taiba Yaati Malwal Haana
Yaati Malwal Haana
قبلتي بيت الله صابر
علني يوما لكِ زائر
Qiblaati Baitullahi Saabir Al-Laani Yaumal-Laki Zaayeer
ياتُرى هل تراني ناظر
للكعبة وتغمرني بأمانا
Ya Turah Haltaraani Naazir Lilkaaba Tug Murnib Aamaana
Wa Tug Murnib Aamaana
نبينا أغلى أمنياتي
أزورك لو مرة بحياتي
Nabina Agla Um-Nniyaati
Azur-rak Lov Mar-Rab Hayaati
وبجوارك صلي صلاتي
وأذكر ربي وأتلو القرآنا
Wab-Jiwa-Rak Salli Salaati Wazkur Raab-bi-wat-lul Quraa’na
Wat-lul Quraa’na
Wat-lul Quraa’na
بُشراكِ المدينة بشراكِ
بقدوم الهادي يا بشراكِ
Bushraki-il Madina Bushraki
Bi-Kudumil-Haadi Ya Bushraki
فهل لي مأوى في حماكِ
أتمنى فالنور سبانا
نوركم سبانا
Fa Haal-Li Maawa Fihi Maaki Ataman-Na Fan-Nooru Sabaana
Nooru-Kum Sabana
Nooru-Kum Sabana
Versi audio visualnya:
Lalu, mengapa lagu Hadad Alwi disebut versi Syiah?
Lagu “Yaa Thaybaa versi Hadad Alwi merupakan lagu Syiah yang sangat mengkultuskan Ali, Hasan dan Husein. Sebagai acuan, berikut ini video “Yaa Thaybaa” asli dari agama Syiah:
Selain itu, ada batu karbala pada video klip “Yaa Thaybah” lainnya pada menit 2:49. Batu karbala adalah atribut yang digunakan oleh penganut Syiah ritual mereka. Berikut video klipnya:
Batu karbala terlihat dalam video klip pada menit ke 2:49 berikut:
Mengapa lagu ini terlarang bagi umat Islam?
Lagu “Yaa Thaybah” versi Syiah dan Hadad Alwi terkontaminasi dengan bentuk kesyirikan dan ghuluw. Syirik karena memuji Ali, Hasan dan Husein radhiallahu anhum melebihi taraf normal sampai pada titik pengagungan laksana Tuhan. Ghuluw karena sastra yang dibawakan tidak seharusnya disandarkan kepada manusia.
Di mana letak penuhanannya?
Ada pada 3 kalimat berikut:
Pertama,
يَا دَوَالْعيَا نَا
اِشْتَقْنَا لِكْ وَالْهَوَى نَادَانَا، وَالْهَوَى نَادَانَا
Yaa dawal’ayanaa
Wal hawaa nadaana, wal hawa nadaana
Artinya:
Wahai penyejuk mata kami. Kami telah merindukanmu dan hawa itu telah memanggil kami, dan hawa itu telah memanggil kami.
Kedua,
يَا عَلِىَّ يَاابْنَ اَ بِى طَا لِبْ
مِنْكُمُ مَصْدَرُ المَوَا هِبْ
Yaa ‘aliy yaa ibna abi thalib
Minkummashdarul mawahib
Artinya:
Wahai Ali,wahai putera Abi Thalib darimu lah sumber keutamaan.
Ketiga,
يَا تُرَ ى هَلْ ءُرَى لِى حَاجِبْ
Yaa tura hal ura liy haajib
Artinya:
Wahai engkau yang dilihat (maksudnya ‘Ali pada baris sebelumnya), apakah tirai menjadi penghalang bagiku (dari melihatmu).
Sungguh jika dilihat pada tiga kalimat di atas, nyatalah mereka kufur kepada Allah. Tidak ada kerinduan mereka kepada Allah, mereka tidak ingat kepada Allah ketika mengucapkan kalimat-kalimat itu. Seakan-akan semua hidup dan mati hanya dipersembahkan untuk keluarga ‘Ali dengan melupakan Allah.
Bagaimanapun, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Di dalam nyanyian itu sampai disanjung sebegitu, dianggap, dari Ali lah sumber anugerah-anugerah atau bakat-bakat atau keutamaan-keutamaan. Ini sangat berlebih-lebihan alias ghuluw.
Rasulullah Shalallahu alaihi wassallam bersabda: “Jauhilah olehmu ghuluw (berlebih-lebihan), karena sesungguhnya rusaknya orang sebelum kalian itu hanyalah karena ghuluw –berlebih-lebihan– dalam agama.” (HR Ahmad, An-Nasaai, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, dari Ibnu Abbas, Shahih)
Bahkan Nabi Shallallahu alaihi wassallam sendiri melarang kita, umatnya, agar jangan terlalu berlebihan memuji dan memuja diri beliau. Pada diri beliau yang mulia saja terlarang, apalagi pada diri orang lain, tentu hal itu dilarang keras. Beliau bersabda:
“Janganlah kalian memuji/menyanjung aku secara berlebihan, sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah ‘hamba Allah dan Rasul-Nya” (HR. Al-Bukhari (no. 3445), at-Tirmidzi dalam Mukhtasharusy Syamaa-il al-Mu-hammadiyyah (no. 284), Ahmad (I/23, 24, 47, 55), ad-Darimi (II/320) dan yang lainnya, dari Sahabat ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu)
Telah bercerita kepada kami Al Humaidiy telah bercerita kepada kami Sufyan berkata, aku mendengar Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu bahwa dia mendengar ‘Umar radliallahu ‘anhu berkata di atas mimbar, “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda: ‘Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mengkultuskan) sebagaimana orang Nashrani mengkultuskan ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah ‘abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya”). (HR. Bukhari)
Rasulullah, wahai orang yang terbaik di antara kami dan putera orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid kami dan putera sayyid kami!’ Maka seketika itu juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai manusia, ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan! Jangan kalian terbujuk oleh syaithan, aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat (menyanjung)ku di atas (melebihi) kedudukan yang telah Allah berikan kepadaku.” (HR. Ahmad (III/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlussunnah wal Jamaa’ah (no. 2675). Sanadnya shahih dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu)
Ali radhiallahu anhu sendiri pernah disikapi seperti itu. Abdullah bin Saba’, pendeta Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam, bekata kepada Ali: “Engkau lah Allah”. Maka Ali bermaksud membunuhnya, namun dilarang oleh Ibnu Abbas. Kemudian Ali cukup membuangnya ke Madain (Iran). Dalam riwayat lain, Abdullah bin Saba’ disuruh bertaubat namun tidak mau. Maka ia lalu dibakar oleh Ali (dalam suatu riwayat). (lihat Rijal Al-Kusyi, hal 106-108, 305; seperti dikutip KH Drs Moh Dawam Anwar, Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI Jakarta, cetakan II, 1998, hal 5-6)
Rupanya antek-antek Abdullah bin Saba’ kini berleluasa menyebarkan missinya. Kelompok yang oknum-oknumnya diakui sebagai para pendukung tersebarnya aliran sesat di Indonesia itu juga merupakan kelompok yang ghuluw dalam menyanjung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya adalah nyanyian mereka dalam pengajian-pengajian yang dikenal dengan nyanyian Ya Robbi bil Mushtofaa yang juga salah satu lagunya Hadad Alwi.
Adakah fatwa Ulama tentang lagu ini?
Tentang lagu ini sudah dikomentari oleh Syaikh Sholih Ibn Sa’ad Al-Suhaimi dan Syaikh Ubad Al-Jabri yang dapat dibaca di http://alfirqatunnajiyyah.blogspot.com/2012/02/yaa-thoybah.html
Selain lagu “Yaa Thaybah” ini, lagu-lagu Hadad Alwi yang lainnya juga banyak mengandung unsur Syiah seperti “Ya Rabbibil Mustafa”, “Ummiy”, dan bahkan dalam videonya juga terdapat batu karbala yang digunakan sebagai atribut ritual Syiah sebagaimana dalam video klip “Yaa Thaybah” di atas. Wallahu’alam.
(banan/arrahmah.com)
Subscribe to:
Posts (Atom)