Inilah Jalan Sufi Headline Animator
Pencerahan Bid'ah
Tuesday, July 23, 2019
Arabic Keyboard
https://www.yamli.com/arabic-keyboard/
http://www.arabic-keyboard.org/
https://gate2home.com/Arabic-Keyboard/Translate#lang=en&t=
https://www.google.com/inputtools/try/
http://www.easyarabictyping.com/
http://www.easyhindityping.com/arabic-to-english-translation
Doa Abu Hassan Assyazili yg diajar oleh baba Ismail sepanjang
Monday, July 22, 2019
Mengapa wahabi membenci serban
Habis hadis-hadis serban dipertikai. Maklumlah, kaum Wahhabi di Saudi memang tak pakai serban. Menurut Ustaz Taib lagi, hal ini ialah salah satu daripada agenda Yahudi. Mereka mahu melondehkan imej ulama Islam kononnya serban dan jubah bukan sunnah. Padahal dalam masa yang sama musuh-musuh Islam ini sangat mementingkan imej manusia selain ulama. Semuanya perlu ada imej tersendiri. Contohnya tukang masak, lihat pakaian mereka di seluruh dunia.
Betul juga kata Ustaz Taib Azamuddin. Aku lihat pakaian sukan bukan main dititik-beratkan di seluruh dunia. Entah boleh entah tidak berseluar panjang dalam perlawanan bola sepak, tennis, lumba basikal dan lain-lain di peringkat antarabangsa. Lihat pula pakaian mereka (kita pun sama kini) ke majlis-majlis makan malam, anugerah, mesyuarat dan sebagainya. Kadang-kadang kalau tidak pakai tali leher tak boleh masuk. Tak pakai kot hitam tak boleh masuk. Tapi kalau pakaian para ulama Islam zaman-berzaman, mereka perlekeh semahu-mahunya. Ada pula orang-orang Islam sendiri yang menyokong.
Akhirnya ulama sudah tidak ada imej. Kata Ustaz Taib, kini ustaz-ustaz mula jadi tukang masak sahaja dalam rancangan-rancangan televisyen. Itulah taraf ustaz-ustaz kita. Katanya lagi, hanya ada seorang ustaz saja yang dibenarkan memakai serban di televisyen… iaitu ustaz Harjit Singh Hulon- pembaca berita.Sumber: http://halaqah.net/v10/index.php?action=printpage;topic=2481.0
Foto atau lukisan di sebelah menunjukkan cara dan kebiasaan Rabbai Yahudi dulu-dulu memakai kerudung. Hal ini turut menjadi cara pakaian penganut Wahhabi dimana-mana sebagai identiti mereka. Ini mengesahkan lagi ajaran ini mempunyai perkaitan dengan budaya Yahudi yang dibawa oleh Bani Saud dari Najad. Walau pun yang lain memakai hanya ikut-ikutan termasuk memakai egal (yang menggantikan lilitan serban di kepala yang menjadi syiar para ulama' sejak sekian lama) ternyata kemiripan kerudung dengan pakaian para Rabbai Yahudi Klasik begitu jelas sekali.
Yahudi sejak dulu meletak kain kerudung sebagai simbol atau syiar Bani Israel. Hari ini wahhabi atau salafi melarang penggunaan serban yang dililit dikepala atas alasan dangkal yang kononnya tiada satu hadith pun yang sahih bahawa pemakaian serban tersebut adalah sunnah melainkan dhaif semuanya. Rasanya umat Islam tiada masalah dengan gaya wahhabi yang hanya berkerudung ini tetapi janganlah pula melarang orang Islam lain memakai serban.
Tidak cukup dengan itu, tuduhan bid'ah mereka lemparkan kepada yang mengamalkan hadith dhaif atas Fadhail Amal tanpa putus-putus dalam ceramah mereka. Mengundang tindak balas secara lebih agresif kaum Muslimin lain yang tidak sehaluan dengan mereka. Telah menjadi baja kepada perpecahan ummah sekiranya Wahhabi Salafi tidak berhenti membid'ahkan umat Islaim lain.
Sunday, July 21, 2019
ANDA ANGGAP RASULULLOH ITU MANUSIA BIASA ?
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab “Aku Adam, ayah sekalian manusia”
“Apa yang engkau inginkan?”
“Aku ingin membawa kabar gembira. Bahagialah engkau wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Sayyidil Basyar” (Pemimpin Manusia)”
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Tsits”
“Apa yang engkau inginkan”
“Aku ingin menggembirakanmu, bergembiralah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibut Ta’wil wal Hadits” (Pemilik Ta’wil dan Hadits)”
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Idris”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyir Ro-iis” (Nabi Pemimpin)”.
Pada bulan keempat datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Habiballah (Salam untukmu wahai Kekasih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Nuh”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibun Nashri wal Futuh” (Pemilik Pertolongan dan Kemenangan)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Hud”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bergembiralah wahai ibu Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibusy Syafa’ah fil yawmil Masyhud” (Pemilik Syafaat di Hari persaksian/ Hari kiamat)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Ibrohim AlKholil”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Jalil” (Nabi yang Agung)”.
Pada bulan ketujuh datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya manikhtaarohullah” (Salam untukmu wahai orang yang telah dipilih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isma’il Adz-Dzabih (Yang disembelih)”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Malih” (Nabi yang Elok)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Musa putra Imran”
“Apa yang engkau inginkan”
“Kabar gembira Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Man Yunzalu ‘alaihil Qur’an” (Orang yang akan diuturunkan padanya Al-Qur’an)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isa putra Maryam”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Mukarrom wa rosulil mu’adhom” (Nabi yang dimuliakan dan Rasul yang diagungkan)”.
“Wahai Aminah … sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rosululloh saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Alloh swt.”
“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih Alloh swt Pencipta Alam Semesta.”
”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Alloh Adam as, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Alloh untuk menemanimu.”
“Aku adalah istri Nabi Alloh Ibrohim as yang diperintahkan Alloh swt untuk menemanimu.”
”Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Alloh untuk menemanimu.”
”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rosululloh.”
“Yaa Jibril … serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rosul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.
“Allohu Akbar ... Allkhu Akbar ... Wal-Hamdulillahi katsiro, wasubhanallohi bukrotan wa ashila...”
Tidaklah Kami MENGUTUS Engkau (Muhammad) Melainkan Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam (Al-Anbiya)
Semoga Engkau bangkitkan kami dalam barisan yang sama bersama Rasul kami Ya Habibi Yaa Rasulullah
Tuesday, July 16, 2019
Saturday, July 13, 2019
Perbuakan antara salafi wahabi dan aswaja
Suatu ketika di sebuah warung kopi ustadz jawaz dan Mukidi ngopi bareng
Mereka duduk dipojokan lalu terjadilah dialog sebagai berikut.
Jawaz:” Ahlul Bid’ah Memang Selalu ngeyèl.. sudah tahu arti dari Hadits Kullu itu maknanya Setiap,, Masih aja berdalih kalo maknanya adalah sebagian.. Pake membaginya menjadi hasanah dan sayyiah lagi.. Dasar bodoh…!!
Mukidi : “hadeuh.. Lo Waz..Ini dari tahun satu ampè gini hari… Yg laèn udah pada terbang kebulan… lo masih sibuuuuk aje ngebahas kullu itu maknanye setiap atau sebagian…
Jawaz :”Tp bener kan ? .. Arti Kullu itu maknanya Setiap bukan sebagian ?
Mukidi :” Sebenarnya anè males bahasnya Waz.. Kan udah puluhan kali hadits itu di kaji dengan berbagai Disiplin ilmu dari Nahwu,,Ma’ani,bayan sampai Mantiqnya,, Masa masih belum faham juga sih ??
Jawaz :”Iyèe tapi kan Itu cuma menurut pendapat Ulama-ulama Aswaja saja
,, yang namanya pendapat ulama pasti beda-beda. Kecuali Al Qur’an dan hadist..tuh baru ok ..
Mukidi : ” Oooh jadi ceritanye lo pengen dalil yang dari Al Qur’an Langsung ye ?
Abu Tsani :”kuntul ga sekolah " bener, Gak saleh., coba ente tunjukin kalo emang entè punya…!!
Mukidi :” wookeee .. Buka tu kuping lo Lebar-lebar ye…
Di dalam Al -Qur’an ada ayat yg begini bunyinya:
وجعلنا من الماء كل شيء حي أفلا يؤمنون
Lo tau artinya??
Jawaz: ntar ana buka dulu di google.. Oh ya ni Terjemahanya :”Dan telah Kami jadikan dari Air SETIAP sesuatu yang hidup Apakah kamu masih tidak beriman ?.”
Mukidi: "Nah sekarang lo yaqin dengan Ayat Itu ?
Jawaz :”Ya pasti yaqin lah…
Mukidi :”ape lo jg yakin klo arti KULLU dalam ayat itu artinya SETIAP ?
Setiap mahluq yg hidup diciptakan dr Air ?… Baik air yg sudah menjadi Mani atau Air saripati bumi yg diserap tumbuhan ?
Jawaz :”Percaya 2000% …kan dari qur'an..
Mukidi: “Tanpa Kecuali ?
Abu Tsani :”dalam Ayatnya juga nggak ada kata kecuali”
Mukidi :” siip, ..baek klo gitu Sekarang gue Mau Tanya Sama situ ..
Apakah nabi Adam, IBLIS ,Malaikat dan Jin juga diciptakan dari Air ??
Jawaz :”….(merenung sambil ngelus jidatnya) ..ya tentu Tidak… iblis tercipta dari Api, malaikat dari Nur/cahaya….
Mukidi :” Berarti Kullu dalil diatas itu artinya Setiap tapi Maknanya Sebagian toh ??
karena didalam Ayat laen
قل آنا خير منه ﺧﻠﻘﺘﻨﻲ ﻣﻦﻧﺎﺭ ﻭﺧﻠﻘﺘﻪ ﻣﻦ ﻃﻴﻦ
artinya :”Iblis menjawab, “Aku lebih baik daripadanya(Adam), karena Engkau ciptakan aku dari API,sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” QS. Shad:76.
Jawaz :”Ane baru tahu ternyata ada ya. . Dalil Al Qur’an yg maknaya Sebagian hehehe..
Mukidi : “Haaalah dasar pajero(panjang jenggot tp otak separo) lo.…dikasih tahu malah cengar cengir.. Sekarang gimane ?.. masih tetep gak Percaya ma kebenaran tentang Bid’ah Hasanah ??
Jawaz: Tapikan amalan kaya tahlilan, yasinan dll yang dilakuin aswaja g dilakuin ama nabi dan para sahabat.
Bknkah itu menyelisihi Nash to akhy..??
Mukidi: " Beralih lg pembahasannya..
Baik, gue akan ngajiin lo dikit..
Tidak melakukan itu dalam ushul fiqih disebut " At- Tarku", Jika cuma gara² tidak dilakukan nabi/ sahabat dihukum haram..bagaimana dengan kaidah fiqih berikut bro..
ما دخله الاحتمال سقط به الاستدلال
Dalil yang mengandung beberapa kemungkinan tidak bisa lagi dijadikan dalil (untuk salah satu kemungkinan saja tanpa ada dalil lain)".
Paham lo was???
Jawaz: blasss.. (Sambil ngelus jenggotnya yg awut²an)
Mukidi: gini perkara yg sifatnya umum seperti bid'ah itu harus diperinci jangan dipukul rata..Imam asy-Syafi'i mengatakan:
كل ما له مستند من الشرع فليس ببدعة ولو لم يعمل به السلف
Setiap perkara yg memiliki sandaran dari syara' bukanlah bid'ah meskipun tidak pernah dilakukan oleh ulama salaf."
Jadi patokan bid'ah atau tidak bukan pada pernah atau tidaknya dilakukan nabi/sahabat Waz...
Jawaz: klo nabi/ sahabat nggak nglakuin itu artinya perkara tersebut dilarang akhy.. Klo baik pasti Nabi/sahabat dah paling depan ngelakuinnya.. Tul nggak???
Mukidi: lo ini udah item, ngeyelan lg.. kaidah ushul fiqh:
تَرْكُ الشَّىْءِ لاَ يَدُلُّ عَلَى مَنْعِهِ
"Tidak melakukan sesuatu tidak menunjukkan bahwa sesuatu tersebut terlarang".
At-tark /tidak melakukan bukan berarti menunjukkan keharaman atau kemakruhannya. Jadi at-tark saja tidak menunjukkan keharaman sesuatu jika disertai nash lain yg menunjukkanya.
Jawaz: " contohnya..??? "
Mukidi: klo gue bisa ngasih contoh, gue kerok y jidat gosong lo.. Bagaimana.??
Jawaz: " Ga usah banyak alasan.. Bisa nggak???
Mukidi: " Contohnya Tahlilan.. Walau rosul/ sahabat tidak melakukan acara tahlilan karena tahlilan itu sendiri adanya di Indonesia dengan mengadopsi adat budaya Indonesia bukan budaya Arab untuk di jaman ini.
Jawaz: " Terus.....
Mukidi: " Tahlilan artinya membaca kalimat tahlil dengan cara bersama².. Apakah itu bid'ah.. Dan sesat???
Padahal mebaca kalimat tahlil sangat dianjurkan oleh rosul.
Jawaz: " Iya ana paham kalo membaca tahlil itu memang dianjurkan.. Tapi kenapa harus bersama-sama.??
Mukidi: " Terakhir nih ye.. Baca tahlil sendiri lo bilang boleh, tapi kalo bersama-sama kok lo nglarang.. Bukankah dzikir itu perkara yang baik, klo dilakukan bersama² kenapa jadi haram Waz..???
Jawaz:" Bener juga antum...
Mukidi: " Sini gue kerokin tuh jidat lo.. Biar otak lo nggak item Kya jidat lo..
Jawaz": enak aja.. Nih tanda hasil ana sujud akhy.. Klo dikerok ntar nggak ada yg ngakuin ana ahli sujud...
Mukidi: " Ahli sujud kok dijidat.. Harusnya disini nih.. (Sambil nunjukin dada)... Ya udah minggat sono.. Gue neg lihat lo.. Dah ngeyelan pekok lg..
Jangan lupa kopi lo bayarin.. Jangan ngutang mulu..
Setelah membayar kopi....Jawazpun pergi dengan perasaan galau.. Sambil bergumam.. " Ana ini ustadz.. Kok malah diceramahin orang stres.. Apa ana lebih goblok dari dia ya..????
Sekian.!!
berwajah sufi Ini adalah antara penyakit Umat akhir zaman
Ada orang berakal, tapi tidak beriman..
Ada yang berlidah fasih, tapi berhati lalai..
Ada yang khusyuk, tapi hati berkecamuk ....
Ada yang ahli ibadah, tapi mewarisi kejahilan..
Ada yang ahli maksiat, tapi rendah hati bagaikan sufi..
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, dan..
Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat..
Ada yang murah senyum, tapi hatinya mengumpat..
Ada yang berlisan bijak, tapi tak memberi teladan..
Ada pezina, yang tampil jadi bintang..
Ada yang punya ilmu, tapi tidak paham..
Ada yang paham, tapi tidak mengamalkannya..
Ada yang pintar, tapi berkelakuan bodoh..
Ada yang bodoh, tapi tak tahu diri..
Ada yang beragama, tapi tidak berakhlak..
Ada yang berakhlak, tapi tidak ber-Tuhan.
Friday, July 12, 2019
KATA-KATA HIKMAH PARA SUFI
KATA-KATA HIKMAH PARA SUFI
001). Org yg Alim Billah itu ialah org yg mengenal Dzat Allah, Sifat2Nya dan AsmaNya, serta Af’alNya. Allah menyertai ilmunya dan mereka amalkan dengan tekun apa yang mereka ketahui tanpa cacat.
002). Mustahil orang yang memusuhi ilmu Tasawwuf, Sufi dan Tarekat mampu berbicara tentang Sufi dengan adil dan betul, tidak ubah seperti orang yang tidak pernah berkahwin mahu berbicara tentang kenikmatan hubungan suami isteri. Masakan ia mampu!
003). Kosongkan hati dalam berbagai keinginan, kosongkan fikiran dari khayalan dan lamunan, kerana dalam kekosongan itu terkumpul segala kenikmatan.
004). Laksana burung, roh terkurung dalam sangkar. Kerana sangkar itu kuat maka burung terpaksa terkurung di dalam sangkar yang sempit dan menyiksa. Sebaliknya kalau burung lebih kuat dari sangkar, burung akan dapat memecahkan sangkar dan dapat terbang bebas ke seluruh alam. Demikianlah kalau roh kita lebih kuat dari nafsu dan syaitan, roh dapat menundukkan nafsu dan syaitan. Saat itu bukan jasad lagi yang menguasai roh tetapi roh yang menguasai jasad lahir. Roh akan bebas melakukan kehendaknya mentaati perintah Allah swt. Roh akan terbang bebas kemana-mana dan dpt merasakan perkara2 ghaib.
005). Bagaimana perjalanan insan bermakrifatullah? Allah memperlihatkan kekuasaanNya kpd insan2 terpilih termasuk rahsia2 Nya dlm tubuh badan manusia itu sendiri. Bagaimana kita mahu melihat kekuasaan Allah dlm tubuh badan kita itu? Berbaliklah pada usul,disitu kamu akan mendapati asalnya manusia itu dari Zat, Sifat, Asma' & Af'al Allah semata. Disinilah ahli makrifat akan bersikap melebur diri. Maka bermulalah perjalanan makrifatullah dimana segala rahsia hijab ketuhanan akan terbuka (makam RASA). Setelah mengenal Zat, Asma’, Sifat & Af'al Allah,maka berlakulah penyatuan Allah dlm diri. AKU ADALAH KAU… KAU ADALAH AKU… Makanya bermula perjalanan kewalian seseorang insan itu. BICARA PERINTAH YG BERSERTA....BARANG BICARA BARANG JADI.... InsyAllah…
006). Utk mendapatkan apa yg kamu cintai, kamu mestilah terlebih dulu bersabar dgn apa yg kamu benci.
007). KENAPA 'AKU DI BUNUH?’: Kemungkinan inilah keluhan dan rintihan Sufi Mistik Mansur al-Hallaj lantaran menjadi persoalan dan rahsia yang paling dikehendaki dalam peristiwa sejarah pembunuhan dirinya. Allah mengizinkan sesuatu itu berlaku semestinya dgn sebab. Mungkin juga sbg tanda RahsiaNya. Begitulah juga, sama halnya dengan apa yang terjadi kepada Empat Sahabat Nabi saw yang ternama iaitu Saiyidina Abu Bakar as-Syiddiq, Saiyidina Omar Ibnul Hattab, Saiyidina Othman Ibni Affan dan Saiyidina Ali Ibni Abi Tholib r.a yang ternyata semuanya syahid dibunuh. Manusia2 hebat yang telah mencapai ketinggian derajat di sisi Allah ini, mengapakah cara matinya membawa seribu pertanyaan atau ada yang menganggapnya kehinaan di mata dunia? Bukankah mereka itu pejuang Islam? Apakah tidak pantas kalau matinya dengan cara yang mulia?
008). Para Ulama telah mengajarkan bagaimana cara menghilangkan hijab2 yang menutupi hati kita. Salah satunya adalah dengan berfikir mengenai penciptaan langit dan bumi. Ketika manusia berfikir sambil merenungi penciptaan langit dan bumi, ia akan semakin yakin akan keagungan Allah swt. Di dalam segala sesuatu terdapat tanda2 yang menunjukkan keesaan Allah swt. Semakin memikirkan keagungan Allah, kita akan semakin menganggap diri ini kecil. Kita akan semakin merasakan bahwa penciptaan langit dan bumi lebih dahsyat dari penciptaan manusia. Ketika menyelam dalam perenungan ini, kita akan menjadi tahu bahwa alam dan segala isinya adalah baru yang sebelumnya tidak ada. Alam raya ini akan hancur dan pada akhirnya semua manusia akan mati. Ketika memikirkan kematian, kita akan mengetahui hakikat dunia. Sesungguhnya dunia itu amatlah remeh dan sedikit. Dunia adalah ladang akhirat. Semakin dalam kita berfikir, kita akan semakin menganggap bahwa dunia ini tidak bernilai. Berfikir dan merenungi ciptaan Allah merupakan salah satu dari perintah-perintah-Nya. Allah berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda2 bagi org2 yg berakal”.
009). “Ketahuilah bahawa (yg dikatakan) kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah (bawaan hidup yg berupa semata2) permainan dan hiburan (yg melalaikan) serta perhiasan (yg mengurang), juga (bawaan hidup yg bertujuan) bermegah2 di antara kamu (dgn kelebihan, kekuatan, dan bangsa keturunan) serta berlumba2 membanyakkan harta benda dan anak pinak; (semuanya itu terhad waktunya) samalah seperti hujan yg (menumbuhkan tanaman yg menghijau subur) menjadikan penanamnya suka dan tertarik hati kpd kesuburannya, kemudian tanaman itu bergerak segar (ke suatu masa yg tertentu), selepas itu engkau melihatnya berupa kuning; akhirnya ia menjadi hancur bersepai dan (hendaklah diketahui lagi bahawa) di akhirat ada azab yg berat (di sediakan bagi golongan yg hanya mengutamakan kehidupan dunia itu), dan (ada pula) keampunan besar serta keredhaan dari Allah (disediakan bagi org2 yg mengutamakan akhirat). Dan (ingatlah, bahawa) kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan bagi org2 yg terpedaya.”
010). Ada orang, masa susah sahaja baru dia ingat kepada Allah swt. Masa ada sesuatu hajat, baru dia mencari Allah swt. Semasa dia kaya, semasa dia ceria, dia lupa pada Allah swt, malah bongkak pula kepada Allah swt. Siapakah antara kita yang berusaha yang sentiasa menjaga hubungannya dengan Allah swt? Atau sebenarnya kita ini, langsung tidak merasakan keterikatan kita dengan Allah swt? Adakah kita nampak, Allah swt itu di Masjid sahaja? Adakah di Masjid sahaja kita baru sibuk menjaga hubungan kita dengan Allah? Bagaimana di pejabat? Bagaimana di sekolah? Bagaimana di tempat anda berada sekarang? Adakah anda merasai keterikatan anda dengan Allah swt? Hubungan dgn Allah swt ini, adalah hubungan yang unik. Hal ini kerana kita berhubungan dengan Allah yang ghaib dari pandangan kita. Tetapi untuk manusia yang beriman dia akan sentiasa merasakan bahawa Allah swt itu amat dekat dengannya. “Dan demi sesungguhnya, Kami telah mencipta manusia dan Kami sedia mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, sedang (pengetahuan) Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Surah Qaaf ayat 16). Hatta, yang kita bisikkan dalam hati pun Allah mengetahuinya.
011). Langkah dalam memahami dan menghayati Tauhid bermula dengan memahami dan menghayati 'Tauhidul Af'al' yakni mengesahkan Allah pada setiap perbuatan dan laluan. Kemudian naik kepada Tauhidul Asma’wal Sifat. Mengesahkan Allah pada setiap nama-nama dan sifat. Dan akhir sekali Tauhidul Zat. Mengesahkan Allah pada zat Nya yang wajibul wujud. Sekalian makhluk dan ciptaan Nya adalah mumkinat wujud, wujud yang mungkin.
012). Saat awal kita akan alami kesakitan ialah saat Malaikat menjenguk dan mula mencabut keluar roh dari jasad kita”. Allahumma Ya Allah, tetapkan hati kami dengan 'La ilaaha illa Allah’ semasa roh meninggalkan jasad kami!
013). Wahai hamba! Kedekatan di dalam solat itu adalah di dalam sujud, dan kedekatan dalam berzikir itu apabila tunduk hati mu khusyuk terhadapNya. Kedekatan itu menghampiri mu ketika kamu taat dan patuh kepadaNya. Kedekatan itu hampir kpdmu apabila engkau mengakui dosa dan salah mu di hadapan Allah dan kamu segera bertaubat dan beristighfar. Kedekatan itu adalah ketika engkau membuang syirik dari hati mu yakni engkau melihat Allah yg menjadikan mu dan barang yg engkau perbuatkan. Wahai hamba! Engkau akan diuji dengan kenikmatan kelapangan, kesusahan dan kesempitan, ini adalah ibarat batu pengasah kepada pisau. Pisau akan bertambah tajam apabila diasah. Hendaklah hatimu itu semakin hampir kepada Allah apabila diuji dengan nikmat atau pun dalam keadaan kamu diuji dengan kesusahan. Berbaik sangkalah kamu terhadap Allah, Allah mengikuti sangkaan mu terhadapNya. Telanlah ubat itu biarpun pahit, bersabarlah dengan pahitnya ubat itu, kerana ia adalah doktor pakar yg mengetahui hal keadaan pesakitnya, Dialah Allah Yang Maha Mengetahui hal keadaan mu dan pilihanNya keatas mu itu adalah sebaik baik pilihan, biarpun engkau masih tidak dapat melihat di manakah kebaikan itu.
014). Ilmu itu cahaya dpd Allah, memancar ke luar melahirkan 'amal', memancar ke dlm melahirkan ‘iman'.
015). Maksud 'khalwat' pada pandangan golongan Sufi ialah belajar menetapkan hati, melatih jiwa dan hati itu agar berkekalan ingat kpd Allah dan dgn demikian tetap berpanjangan memperhambakan diri kpd Allah.
016). Jangan patahkan sayap burung dan mengharapnya terbang. Jangan patahkan hati dan mengharap nya bercinta. Jangan kecewakan jiwa dan mengharapnya gembira. Jangan melihat keburukan org dan mengharap org melihat kebaikan kamu. Jangan menghukum org dan mengharap org memihakkan kamu. Jangan bermain api dan mengharap tidak terbakar diri. Hidup ini adalah perjalanan yang perlu bertolak ansur. Kamu tidak seharusnya mengharap hanya kebaikan dan menolak keburukan semata. Adakah benar ianya berlaku? Ya! Tapi jangan biarkan ia menjadi alasan utk terus melakukannya walaupun kamu tahu ianya salah. Adalah tidak adil bagi kamu menyalahkan kehidupan mu tentang apa yg berlaku. Hanya kamu yg tidak berhati hati dan berfikir.
017). Seorang miskin yang dekat dengan Allah adalah 'lebih kaya dan mulia' daripada seorang kaya tetapi jauh dari Allah.
018). Dosa orang awam adalah memandang dosa zahir batin dan bermaksiat. Dosa orang khawas adalah lalai hati dari ingat Allah. Dosa orang khawas al khawas nampak dan memandang wujud lain selain Allah.
019). Tubuh itu adalah teladan. (yang patut diikut) nyawa, nyawa itu teladan Muhammad dan Muhammad itu teladan Allah, demi tiada yang lain daripada itu. Adapun nyawa kita itu adalah tubuh Muhammad dan tubuh kita ini adalah rupa Muhammad: “Ana Abul-Arwah wa Adam Abu Basyar” sedang Muhammad itu adalah ilmu Allah tiada lain rupa Muhammad itu. Inilah rupa Allah yang menzahirkan Muhamad itu sebagai ilmuNya: “Khalaqal-Allahu Adam 'ala Shuratihi” (Maha Suci Allah Taala daripada bersifat makhluk, 'laisa kamitslihi syai'-Berhati2lah apabila membicarakannya, lantaran ia terlalu sulit dan dalam). Jangan berasa syak lagi pada hati mereka itu berupa amanat Allah fardhu Al-Haq Taala itu di tengah otak , di dalam otak itu Mani, di dalam Mani itu Budi (Akal ), di dalam Budi itu Nafas, di dalam Nafas itu Roh, di dalam Roh itu Jauhar, di dalam Jauhar itu Nur, di dalam Nur itu Sirr dan di dalam Sirr itu ALLAH ALLAH ALLAH ALLAH.
020). Ketika melihat pada sesuatu, namun pandangan tertuju pada Allah di balik sesuatu, maka itulah 'Pandangan Syahadah' namanya. Iaitu Pandang Syuhud pada Syahadatullah sebagai inti dari Tasawwuf.
021). Tiga Jenis Hati: Pertama Qalbun Mayit: Hati yang mati. Teguran dibalas dengan cacian. Dambakan kuasa dan harta. Cintakan dunia dan takutkan mati. Hati gelap. Kedua Qalbun Salim: Hati yang sejahtera. Beriman sepenuhnya kepada Allah dan Rasul. Suka kpd teguran dan benci kepada pujian. Sentiasa untuk Allah dan ketiga Qalbun Maridh: Hati yang sakit. Banyak buat maksiat tapi masih boleh diubati. Masih boleh menerima teguran dan ada usaha ke arah kebaikan.
022). Terdapat empat (4) Kiblat Ma'rifat iaitu, pertama kiblat tubuh iaitulah kaabah Allah, kedua kiblat hati iaitu Rohul Amar yang diibaratkan ainul yaqin (nyata yg sebenar2nya), ketiga ialah kiblat nyawa iaitu Robul Qudsi yg diibaratkan ilmul yaqin (tahu yg sebenar2nya) dan keempat ialah kiblat rahsia (Sirr) iaitu Rohul Amin yg diibaratkan haqqul yaqin (benar yg sebenar2nya, qadim lagi baqa’)
023). Usahlah berbicara berapa banyak ayat ayat Al Quran yang telah kamu hafal tetapi biarlah mereka nampak Al Quran di dalam perbuatan kamu, memberi makan pada yang kelaparan, memberi pakaian pada yang memerlukan, belas kasihan pada anak2 yatim piatu, memaafkan pada yang telah membuat kesilapan dan berbakti pada kedua ibubapa kalian. Ianya bukan berapa banyak pencapaian kamu pada Al Quran tetapi berapa banyak Al Quran di dalam dirimu.
024). Pengertian ilmu Tasawwuf pada syariat adalah Akhlak. Sedangkan pada ilmu kesufian hakikat Tasawwuf adalah Ta(ت) Sa(س) Wau(و) Fa(ف). Maksudnya: Ta(ت) adalah daripada kalimat Taubat . Iaitu harus bersih/suci daripada dosa, dgn cara Taubat Zahir dan Taubat Bathin. Apabila seseorang itu tidak melakukannya dengan sebenar Taubat, maka tidak akan didapat tentang hakekat kesucian. Sa(س) adalah daripada kalimat Saffa (tenang/sejahtera). Adalah orang-orang yang sudah dibersihkan/disucikan hati dan pusat hatinya oleh Allah. Wwu(و) adalah daripada kalimat Wilayah (maqam). Maksudnya ialah suasana kesucian dan keaslian pecinta2 Allah dan para sahabat2Nya. Keadaan ini bergantung kepada kesucian bathin. Fa(ف) adalah daripada kalimat fana (lenyap diri sendiri dalam ketiadaan). Maksudnya diri yang palsu akan hancur dan hilang apabila sifat-sifat yang suci memasuki seseorang, dan apabila sifat2 serta kepribadian yang banyak menghalang tempatnya akan digantikan oleh satu sahaja yaitu sifat Keesaan.
025). Petunjuk Allah dan Rasul ttg jalan utk mengenal Allah. Dalil Naqli dpd hadith2 qudsi: “Sesungguhnya sesiapa yg mengenal dirinya sungguh telah mengenal Tuhannya, dan sesiapa yg telah mengenal Tuhan nya binasalah dirinya dan nyatalah Tuhannya. Sesungguhnya manusia itu adalah rahsiaKu dan Aku lah Rahsianya. (Firman Allah). Dari kata-kata Sahabat dan Ulama: Syaidina Ali r.a berkata: “Aku kenal Tuhanku dgn Tuhanku”. Kata-kata Hikmah Ulama/Irsyadat: “Utk mengenal Allah hanyalah dgn Allah utk mengenal Yang Maha Ghaib hendaklah dgn Yang Ghaib juga”. Dalil Naqli dpd ayat-ayat Al-Quran pula (Surah Ad Dhuhar Ayat 29): “Sesungghnya ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yg mahu hendaklah ia menjadikan ini suatu jalan untuk menuju Tuhannya”. (Surah Al Ankabut Ayat 69): “Dan org2 yg berjihad untuk Kami, akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan2 Kami”. (Surah Al Fusilat Ayat 53): “Akan kami perlihatkan kepada mereka nanti, bukti2 Kekuasaan Kami diseluruh penjuru alam dan bahkan pada diri mereka sendiri… (Surah Al Kahfi Ayat 110): “Org yg berharap ingin menemui Tuhannya hendaklah melaksanakan amal soleh dan tidak boleh menyengutukan apapun dalam beribadah kpd Tuhannya”. (Surah Yusuf Ayat 108): “Katakanlah inilah jalanku. Aku mengajak kamu menuju Allah dgn pandangan batin”.
026). Orang yang bermujahadah pada jalan Allah SWT dengan cara menuntut ilmu, mengamalkan ilmu yang dituntut, memperbanyakkan ibadah, berzikir, menyucikan hati, maka Allah swt akan menunjukkan jalan dengan memberi taufik dan hidayah sehingga terbuka kepadanya suasana berserah diri kepada Allah swt tanpa ragu ragu dan redha dengan lakuan Allah swt. Dia dibawa hampir dengan pintu gerbang makrifat dan hanya Allah SWT sahaja yang menentukan apakah seseorang itu akan dibawa ke hadratNya atau pun tidak, dikurniakan makrifat ataupun tidak.
027). Tiada ada sedikit pun yg ada pada diriku melainkan semuanya milik dia yang zat yg wajib wujud, zat yg baqak wajah yg kekal abadi. Semua zahir dan batin diriku, zikirku, sholatku, puasa amal ibadat ku, tiada bererti apa2 pada diri ku, kerana semuanya ini milik dia ar rabb, dia yg menggerakkan semua gerak, Tidak bergerak walaupun sebesar zarah dan kuman melainkan dia lah zat yg menggerakkan dan mendiamkan semua makhluk yg bersifat fana, lebur,kepada wujud zat Allah, Kita makhluk bersifat hanya menggayakan dan melakonkan segala gerak dari zat Allah yg memerintah dgn kata perintah kun fayakun. Semua sifat makhluk yg fana terikat dan tertakluk kepada satu kata perintah zat Allah, iaitu Kun fayakun. Bila kalam zat Allah berkatakata kun/jadi, Maka sifat kita secara semula jadi terkata fayakun/jadilah.
028). Zat yg meliputi sekalian anggota manusia, yg memberi perasaan, pendengaran, pengelihatan, penciuman dan pergerakan. Itulah yg dikatakan zat. Oleh kerana Zat ataupun Allah ini suatu Pelajaran Yang Seni maka tumpukan sepenuh jiwa kalau mahu Mengenal Tuhan. Kerana apa? Zat inilah Penyelamat Diri Manusia. Syurga atau Neraka, Mati atau Hidup semuanya bergantung pada Zat Wajibul Wujud iaitu Allah. Islamnya seseorang bukannya terletak pada kuat mengerjakan Rukun dan Hukum. Kafirnya seseorang bukan terletak pada perbuatan Melanggar Rukun dan Hukum. Islamnya seseorang jika ia dapat mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri saperti Firman Allah An Nisa:59 yang bermaksud: “Hai orang yang beriman, taatilah Allah, dan taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara kamu”.
029). Engkau satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan dijadikan sandaran, membuat diri-Mu dikenali oleh segala sesuatu dengan cara Kau berikan cahaya-Mu yang mengenalkan sosok-Mu kepada segala sesuatu sehingga tak satupun yang tidak mengetahui-Mu, bahkan semuanya mengetahui tentang-Mu. Engkau pula yang mengenalkan diri-Mu kepadaku melalui segala sesuatu, yaitu dengan meninggalkan cahaya-Mu pada diriku sehingga dengan cahaya itu, aku bisa melihat-Mu tampak jelas dalam segala sesuatu. Sesungguhnya, Engkau Yang Mahalahir pada tiap sesuatu. (Al Hikam).
030). Indahnya Sujud bilamana kamu berbisik di bumi namun kedengaran di Syurga.
031). Jika manusia tidak buat kesilapan, maka sifat Tuhan pun tidak akan sempurna. Atas kesilapan manusia, maka Dia namakan diriNya Maha Pengampun dan Penerima Taubat. Manusia tidak boleh sempurna seperti Tuhan, maka sempurnanya manusia itu ditakdirkan antara berbuat salah dan betul. Tetapi kesalahan manusia itu harus ditebus dengan taubat kemudian barulah manusia dikatakan manusia berbuat yang betul (tukarkan yang buruk kepada yang baik).
032). Segala kebaikan itu ada dalam 2 kalimat sahaja, iaitu “mengagungkan Allah dan sayang kepada makhlukNya”. Setiap orang yang tidak mengagungkan perintah Allah dan tidak menyayangi makhlukNya, bererti ia orang yang jauh dari Allah.
033). Seorang asing bertanya kepada seorang Pengemis Hina: “Allah itu tidak ada misalan atau serupa dengan sesuatu, bagaimana engkau dapat melihat dan sampai kepada Allah?”. Jawab 'Pengemis Hina: “Dalam setiap ciptaan, wujud tanda2 adanya Pencipta juga Kuasa, Ilmu dan Kehendak Pencipta. Kalau engkau tidak nampak ini, engkau buta. Buat apa engkau habiskan masa untuk berzikir 'Allah Allah Allah', lidahmu menyebut, sedangkan hatimu masih buta?”
034). Yang dimaksudkan dgn 'Mati sebelum Mati' itu adalah membunuh, mematikan atau membuang nafsu amarah atau hawa nafsu kebinatangan dan keiblisan yg ada pada diri kita itu. Buangkan nafsu ini kerana ia 'menghijabkan' hati dgn Allah. 'Diri' itu dimaksudkan ego atau nafsu amarah yg dipergodakan oleh syaitan. Antara tanda2 yg menunjukkan seseorg itu ada 'diri'nya ialah ia ada sifat2: Takabur, Sombong, Hasad Dengki, Tamak Haloba, Mementing diri sendiri, Ujub, Riya’, Kasih pada yg lain dari Allah, Takutnya kpd yg lain dari Allah melebihi takutnya kpd Allah. Setelah 'diri' telah dimatikan, maka timbullah Allah sbg gantinya. Berdiri dan nyata Allah dlm hati dan perasaan seseorg itu. Teguh dan nyata lah berdiri Allah dlm sanubarinya dan barulah ia menyedari dan merasai kehampiran dgn Allah Yang Maha Esa. Tiada lain yg dinampakkan kecuali Allah sahaja. Nyata terdirilah Allah padanya dan dinafikan nya yg lain.
035). Dalam 'ikhlas' tidak ada kepentingan diri. Semuanya kerana Allah swt. Selagi kepentingan diri tidak ditanam dalam bumi selagi itu ikhlas tidak tumbuh dengan baik. Ia menjadi sempurna apabila wujud diri itu sendiri ditanamkan. Bumi tempat menanamnya adalah bumi yang tersembunyi, jauh daripada perhatian manusia lain. Ia adalah umpama kubur yang tidak bertanda.
036). Org yg lalai, yg menganggapkan mencari 'Zauk Kerohanian' sbg bidaah, org yg tidak sihat2nya yg tidak dapat menikmati kelazatan yg indah, adalah sakit dan tidak ada penawar untuk penyakit ini. Mereka lebih rendah dpd burung dan haiwan, lebih rendah dpd keldai, kerana haiwan juga menikmati irama. Bila Nabi Daud a.s melagukan suaranya, burung2 terbang di sekelilingnya utk menikmati kemerduan suara nya. Nabi Daud a.s berkata: “Org yg tidak mengalami keghairahan tidak dapat merasai Agamanya”.
037). Pada hakikatnya, kita tidak menghuni di bumi ini tetapi hanya melintasinya.
038). Jika Tuhan membukakan untukmu pintu Makrifat, jangan kau pertanyakan amalanmu yang sedikit. Kerana Dia tidak akan membukakan pintu Makrifat, kecuali kerana ingin memperkenalkan DiriNya kepadamu. Tahukah kau bahawa Makrifat merupakan anugerahNya untukmu, sedangkan amalmu adalah persembahan untukNya. Tentu, persembahanmu takkan sebanding dengan AnugerahNya.
039). Di akhirat kelak akan ada satu tingkat khas utk haiwan. Mereka sedang beratur menunggu giliran. Di bawahnya ada ramai manusia yg menunggu giliran utk meniti satu titian. Haiwan haiwan tersebut memohon izin pada Allah untuk menolong kalangan manusia yg pernah menolong mereka semasa hidup di dunia.
040). Berpegang teguhlah pada tali Allah, hadapkan hati dan fikiran hanya pada Allah Tuhan semesta alam. Tanamkan dlm hati tidak ada Tuhan selain Allah, Dialah tujuan utama dari setiap org yg beriman. Ingat pernyataan Nabi Ibrahim yg diabadikan dlm Surat Al An Aam ayat 79 yg juga selalu kita ucapkan dlm Doa Iftitah setiap solat: “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kpd Tuhan yg menciptakan langit dan bumi dgn cenderung kpd Agama yg benar dan aku bukanlah termasuk org2 yg mempersekutukan Tuhan.”
041). Org yg selalu menghadapkan hati dan fikirannya kpd Allah Yang Maha Tinggi dan terus menerus berusaha membersihkan hatinya dari berbagai kotoran yg dtg setiap saat, nescaya hatinya akan bersinar cemerlang dgn Cahaya Ilahi. Hatinya memantulkan serta memancarkan Nur (Cahaya) Ilahi yg diterimanya menerangi kehidupan serta lingkungan tempat dia berada. Namun org yg memalingkan hati dan fikirannya dari menghadap Allah, dan membiarkan berbagai kotoran bertumpuk menutupi hatinya, tidak akan pernah mendapat Cahaya Ilahi. Hatinya gelap pekat demikian pula hidupnya berada dlm kegelapan dan ketidakpastian, ia tidak mampu menerangi dirinya sendiri apalagi menerangi lingkungan hidupnya.
042). Dlm Kitab Kasyfa Al Asrar ada menyatakan ttg wujud Tuhan dengan wujud makhluk: “...Adapun zahir sifat ini kpd makhluk tempat memandang Sifat Tuhan yg zahir pada makhluk yakni bayang2 Sifat Tuhan kpd hamba spt wujud kita bayang2 bagi Wujud Allah, mustahil wujud bayang2 dgn tiada wujud empunya bayang2 dan mustahil pula bergerak bayang2 dgn tiada bergerak empunya bayang2 dan mustahil pula bercerai bayang2 dgn mempunyai barang2 ...seperti wujud nur matahari menunjukkan ada matahari…”
043). Apakah Allah dapat dipandang dan dapat ditilik. Allah dapat dirasa, Allah dapat dipandang dan Allah dapat ditiliki dgn senyata nyatanya oleh hati-hati Mukmin dari mereka mereka yg bermata 'basirah' (melalui pandangan mata hati yang halus). Seumpama sifat angin, angin itu tidak nampak untuk dipandang dan tidak nampak untuk dilihat tetapi ternyata ianya dapat dirasa dan dapat dinikmati dengan perasaan. Melihat Allah tidak dapat hendak diukir melalui lukisan, tidak dapat hendak digambar dengan perkataan. Cara melihat Allah itu, tidak memerlukan kepada dalil dan tidak memerlukan apa-apa bukti. Orang mengenal Allah itu, tidak boleh membuat dalil dan tidak dapat mendatangkan bukti. Melainkan Orang Makrifat itu sendiri sahaja yang tahu, yang dapat memahami dan merasai. Tidak ada bahasa hendak diucap dan tidak ada perkataan untuk dilafazkan, tentang cara mana Allah itu dapat dilihat, bagaimana Allah itu dapat dipandang, dan dirasa oleh mata hati. Perkara melihat Allah adalah perkara rasa, bukan perkara yang melalui pancaindera mata kasar. Hanya bagi mereka yang menikmati sahaja yang merasainya. Yang jelasnya Allah itu dapat dirasa, dapat dipandang dan dapat dilihat. Wallahu a’lam.
044). Org yg selalu menghadapkan hati dan fikirannya kpd Allah Yang Maha Tinggi dan terus menerus berusaha membersihkan hatinya dari berbagai kotoran yg dtg setiap saat, niscaya hatinya akan bersinar cemerlang dgn Cahaya Ilahi. Hatinya memantulkan serta memancarkan Nur (Cahaya) Ilahi yg diterimanya menerangi kehidupan serta lingkungan tempat dia berada. Namun org yg memalingkan hati dan fikirannya dari menghadap Allah, dan membiarkan berbagai kotoran bertumpuk menutupi hatinya, tidak akan pernah mendapat Cahaya Ilahi. Hatinya gelap pekat demikian pula hidupnya berada dlm kegelapan dan ketidakpastian, ia tidak mampu menerangi dirinya sendiri apalagi menerangi lingkungan hidupnya.
045) Terdapat 3 Fana Utama iaitu Fana Fi Al Mursyid, Fana Fi Al Rasul dan Fa Fi Allah. Fana Fi Al Mursyid berlaku ketika ajaran Nabi Muhammad s.a.w. yg disampaikan melalui Mursyid (Pembimbing Rohani), masuk ke dalam hati Murid dan teguh berada di sana. Murid diserap oleh ajaran itu dengan terus menerus mengingati Allah dan merenungi ajaranNya. Fana Fi Al Rasul berlaku ketika Murid diliputi dan diserap oleh rasa cinta yang amat mendalam dan meluap-luap pada Nabi Muhammad s.a.w., cintanya kepada Nabi s.a.w. melebihi cintanya kepada dirinya sendiri. Fana Fi Allah, yang merupakan tahap fana’ paling akhir, berlaku ketika keadaan Murid yang mencintai diserap oleh kewujudan Allah Sang Kekasih.
046). Seorang Ulama Sufi berkata: Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, iaitu Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan kesedaran hatinya. Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan kata-kata hikmah darinya. Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan kemanisan ibadahnya. Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan khusnul khatimahnya. Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan akan hidup hatinya. Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan kelurusan Agamanya. Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan akan keredhaan Allah padanya.
047). Hubungan Tasawwuf dgn akhlak: Tasawwuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya mampu mendekati Tuhan, malah dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam Tasawwuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati yang suci. Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara Zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka Ilmu Tasawwuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah 'Akhlak al-Karimah’. Perbaikan akhlak, menurut Ilmu Tasawwuf, harus berawal dari penyucian hati. Dlm kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dlm bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah Iman,Ilmu dan Amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yg hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia di dunia dan kebahagian hidup di akhirat. Dari satu segi akhlak adalah buah dari Tasawwuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak juga merupakan usaha manusia secara "Zahiriyyah” dan “Riyadhah”. Wallahua’lam.
048). Untuk terus ingat Allah tanpa ada rasa lupa itu, hendaklah campakkan garam ke dlm lautan masin. Setelah garam di dalam lautan, mana lagi terlihat garam. Selamanya kan bersifat masin yg tidak lagi kelihatan garam. Begitu juga dgn diri kita, mana ada sifat kita? Utk itu, buang sifat yg tidak ada itu, kekalkan dgn sifat Allah.
049). Kepahitan dan kebahagiaan akan datang dan pergi silih berganti. Jadi bersyukurlah kepada Allah di dalam kehidupan ini, sebab di dunia ini tidak ada rasa pahit dan kebahagiaan yang bersifat tetap. Kehidupan ini adalah tempat suatu ujian dan cubaan, itulah perjalanan dari sebuah kehidupan. Siapa yang mampu menghadapi semuanya dengan penuh keikhlasan di dalam keimanan kepada Allah dengan baik maka dialah yang beruntung di dalam keselamatan di dunia dan di akhiratnya.
050). Pada peringkat permulaan seseorg perlu menyebutkan ucapan zikirnya dgn lidahnya secara berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dlm diri, turun kpd hati, naik kpd roh dan seterusnya pergi semakin jauh iaitu kpd bahagian rahsia2, pergi lagi kpd yg lebih jauh iaitu bahagian yg tersembunyi sehinggalah kpd yg paling tersembunyi dpd yg tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk ke dlm, peringkat yg dicapainya, bergantung kpd sejauh mana Allah dgn KemurahanNya membimbing seseorg.
051). Tawajjuh adalah bertatapan wajah, maksudnya adalah wajah batin ini yang bertatapan memandang wajah pencipta langit dan bumi. Wajah adalah penampilan citra diri yang mewakili keberadaan seseorang, dimana setiap orang dikenali dari wajahnya, adapun tangan, kaki, tubuh dsb adalah ibarat bayangan2 dari wajah itu. Bagaimanakah hendak bertatapan wajah dengan wajah Tuhan bilamana tak mengerti ke arah mana batin menghadap? Bukanlah sebagaimana bertatapan wajah seseorang dgn org lainnya, namun wajah Tuhan itu adalah dengan menatap wajah batinmu sendiri. Batin yg memandang batin, menemukan arti Tawajjuh yang sesungguhnya ditempat sunyi ini, di dalam batin ini, WajahNYA akan ditemukan!
052). Intipati Tasawwuf itu ialah benarnya tawajjuh hati ke hadrat Ilahi. Permulaan tawajjuh hati itu ialah timbulnya kesedaran jiwa (Intibah). Seseorang yg mengalami 'Intibah' itu akan menyedari kelemahan, kekurangan dan kesilapan dirinya. Kesedaran inilah yang akan membawa kpd taubat dan usaha mem perbaiki dan menyempurnakan diri. Kesedaran ini jugalah yg membangkitkan usaha gigih dlm meningkat kan dan memartabatkan diri. Isyarat ini dapat dilihat dlm al-Qur’an di mana Allah berfirman yg bermaksud: “Dan org2 yg apabila mereka melakukan perkara keji atau menzalimi diri mereka sendiri lalu mereka mengingati Allah, lantas mereka beristighfar terhadap dosa2 mereka, dan tiadalah yg mengampunkan dosa2 itu melainkan Allah dan mereka itu tidak berlarutan dlm melakukan apa yg telah mereka lakukan sedangkan mereka mengetahuinya”.
053). Taslim adalah penyerahan diri kepada Allah secara murni, menyeluruh, tanpa syarat. Ketika diketahui melalui penyingkapan bahawa setiap waktu adalah Allah, sang hamba bersujud dihadapan Yang Maha Esa (Al Ahad), Sang Raja (Al Malik), Yang Maha Suci (Al Quddus). Taslim adalah kondisi seorang muslim sejati yang telah menempuh jalan kembali, mendaki tangga pengetahuan Allah. Dia telah menjelmakan diri dari diri rendah ke diri yang tinggi. Tuhan berfirman kepada Ibrahim, “Menyerahlah!” dia menjawab… “Aku telah menyerah kepada Tuhan semesta alam” (QS Al Baqarah:131). Mereka yang telah menyedari zat (al dzatiyyun) sepenuhnya dalam penyerahan (taslim) dan ini adalah kekaguman (hayrah).
054). Jiwa ibadah itulah Al Ihsan. Adalah benar kalau dikatakan bahawa dgn bersolat, berpuasa dan berzakat dpt mensucikan jiwa. Namun, perlu disedari bahawa setiap ibadah itu ada jiwanya, dan jiwanya itulah Al-Ihsan. Maka, “untuk beribadah kpd Allah seolah2 melihatnya atau pun merasai pengawasan Allah dlm segenap kehidupan kita,” tidak akan tercapai melainkan dengan adanya kekal ingatan kpd Allah. Inilah rahsia mengapa Allah melalui firmannya yg banyak memerintahkan kita agar membanyakkan Zikrullah dan Bertafakkur padaNya. Semua ini bagi mencontohi Nabi saw yg diriwayatkan bahawa Baginda sentiasa mengingati Allah pada setiap keadaan. Bahkan Allah secara khusus memerintahkan agar Rasulullah sentiasa berdzikir kpdNya spt yg tersebut di dlm firmanNya yg bermaksud: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dlm hatimu dgn merendahkan hati dan rasa takut dan dgn tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang (sepanjang masa), dan janganlah engkau termasuk (ke dlm golongan) org2 yg lalai.”
055) Hubungan Tasawwuf dgn Tarekat adalah amat rapat seumpama rapatnya hubungan api dgn panas, gula dgn manis, garam dgn masin. Dalam erti kata lain kedua-duanya tidak dapat dipisahkan. Bahkan apabila kita menyebutkan sbg contoh “seseorg itu belajar tarekat,” ini bermakna seseorg itu belajar Tasawwuf. Ibarat seseorg, tak mungkin menjadi Faqih (mahir dlm Ilmu Fiqh) tanpa mengetahui dan mahir dlm Ilmu Usul al-Fiqh, begitu jugalah dgn Tasawwuf di mana seseorg itu tidak dapat menjadi seorg Sufi yg Arif bi’Llah tanpa menjalani Tarekat dan Suluk.
056). Tasawwuf itu dari satu sudut ialah pencapaian akhlak mulia. Akhlak tidak dapat dipisahkan dari Tasawwuf di mana akhlak itu adalah merupakan buah atau hasil dari Tasawwuf. Pencapaian Tasawwuf membawa kepada pembentukan akhlak mulia. Mengenai akhlak ini, Abu Bakr al-Kattani menjelaskan bahawa: “Tasawwuf itu ialah akhlak, sesiapa yang menambahkan akhlakmu, maka sesungguhnya dia telah menambahkan Kesufianmu”. Hakikat ini sesuai dengan Hadis Nabi saw yang bermaksud: “Orang-orang Mukmin yang paling sempurna iman ialah mereka yang paling baik akhlak”. Apabila seseorang itu mula merasai hakikat Tasawwuf dengan sendirinya dia akan berakhlak mulia, kerana pencapaian hakikat Tasawwuf itu membawa kepada kelembutan hati. Kelembutan hati itulah yang melahirkan berbagai akhlak mulia. Oleh itu semakin tinggi tahap Kesufian seseorang itu maka semakin mulia akhlaknya. Nabi saw yg merupakan Imam Ahli Tasawwuf adalah diutuskan utk menyempurnakan akhlak yg mulia sebagaimana Sabda Baginda yg bermaksud: “Sesungguhnya aku diutuskan utk menyempurnakan akhlak yg mulia”.
057). Intipati dari semua amal mujahadah dan riyadah yang membawa kepada tercapainya Tasawwuf itu ialah Zikir. Menurut Ibn Qayyim, semua amal itu disyariatkan adalah untuk melaksanakan Zikrullah, iaitu apa yang dimaksudkan dengan amal-amal itu ialah Zikrullah. Menurut beliau lagi, tidak ada jalan untuk mendapatkan Ahwal dan Makrifah itu kecuali menerusi Zikir. Zikir sebagai amal penting dalam riyadah dan mujahadah ini dapat dilihat kebenarannya dalam banyak petunjuk Nabi saw kepada Para Sahabat ra. Dalam satu riwayat, Nabi saw ada menganjurkan Para Sahabat supaya memperbaharui Iman. Mereka bertanya tentang cara bagaimana Iman itu dapat diperbaharui. Nabi s.a.w. menjelaskan dengan Sabda Baginda yang bermaksud: “Perbanyakkan menyebut La ilaha illallah”. Memperbaharui Iman itu bukan bermaksud menambah kepercayaan2 baru, tetapi bermaksud memperteguh, memperdalam dan memperhalusi keyakinan sehingga hakikat2 Tauhid yang diimani dapat disaksikan kebenarannya oleh matahati. Caranya ialah selalu mengulangi Kalimat Tauhid sehingga ia tertanam teguh dalam 'hati sanubari.’ Dalam riwayat yang lain, Nabi saw pernah mentalqinkan Kalimat Tauhid ini kepada sekumpulan Sahabat. Shaddad ibn Aus meriwayatkan bahawa kami berada di sisi Nabi s.a.w. ketika Baginda bersabda: “Angkatkan tangan2 kamu, lalu katakanlah La ilaha illallah”.
058). Ada pun Tauhid Sifat atau Tauhid Uluhiyyah itu adalah dgn mengimani 7 Sifat Ma’ani. Sifat Maani ialah Sifat yg berdiri dgn Zat. Bermaksud Sifat yg ada pada Zat. Sifat inilah yg memberi bekas bagi menjadikan sesuatu di dlm alam ini. Berkehendak ia pada sesuatu hukum. Ianya mengandungi 7 Sifat yg Wajib bagi Allah, iaitu kudrat, iradat, ilmu, hayat, samak, basar dan kalam. Apb dapat kita isbatkan atau benarkan 7 Sifat tersebut hanya milik mutlak Allah s.w.t, maka itulah dia maksudnya Tauhid Sifat dlm Ilmu Ussulluddin. Sekiranya tidak, maka berlakulah Syirik, nyata apa yg di maksudkan menyamakan Allah pada Sifat.
059). Kesufian adalah hidayah Allah: Tidak semua manusia dipilih oleh Allah utk mengikuti Jln Kerohanian (Tarekat) dan menghayati Kesufian spt mana yg Rasulullah saw ajarkan, walaupun org itu banyak jasanya terhadap Agama. Kadangkala Allah uji dahulu hambaNya, samada nak dahulukan urusan dunia atau urusan akhirat. Satu kisah contoh, ketika seorang Ustaz yg banyak jasanya hendak pergi ke Surau, ttpi saat itu dia dipanggil oleh Bosnya, lalu dia mendahulukan urusan Bosnya. Maka ketika itulah dia gagal dlm tapisan awal utk mendapat Kesufian. Lalu dunia dan pangkat terhidang di hadapan nya. Lulus dunia, gagal akhirat.Tak perlu kita bahaskan siapa yg Allah pilih, kenapa Allah tak pilih org lain. Cuma kita disuruh menghayati siapa yg Allah pilih utk mengikuti Jalan Kerohanian ini. Jika di Istana, Raja memberikan Pingat kpd Menterinya yg disukainya, padahal jika ditinjau Tukang Kebun lah yg sepatutnya dapat Pingat kerana penat lelah menjaga halaman Istana agar kelihatan indah. Itulah namanya “Anugerah” yg tidak mengenal siapa kerana ia Hak Mutlak Allah Yang Maha Bijaksana. Jika kalian mahu berjinak dgn Tarekat, biarkanlah suara sumbang penentang Tarekat berkata-kata. Biarlah hanya kalian dgn Dia sahaja.
060). Maqam Taubat adalah maqam awal yang harus dilalui oleh seorang Salik. Sebelum mencapai maqam ini seorang Salik tidak akan dapat mencapai maqam2 lainnya. Kerana sebuah tujuan akhir tidak akan dapat dicapai tanpa adanya langkah awal yang benar. Cara Taubat sebagaimana pandangan Ibn Atha’illah adalah dengan bertafakkur dan berkhalwat. Sedang tafakkur itu sendiri adalah hendaknya seorang Salik melakukan instropeksi terhadap semua perbuatannya di siang hari. Jika dia mendapati perbuatannya tersebut berupa ketaatan kepada Allah, maka hendaknya dia bersyukur kepada-Nya. Dan sebaliknya jika dia mendapati amal perbuatannya berupa kemaksiatan, maka hendaknya dia segera beristighfar dan bertaubat kepada-Nya. Untuk mencapai Maqam Taubat ini, seorang Salik harus meyakini dan mempercayai bahwa Iradat (Kehendak) Allah meliputi segala sesuatu yang ada. Termasuk bentuk ketaatan Salik, keadaan lupa kepada-Nya, dan nafsu syahwatnya, semua atas kehendak-Nya. Sedangkan hal yang dapat membangkitkan Maqam Taubat ini adalah berbaik sangka (husn adz-dzon) kepada-Nya. Jika seorang Salik terjerumus dalam sebuah perbuatan dosa, hendaknya ia tidak menganggap bahwa dosanya itu sangatlah besar sehingga menyebabkan dirinya merasa putus asa untuk sampai kepada-Nya.
061). Puncak perjalanan zikir adalah Makrifatullah. Yakni, tersingkapnya tabir batin atau hijab jiwa yang menutupi hati kita dari “Sumber Segala Ilmu Pengetahuan”. Istilah Makrifat bermakna “pengetahuan”, berasal dari kata 'arafa' yang bermakna “mengetahui”. Di tahap ini seorang ahli zikir telah mencapai suatu keadaan terbukanya mata batin, sebagaimana dialami oleh para Wali, Nabi, dan Rasul.
062). Kata-kata Hikmat Sufi: “Apa jua yang ada di fikiranmu, lupakan. Apa jua yang ada di tanganmu, bahagikan. Apa jua yang ditakdirkan untuk mu, hadapilah”.
063). Sering kali kita mendengar org mengatakan hendaklah berdakwah dgn cara berhikmah. Mereka berdalilkan firman Allah swt yg bermaksud: “Serulah manusia kpd jalan Tuhanmu dgn hikmah dan pelajaran yg baik dan bantahlah mereka dgn cara yg baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yg lebih mengetahui ttg siapa yg tersesat dari jalanNya dan Dialah yg lebih mengetahui org2 yg mendapat petunjuk.” (An-Nahl:125).
064). Seorang insan itu sejak dari kelahirannya, dia beribadat menyembah nafsunya. Boleh jadi sampai mati pun dia terus begitu, melainkan jika Allah mahu kebaikan, keselamatan dan kebahagiaan untuk insan itu, nescaya bertukar arahlah dia dari beribadat menyembah nafsunya kepada menyembah Tuhannya Allah Azza Wa Jalla. Oleh kerana itulah kewujudan Syeikh yang Mursyid merupakan jalan paling pintas untuk berlakunya pertukaran dari beribadat menyembah nafsu kita yang berbentuk pangkat, populariti, harta, anak anak kpd beribadat menyembah 'Raja Segala Raja' iaitu Allah Azza Wa Jalla Yang Maha Esa.
065). “Contoh kekurangan diri ialah sifat riya', tingkah laku tidak sopan, bermuka dua, gila pangkat, dan haus akan kedudukan. Maknanya, kau harus mengarahkan tekadmu untuk menghapus semua keburukan itu dengan riyadah dan mujahadah, serta berusaha untuk terbebas darinya. Upaya ini biasanya harus di bawah bimbingan seorang Guru. Langkah di atas lebih baik daripada usahamu dalam menelusuri takdir yang terselubung, pelajaran yang tersembunyi, rahsia2 Ilahi, ilmu laduni atau karamah. Biasanya, itu semua ditujukan demi kepuasan dirimu, bukan demi Tuhanmu. Oleh karena itu, jangan kau cari semua itu dengan amalan2mu. Jangan sibukkan hatimu dengannya. Jangan pula berhenti di tempat munculnya karamah tersebut karena hal itu justru akan mengurangi ibadahmu. Oleh sebab itu, org2 berkata: “Jadilah pencari istiqamah, jangan menjadi pencari karamah”. Jiwamu selalu bergerak dan berkeinginan mencari karamah, padahal Tuhanmu menuntutmu untuk istiqamah. Untuk itu, menunaikan hak Tuhanmu lebih baik ketimbang kau menunaikan keinginanmu sendiri.”
066). Para Ulama Tasawuf atau Kaum Sufi mengatakan bahwa HIJAB itu meliputi antara lain nafsu hijab, dosa hijab, hubbub al-dunya hijab, cara pandang terhadap fiqh yang terlalu formalistik juga hijab, terjebak nya orang dalam kenikmatan ladzatul ‘ibadah, dan karomah juga menjadi hijab. Salah satu bentuk nafsu hijab terbesar itu ialah kesombongan, karena sombong itu, membuat, manusia hanya melihat dirinya. Kita dapat bayangkan, kalau keadaan batin itu hanya melihat dirinya sendiri, org lain tidak kelihatan, bagai mana dia dapat menyaksikan Allah dengan hatinya (Ain Basyiroh)?
067). Qana’ah dan zuhud adalah pakaian tani yang kita gunakan untuk menggarap lahan di sawah, pelindung dari kotoran2 dan lumpur yang bisa menodai tubuh kita dikala menggarap lahan. Begitulah kaum Sufi memandang dunia, mereka tetap bekerja, ikhtiar mencari rizki dengan bersikap qana’ah dan zuhud agar kotoran dunia tidak mengotori hati mereka yang bersih.
068). Ilmu dan faham adalah 2 perkaya yg berbeza. Org yg berilmu belum tentu faham. Tetapi org yg faham itu petanda dia memiliki ilmu. Ilmu itu boleh diambil dpd makhluk ttpi kefahaman hanya diperolehi dpd Allah. Pengetahuan itu bukanlah ilmu. Ilmu itu sifat Allah, artinya tahu akan segala sesuatu, zahir batin, awal akhir, dst. Sedangkan pengetahuan itu buah dari ilmu, yg diambil tahunya itu utk dimanfaatkan. Umumnya pengetahuan itu berbasis pada hukum asbab, hukum Allah yg berlaku bagi tatanan semesta. Seorg hamba, bisa sampai pada sifat Allah yg bernama "Ilmu", ketika ia telah mampu membiasakan diri dan tahunya, sehingga sampailah ia pada kedudukan "ummi". Ummi itulah tempat kenyataan dan dijadikan sandaran ilmu Allah.
069). Dalam setiap kerdipan mata, setiap helaian nafas, dan setiap gerakan jasad, semoga kita di dalam ingatan pada Ilahi yang dicintai. Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah.
070). Selagi ada perasaan hebat, bangga, ujub, lebih dan terbaik, selagi itulah engkau masih duduk di maqam Permulaan Ilmu walau sehebat mana engkau terperasan dan merasakan atau sehebat mana engkau dirasakan oleh orang lain. Permulaan Ilmu itu berasa hebat diri dan sombong diri. Pertengahan ilmu itu berasa rendah diri dan kecil diri. Akhir Ilmu itu berasa kosong diri dan tiada diri.
071). Pintu yang terdekat dengan pintuKu adalah 'Pintu Kesabaran’. Tiada pintu lagi anyaraKu dan antaranya, dan pintu pintu lain berada di belakang 'Pintu Sabar’. Setiap pintu itu satu hijab. Dan 'Pintu Kesabaran’ tidaklah berhijab, maka hendaklah engkau tetap di dalamnya.
072). DEKAT, tetapi tidak dapat dikatakan dekatNya ("Maka ia lebih dekat dari urat leher”). JAUH, tidak dapat diuraikan akan jauhNya ("Fa huwal muta'al" - maka Dialah Yang Maha Tinggi). NYATA, tak dapat dicapai kenyataanNya (Dia menyatakan dengan kemurahanNya, dengan pelbagai kenikmatan, dan dengan segala ayat. Ia berhijab dengan KeperkasaanNya dan KeagunganNya). BATIN, tidak dapat diungkap hijabNya kerana tiada satupun yang menyerupaiNya ("Laisa Kamislihi Syai’un")
073). Sebaik baik perbendaharaan makrifat, iaitu Hati, sesuai dgn firman Allah swt yg membawa maksud: “....dia itu tanda taqwanya hati.” (QS Al Hajj:32). Dan perbendaharaan penglihatan, iaitu Sanubari, sesuai dgn firman Allah swt yg bermaksud: “Tiadalah sanubari itu mendustakan apa yg dilihatnya” (QS An Najm:11). Dan perbendaharaan Cahaya, iaitu dada, sesuai dengan firman Allah swt, yang bermaksud: “Maka sesiapa yang dilapangkan Allah dadanya untuk menerima Islam, maka dia berada di atas cahaya dari Tuhannya”. (Az Zumar:22). Tiada seseorang yg bertambah cintanya kpd Allah, melainkan bertambah pula cintanya kepada RasulNya dan kepada para waliNya.
074). Awaluddin Makrifatullah: Awal2 Agama suruh mengenal Allah fardu diatas tiap2 orang mukalaf Laki dan perempuan. Marifat maksudnya mengenal terbahagi kepada 4: Marifat syariat (Kajian secara zahir) kerja tubuh, Marifat Tarekat (Kajian secara Batin) kerja hati, Marifat Hakikat (kajian Ghaib) kerja nyawa Marifat Sirr (mengenal Rahsia) kerja Ruh. Kehendak marifat itu 4: Marifat kolbun (ertinya renungan hati), Marifat Ruh (ertinya renungan Ruh), Marifat Sir (ertinya Renungan Rahsia), Marifat Daim (ertinya mengenal Diri Rahsia). Maka Ahli makrifat itu terdiri dari Ahli Musyahadah (Ahli Insani), Ahli Rohaniah (Ahli jirim). Marifat atau mengenal melalui sifat Nafsiah, Maani dan Maknawiyah. Sifat Nafsiah itu ujud pada zihin tidak ujud pada kharij manakala sifat Maani pula Ujud pada zihin dan ujud pada kharij dan sifat maknawiyah itu ujud pada zihin Tidak ujud pada kharij- Adapun sifat zihin itu adalah perkara2 yg berkaitan dengan kebatinan manakala sifat kharij itu adalah hal yang berkaitan dengan zahir (tubuh).
075). Hati itu terbahagi kepada 3 jenis: Hati yang bergantung kepada dunia dan mengejar di belakang segala macam syahwat. Hati yang bergantung kepada akhirat dan mengejar sekitaran keramat (kemuliaan yang diberikan Allah). Hati yang bergantung kepada Sidratul muntaha (kemuncak yang terakhir) mencari kemesraan dan kemunajatan.
076). DUNIA itu bagi barangsiapa yang Aku singkirkan jauh daripada dunia, dan barangsiapa yang Aku singkirkan dunia itu daripada dirinya. Dan akhirat itu bagi barangsiapa yang Aku datangkan untuk menghadap (mendekat) kepadanya, dan Aku jadikan pula ia suka menghadap kepada Aku.
077). Sesungguhnya Syirik yang menimpa pada umumnya kaum Muslimin ialah apabila seorang Muslim menyembah selain Allah, baik yg berupa arca2 batu atau berupa insan atau mirip dgn semua itu. Tetapi, bagi orang Sufi, Syirik adalah lebih dari itu. Syirik bagi orang Sufi adalah berpegang atas sesuatu atau berpegang pada pekakas, bilamana seorang Sufi berpegang dan pergi kepada selain Allah. Ketika ia merasa senang kepada selain Allah. Di kala beriktikad pada ada selain Allah. Demikian itu semua sudah cukup menjadikan seorang Sufi menjadi Syirik.
078). Seorg pelancong menziarahi seorang Sufi dan merasa hairan setelah melihat Sufi tersebut hanya tinggal di sebuah bilik yg ringkas dgn hanya bertikar dan sebuah pelita. Pelancong tersebut bertanya: “Wahai saudara, di manakah perabut2 saudara?” Sang Sufi menjawab: “Di mana pula perabut saudara?” Jawab Pelancong: “Saya punya? Tetapi saya kan tetamu di sini!” Jawab Sang Sufi: “Begitu juga saya!”
079). Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, makin jauh Yusuf darinya. Ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, maka Allah datangkan Yusuf kepadanya.
080). Hati orang arif billah itu adalah umpama pengantin perempuan yg berwajah cantik dan menarik. Makin setiap hari anda melihat dan menatap wajahnya, semakin bertambah berahi dan sayang kepada nya. Org2 zahid billah berusaha dlm memperbanyakkan amal ibadat, tetapi org2 arif billah pula berusaha memelihara dan memperbaiki ahwal kerohanian mereka. Ada 4 perkara yang boleh menolong anda agar hati anda menjadi terang benderang: Pertama: Memperbanyakkan zikir Allah Taala. Kedua: Melazimkan diri tidak bercakap. Ketiga: Sentiasa diam dan berada dlm khalwat. Keempat: Sedikit makan dan minum.
081). Tanwirul Qulub: Kewajipan menuntut ilmu makrifatullah bersamaan menjalani Jalan Tarekat, jalan penyucian dengan zikrullah dan Ilmu Tasawwuf. Maka sayugianya bagi org yg berakal agar mengerahkan seluruh kemampuannya dlm menuntut Ilmu Makrifat (mengenal dgn jalan penyucian zikir, Tarekat dan Tasawwuf) dan tidak menunda2 dalam hal itu. Janganlah terjadi, bila maut datang menjelang, kebutaan kerana kebodohan datang menimpa (akhirnya) tak ada lagi jalan utk melihat cerah. Allah berfirman: “Dan siapa yg buta dalam dunianya sekarang ini, maka di akhirat kelak malah lebih buta lagi dan sesat jalan”.
082). Tauhid Cinta. Tauhid yang diwariskan oleh Rasulullah s.a.w. kepada generasi para Sahabat dan Salafussoleh r.a, seterusnya kepada para Wali di setiap daerah dan zaman, bukanlah sekadar teori semata-mata, tetapi tauhid yang hidup, menghunjam kepada wilayah rasa, melazati kemanisan dalam berinteraksi dengan Allah s.w.t. Sungguh, ia adalah sebuah tauhid cinta, si hamba pasrah menyembah Allah kerana cinta kepada-Nya dan kerana ingin beroleh cinta-Nya. (Risalah at-Tauhid).
083). Berkata ulamak salaf, "Jika rasa takut kepada Allah sudah terpatri di hati seorang hamba, ia akan menghilangkan syahwat dari hatinya (kerakusan terhadap dunia dan kelalaiannya)"
084). Wahai jiwa-jiwa yang menginginkan Cinta Allah. Ikutilah jejak Rasulullah s.a.w. al-Insanul Kamil dan kelak engkau akan dicintai-Nya. Kerana itu Allah s.w.t. berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (QS. Ali 'Imran: Ayat 31).
085). Tiga keadaan mendekatkan kepadaNya. Kata seorang ulama' sufi, "Takutnya (khauf) kepada Allah menghindar dari maksiat, harapnya (raja') kepada Allah mendorong untuk taat dan muraqabah membawamu kepada jalan kebenaran hakiki…"
086). Ujian Tersembunyi. Aku adalah ujian untuk engkau. Dan engkau adalah ujian untuk ku. Maka hadapi ujian itu dengan tenang dan beradablah pada zahir dan batin.
087). Kalam Hikmah Dari Seorang Buta: Ditanya kepada Sang buta, “Mengapa engkau membawa pelita sedang ia tiada manfaat buatmu?” Lalu dia menjawab: "Aku membawanya supaya aku tidak dilanggar oleh orang yang celik”.
088). Bertanya sang Guru, “Wahai anakku, dimanakah bermula dan akhir makrifatmu denganNya?” Maka menjawab Salik, “Demi Tuhan yang aku dalam genggamanNya, bermula aku dengan kejahilan dan berakhir aku dengan kejahilan. Kesudahan mengenal adalah tiada mengenal, tiadalah aku ketahui apa-apa tentangNya hanyalah sekadar setitik air dihujung jari di tengah lautan yang tidak bertepi!”
089). Seorang cendikiawan terkenal menyatakan hasrat untuk mengikuti jalan Kerohanian Islam dan telah bertemu dengan seorang guru. Guru tersebut bersetuju menerimanya sebagai seorang murid dengan syarat ia hendaklah taat tanpa banyak bertanya. Dia bersetuju. Guru itu bertanya, “Sanggupkah kau meninggalkan harta kekayaanmu?” Walaupun sememangnya dia seorang yang kaya, dia bersetuju. “Relakah kau tinggalkan kemasyhuranmu?” tanya guru itu lagi. Sungguhpun dia seorang ilmuan terkenal, dia rela dengan syarat itu. “Mampukah kau meninggalkan kuasa dan pengaruhmu?” tanya guru itu lagi. “Ya” jawabnya. Akhirnya guru itu sampai kepada soalan yang terakhir, “Bersediakah kau meninggalkan ilmu pengetahuanmu?” Dia mula merasa enggan dan berkata, “Sudah tentu saya tidak boleh berbuat demikian”. “Kalau begitu, Jalan ini bukan untukmu”. sambung guru itu lagi.
090). Puncak tawadhu’ adalah engkau keluar dari rumah dan engkau tidak melihat / berprasangka kepada orang lain kecuali orang itu lebih baik darimu.
091). Terasa sibuk. Banyak perkara yang akan menyebabkan kita rasa kita sibuk. Hingga sebenarnya kita tak sibuk pun, kita akan terus disibukkan (dengan bisikan godaan syaitan dan nafsu) Maka beruntunglah orang yang menyibukkan dirinya dengan ibadah, berkhidmat dan berbuat baik pada makhluk Allah, maka nafsunya akan terus tunduk dalam kesibukan meraih redha Allah. Nafsumu itu, jika tidak disibukkan dengan amal, dia akan sibukkan engkau dengan lagha dan kemaksiatan.
092). Roh. Ahli hakikat dari kalangan Ahli Sunnah berbeza pandangan soal Ruh. Ada yang berpendapat, ruh adalah kehidupan. Yang lain berpandangan, ruh adalah kenyataan yang ada dalam hati, yang bernuansa lembut. Allah s.w.t menjalankan kebiasaan makhluk dengan mencipta kehidupan dalam hati, sepanjang arwahnya menempel di badan. Manusia hidup dengan sifat kehidupan. Tetapi arwah selalu dicetak di dalam hati, dan bisa naik ketika tidur dan terpisah dengan badan, kemudian kembali kepada-Nya. Manusia terdiri dari ruh dan jasad. Kerananya Allah s.w.t menundukkan keduanya secara keseluruhan, baik ketika di Mahsyar, diberi pahala mahupun diseksa. Ruh adalah makhluk. Bagi sementara pihak yang berkata bahawa ruh adalah qadim, merupakan kekeliruan besar. Beberapa hadis mengindikasikan bahawa ruh adalah materi yang lembut. (Risalah Qusyairiyah)
093). Kesempurnaan Tauhid adalah apabila engkau menyedari, merasai dan memandang bahawa dirimu adalah faqir di sisiNya. Selagi diri merasai pemilikan walau sehelai bulu romamu, maka engkau belum benar bertauhid. Matan-34, Kunci Perbendaharaan Makrifat, Walid Al Malik.
094). Aku iri dengan mereka yang menempuh jalan menuju keredhaan Allah s.w.t. Mereka tidak peduli dengan pujian orang-orang yang memuji atau celaan orang-orang yang mencela. Prinsip mereka hanyalah, "Asalkan Engkau redha, ya Allah!”
095). Ada perkara antara Syukur & Kufur disana dan itu meyakinkan kita bahwa Celaan & Pujian bukan jejak yg kita inginkan kan di Jalan-Nya....Menjadi satu pilihan dari dua keadaan bukanlah kemauan diri, Karenanya Rabb menguji, Di bumi engkau dicaci di langit engkau dipuji, Di bumi engkau dipuji, di langit engkau di-ingati. _ Agar kita rela untk menyadari bahwa betapa Dia Ridho ketika pd diri, di dalam diri, kita mencaci bahkan memuji diri....isyarat memasuki antara kufur & syukur itu..sejauh harapan dlm pasrah hingga Dia yg ridho lalu Meridhoi, memberi keridhoan-Nya "Maaf-kan Makhluk-KU, walau kadang pasrah..."Jangan Salahkan Hamba-KU", Ridha tetaplah di atas ketenangan..lalu penyerahan mendekati Syukur, hingga tak semudah menakar Kufur. Jadi sebenarnya org yg di-puji atau di-caci itu memang hanya untk org yg di Jalan-Nya... sebab tanpa punya jiwa "Muthmainnah", takkan pernah ridho dan tak mengharap di rihoi-Nya (Rodiyatan Mardiyah) maka Pujian atau Cacian tetap membawa ke Neraka...Karenanya Rabb menghimpun para hambaNya dan memasuki Surga-Nya. Dan memang setiap langkah menuju Syukur-Nya butuh Sabar agar pijakan kaki-mu "menghentak hakikat" bahwa Cacian adalah hidangan utama...agar mulut kita penuh dgn bisikan lembut tersembunyi..hingga Asy-Syukur menyingkirkan arogansi Kufur.., akan lbh baik "Siapa di Jalan yg mana”.
096). Pada satu waktu, seorang Raja bertanya kepada seorang darwis, "Saatnya engkau telah dikurniakan limpahan Keagungan-Nya dan berada hampir dengan Istana-Nya, beritahulah aku bagaimana keadaannya?” Darwis itu menjawab, "Apabila aku tiba pada Kehadiran-Nya dan sewaktu sinar cahaya Keindahan-Nya menyinari diriku, aku tidak lagi mampu untuk mengingati diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku dapat memberitahu engkau!”
097). Masa berjalan dan berlalu, umur meningkat menginjak usia tua, tanah kubur semakin dekat. Hari demi hari hati ini bertambah jauh dengan Allah swt disebabkan lemas dalam mengejar dunia. Satu hari kenikmatan dunia akan terhenti lalu hilang, orang-orang yang ditinggalkan akan menyambung hidup mengejar dunia manakala yang mati akan bertemu penciptanya. Hati yang mati itu pasti timbul rasa kesal kerana menjadi hamba dunia dan diperkudakan oleh dunia disebabkan kenikmatan yang secebis.
098). Berkata 'arifbillah : "Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka ia akan dipertemukan dengan mereka yang akan membawanya kepada kebaikan.”
099). Kisah dan Tauladan: Isam bin Yusuf rahimahullah pernah menemui Hatil al-Asam, seorang ahli ibadah, lalu dia berkata kepadanya: "Wahai Hatim, apakah engkau sudah merasa baik dalam solatmu?” Hatim menjawab:”Ya." Isam bertanya:" Bagaimanakah hal itu?” Hatim menjawab:" Aku berdiri kerana melaksanakan perintah, berjalan kerana takut, masuk masjid kerana niat, bertakbir mengagungkan, membaca (al-Quran) dengan tartil dan berfikir, rukuk dengan khusyuk, sujud dengan tawaduk, duduk tasyahhud dengan sempurna, salam dengan niat lalu aku mengakhirinya dengan rasa ikhlas kepada Allah, kemudian aku meneliti diriku sendiri dengan perasaan takut, iaitu takut solatku tidak akan diterima.” Perhatikanlah keadaan solat Hatim al-Asham itu, yang khusyuk, tunduk, merendah diri kepada Allah, dengan penuh perasaan dan pemahaman, maka sesudah itu dia masih berkata:"Aku takut solatku tidak diterima." Kerana dia sedar bahawa untuk mencapai kepada kesempurnaan khusyuk adalah melalui tahap-tahap tersebut, dan itu merupakan kedudukan yang amat tinggi. Maka berusahalah untuk khusyuk dalam solatmu dengan cara menjauhi hal-hal yang boleh mengganggu kekhusyukanmu.
100). Seorang murid bertanya kepada syeikhnya, "Wahai Syeikh. Antara yang rajin solat dhuha dan yang rajin solat tahajjud. Yang manakah yang akan mendapat kemuliaan yang lebih di sisi Allah? Kenapa lebih ramai yang suka solat dhuha berbanding solat tahajjud? Jawab Syeikhnya, "Yang dapat kemuliaan adalah yang paling cinta kepada Allah dan dicintai Allah s.w.t. Bukan amal yang dilihat... hati yang punya Tauhid Hakiki. Yang memandang hak-hak Allah tanpa ada Aku. Hatta ketika beramal... tidak lagi memandang amal... hatta tidak juga merasa ikhlas. Mengaku ikhlas sudah menjadi tanda tidak ikhlas. Kerana ada aku. Jadi kenapa dihitung dan ditimbang-timbang amalmu... sering amal yang kecil yang seolah dirasa tidak ada nilai amal itulah yang dipandang Allah dan menjadi asbab ke Syurga dan dicintai.
101). Seorang arifbillah telah ditanya oleh sahabatnya: "Apakah kau tidak kesepian beruzlah di rumahmu?” Dijawab olehnya: "Aku tidak pernah sepi apabila bersama dengan-Nya.”
102). Masinnya air laut tak mampu menyerap ke dalam isi ikan. Tetapi bila ikan sudah mati. Secubit garam pun sudah cukup untuk memasinkannya. Begitulah juga HATI kita, HATI yang hidup, ianya sukar untuk dinodai. Tetapi bila HATI sudah mati, ianya mudah dipengaruhi! Semoga Allah sentiasa memelihara HATI kita.
103). Ilmu Tasawwuf bukan ilmu tentang zikir dan wirid semata-mata, tentang cara berpakaian dan berpenampilan lain dari yang lain. Tasawwuf bukan untuk mendapatkan ilmu kebatinan dan pengaruh ke atau orang lain. Ilmu Tasawwuf yang diajarkan oleh Ulama' Sufi Mu'tabar adalah ilmu tentang 'penjagaan jiwa dari pelbagai penyakit hati' yang dapat membinasakannya, ilmu yang diperlukan bagi menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Ilmu yang diperlukan oleh Raja Raja dan Pembesar untuk melayakkan mereka menjadi pemimpin yang baik dan adil. Ilmu tentang bagaimana 'Mengenal Tuhan' dengan terlebih dahulu 'Mengenal Diri'.
104). Kelihatan seorang lelaki sedang tercari-cari sesuatu di dalam masjid lalu ditanya oleh tok siak: "Wahai saudara! Apakah yang sedang engkau carikan?” Jawab lelaki itu: "Aku sedang mencari-cari suatu tempat yang sunyi untuk aku bershalat mengadap-Nya.” Lalu dijawab oleh tok siak itu: "Sunyikan hatimu itu selain dari-Nya, kemudian shalatlah di mana-mana saja tempat yang engkau suka!”
105). Manusia akan merasa cukup dalam hidupnya, apabila dia tahu siapakah dia? Dan dia berasal dari mana? Dan kemanakah dia akan pergi? Dan apabila hijab yang ada padanya diangkat, maka ia akan ketahui hakikat hidupnya, bahawa semua yang ada di atas muka bumi ini adalah mazhar (kenyataan/bekas) kesempurnaan Allah, maka kalau begitu dia itu siapa? Dia bukan dia lagi dia adalah shurah dan mazhar kesempurnaan Allah, jadi kenapa dia takabbur, hasad (dengki), menghina orang lain dan lain-lainnya kepada orang lain? Ini adalah kerana dia dikawal oleh nafsu ammarah bissu'.
106). Kehidupan di dunia adalah persiapan untuk kehidupan abadi di akhirat, dunia dan segala isinya diciptakan untuk manusia, dan manusia diciptakan untuk Allah agar beruntung di akhirat. Alangkah ruginya orang yang mengedepankan kehidupan dunia dari kehidupan akhirat, Allah s.w.t berfirman: “Tetapi kamu lebih mementingkan kehidupan dunia, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” (QS:Al-Ala:16 dan 17). Alangkah ruginya mereka yg melihat kemewahan dunia lalu memandang hina kepada mereka yang leka dengan Allah s.w.t. Dan alangkah beruntungnya mereka yang buta selain Allah s.w.t. Setiap perbuatannya semata-mata kerana Allah s.w.t.
107). Kesempurnaan dari Tauhid dapat ditemukan ketika tidak ada lagi sesuatu di hati selain daripada Allah.
108). Bicara ketuhanan itu membawa umat kepada Allah. Bukan kepadamu atau kumpulanmu. Serahkan dirimu kepada Allah agar bisa melenyapkan ananiyah dirimu.
109). Tiga tanda kebaikan yang sempurna. Pepatah bijak mengatakan: “Apabila Allah s.w.t menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, nescaya Allah s.w.t pahamkan dia akan agama, Allah s.w.t zuhudkan dia terhadap dunia dan Allah s.w.t perlihatkan dia kekurangan-kekurangan dirinya”. Paham agama bererti memahami pokok-pokok dan cabang-cabang agama. Dan, zuhud terhadap dunia bererti kosongnya hati dari menginginkan sesuatu yang tidak ada di tangan.
110). Ramaikan sahabat-sahabat yang baik dan soleh kerana boleh jadi mereka menjadi asbab penyelamat dari azab neraka yang berterusan.
111). Tidak ada yang lebih memikat Iblis daripada hati yang gelap, hitam, padam, dan diselimuti karat. Tidak ada yang lebih berat bagi Iblis daripada hati yang bercahaya, bersih, murni dan bening. Tempat Iblis adalah kegelapan. Ketika hati dipenuhi Nur, tak ada tempat yang tersisa bagi Iblis.
112). Orang beriman selalu khawatir ketika pintu-pintu rezeki terbuka untuknya. Ia khawatir itu merupakan perangkap menuju seksa. Kerana itu, ia sentiasa bersyukur kepada Allah s.w.t dalam menjalankan ketaatan dan menunaikan hak-hak harta sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah s.w.t.
113). Amalan membuka cahaya Qalbi (ihsan): Zikir, Istighfar, Selawat, Doa (selain untuk diri, berdoa juga pada saudara lain terutama mereka yang berada dalam kesusahan), Khalwat, Bersuhbah (bersahabat) dan berkhidmat pada Syeikh Rohani, Membaca al-Quran, Solat berjemaah, Menjauhi dosa kecil dan besar, Ikhlas dan qanaah (berpada dengan yang ada), Dermawan, Mengurangkan makan, Ibadah di malam hari, Makanan halal dan bersih, Memakai wangian.
114). Ulama Warasatul Anbiya: Para Ulama dan Aulia adalah bahagian dari cermin ajaran Rasulullah s.a.w. Kehidupan mereka mencerminkan apa yang disebut dengan adab, juga cermin bagi sifat mengagungkan Allah s.w.t, cermin bagi penghormatan kepada Rasulullah s.a.w. Hati mereka suci dari sikap-sikap yang meremehkan segala sesuatu, apalagi manusia. Sungguh tidak ada seorang pun di antara mereka yang menjadi tukang caci, tukang maki, yang melaknat satu sama lain. Tidak ada seorang pun mereka yang gila harta atau gila dunia.
115). Saat ditanya tentang bagaimana memilih mursyid (syaikh yang menunjukkan jalan kepada Allah), Maulana Syaikh Ali Jum'ah menjawab: “Memilih seorang syaikh (mursyid) itu bukan atas kehendakmu sendiri tapi Allah lah yang memilihkan. Tugasmu memperbanyak shalawat atas Rasul sampai Allah membuka hatimu pada seorang mursyid”.
116). Sufi sejati tidak sibuk dengan lintasan-lintasan ilham, bermain-main dengan dunia firasat, lena dalam dunia karamah atau terhenti pada pintu kasyaf. Mereka melanggar segala pintu-pintu tadi tanpa perasaan selera kerana matlamat pengembaraan mereka ialah untuk menenggelamkan diri sedalam-dalamnya dalam lautan ubudiyyah kepada Allah s.w.t. Berhati-hatilah, kerana antara haq dan batil kelihatan sama, hanya dengan rahmat Allah dan ketajaman mata hati dapat melihat perbezaannya. Sesungguhnya pendidikan Tasawuf adalah untuk mereka yang mencari kefakiran diri dan meninggalkan pakaian kesombongan dan keduniaan.
117). Syarikat, tarekat, hakikat dan makrifat. Ada juga mengibaratkan Syariat itu seperti sabut kelapa yang melindungi isi dalam kelapa. Rosak sabut maka rosaklah isinya. Rosak syariat maka rosaklah Agama. Isi kelapa yang putih diibaratkan sebagai Tarekat setelah hati dihiasi dengan sifat terpuji. Santannya pula sebagai Hakikat kepada kelapa. Dan rasa santan yang lemak itu adalah Makrifat - Rahsia Kenal. Rasa lemak santan tidak sama atas seseorang. Lemaknya tidak boleh diceritakan kepada orang lain. Itulah yang dimaksudkan Rahsia Diri. Tempurung yang keras ibarat i'tiqad yang jazam, kemas, lagi benar. Meskipun begitu. Terdapat banyak pendapat mengenai ini. Betapa luasnya ilmu Allah.
118). Jika kita bertemu dengan orang yang LEBIH PANDAI, itulah waktunya kita untuk MENIMBA ILMU. Jika kita bertemu dengan orang yang SAMA PANDAI, itulah waktunya kita untuk saling BERTUKAR ILMU. Jika kita bertemu dengan orang yang KURANG PANDAI, itulah waktunya kita untuk MENYAMPAIKAN ILMU. Jika kita bertemu dengan orang yang banyak BICARA PERKARA AKHIRAT, itulah waktunya kita untuk MUHASABAH DAN MERENUNG. Jika kita bertemu dengan orang yang banyak BICARA PERKARA UMPATAN DAN MENGADU DOMBA, itulah waktunya kita untuk DIAM & BERLALU PERGI.
119). IKUTILAH RASULULLAH S.A.W. Orang yang berakal dapat dikenali melalui akhlaknya yang baik kepada sesama manusia. Ia sentiasa meneladani Rasulullah s.a.w yang digambarkan oleh Allah s.w.t sebagai pemilik akhlak yang agung: "Engkau benar-benar berada di atas akhlak yang agung”. (QS. Al-Qalam: 4)
120). Nasihat kaum sufi itu seperti busur panah yang tepat mengenai hati, dan sakitnya mata panah itu akan terasa amat pedih dan perit, tetapi bersabarlah dan terima lah, kerana sebentar lagi mata panah itu akan mengeluarkan penyakit-penyakit jiwamu.
121). Hati umpama suatu bekas. Untuk menadah air yang boleh diminum, bekas perlu bersih. Begitu juga hati. Ilmu itu cahaya. Untuk menadah cahaya dari Allah, hati perlu bersih dari segala kekotoran mazmumah.
122) Jadikan dunia ini tempat persinggahanmy wahai orang-orang yang bermusafir. Sesungguhnya Allah s.w.t memiliki hamba-hamba-Nya yang cerdik, mereka menolak dunia kerana takutkan fitnahnya. Mereka mendapati di dalamnya maka ketika itu mereka nampak, bahawa dunia ini tidak wajar bagi orang yang hidup sebagai tempatnya. Mereka terus meninggalkan alunan ombaknya, dan mengambil amal yang sholeh di dalamnya sebagai bahteranya.
123). Hanya Allah tempat bergantung:
لَهُ ۥ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۖ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Dia lah sahaja yang menguasai dan memiliki langit dan bumi; Ia menghidupkan dan mematikan; dan Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. Al-Hadid: Ayat 2).
Al-Imam al-Habib Abdullah Bin Alawi al-Haddad bersyair dalam qasidahnya:
قَدْ كَفَانِي عِلْمُ رَبِّي
Cukup bagiku pengetahuan Tuhanku
مِنْ سُؤَالِي وَاخْتِيَارِي
Daripada permintaan dan usahaku
فَدُعَـائِي وابْتِهـَالِي
Doa serta permohonanku
شَـاهِدٌ لِي بِافْتِقَارِي
Sebagai bukti pada kefakiranku.
124). Sesiapa yang bersandar dan bergantung nasib pada sesuatu selain Allah s.w.t, bererti dia tertipu oleh sesuatu bayangan khayal yang tidak kekal dan tidak tetap, hanya Allah s.w.t sahaja yang selalu tetap kurnia dan nikmat rahmat-Nya kepada anda. Oleh itu, elakkan dan jauhilah daripada bergantung nasib kepada yang lain kecuali kepada yang selalu tetap anugerah-Nya ke atas anda (Allah s.w.t sendiri).
125). Hati yang bahagia akan terzahir pada anggota yang tenang. Lidah yang banyak berzikir & berselawat akan menatijahkan hati yang sentiasa penuh dengan cinta. Cinta itu membahagiakan. Berilah masamu untuk Rasulullah s.a.w. Allah akan berikan masa-Nya untukmu.
126). Seorang kekasih yang dicintai mungkin sahaja kerana kecantikannya, dan mungkin juga kerana kebaikannya. Lalu siapakah yang lebih banyak kebaikkannya daripada Allah s.w.t? Dialah yang sepatutnya dicintai sepenuh hati. Kerana cinta yang paling bahagia adalah yang paling kekal. Lalu apakah yang dapat kekal melainkan Allah s.w.t?
127). Api neraka tidak akan terpadam sekali pun dikumpulkan seluruh lautan dunia, tetapi boleh terpadam dengan hanya setitis air mata yang gugur kerana takutkan Allah s.w.t.
128). Dada menjadi sempit disebabkan oleh berbagai faktor yang merintangi nur (cahaya) masuk ke dalam hati, di antaranya adalah kerana hati telah dipenuhi dengan gambaran makhluk atau aghyar (tipuan benda alam ini). Halangan lainnya adalah ketika hati disibukkan dengan perhiasan dunia, kecenderungan kepada dunia, dan kecenderungan diri bergantung pada nafsu amarah. Kosongkan hatimu dari segala sesuatu selain Allah s.w.t. maka ia akan diisi dengan cahaya makrifat dan beragam rahsia yang tidak mungkin menjangkau akal melalui cara belajar dan proses berfikir. Nur makrifat itu akan dicapai dengan penyucian hati. Sucikan hatimu dengan air istighfar. Campurkanlah ia pada kali yang ketujuh untuk menyucikan najis ini dengan tanah tazallul (tunduk patuh) dan inkisar (lebur hati/rasa rendah diri). Janganlah menghadap hati ini kepada yang lain selain kepada Dia sahaja.
129). Ilmu umpama lautan yg luas. Ingin terjun ke dalam lautan tanpa persediaan pasti akan mati kelemasan. Persediaan untuk meredah lautan mesti bermula dari tepi. Menggunakan perahu, kapal lengkap dengan pendayung dan lain-lain. Paling penting mesti nakhoda seseorang yg mahir selok-belok pelayaran.
130). Ilmul yaqin menurut disiplin terminologi ulama, adalah sesuatu yang ada dengan syarat adanya bukti. Sedangkan 'ainul yaqin, sesuatu yang ada dengan disertai kejelasan/kenampakan. Haqqul yaqin adalah sesuatu yang ada dengan sifat-sifat yang menyertai kenyataan (hanya bagi orang-orang yang ma’rifat). (Risalah Qusyairiyah).
131). Jika anda mendapat pujian, sementara anda tidak layak atas pujian itu, pujilah Allah s.w.t sebagai Zat yang memang layak menyandangnya.
132). Allah s.w.t menyembunyikan tiga perkara di dalam tiga tempat: Pertama: Diletakkan keredhaan-Nya di dalam ketaatan-Nya, oleh itu janganlah kamu memandang hina/meremehkan ketaatan. Kedua: Diletakkan kemurkaan-Nya di dalam maksiat, oleh itu janganlah kamu memandang mudah/memandang ringan terhadap maksiat. Ketiga: Diletakkan (disembunyikan) wilayah (kewalian) di dalam hati hamba (pilihan-Nya), oleh itu janganlah kamu menghina seseorang daripada mereka.
133). Ketika waktu pagi manusia itu terbahagi kepada tiga keadaan: Pertama: Empunya harta akan merenung dan memikirkan hartanya sama ada lebih atau kurang. Kedua: Empunya amal akan memerhatikan amalnya. Ketiga: Empunya hati akan menilik kepada hatinya, adakah banyak zikirnya ataupun langsung tiada.
134). Jadikan usiamu bermanfaat. Apa yang sudah berlalu daripada usiamu telah pun luput dan apa yang anda cita-citakan pada masa yang akan datang itu ghaib (hilang lenyap). Maka apa yang ada pada anda sekarang inilah saat yang anda ada.
135). Ikhlas merupakan ruh agama, inti kepada ibadah, dan landasan segala perilaku menuju Allah s.w.t. Jadi, apakah yang dimaksudkan dengan ikhlas? Ikhlas adalah mengesakan Allah ketika melakukan ketaatan. Ikhlas adalah tujuan. Ikhlas adalah mempersembahkan ketaatan untuk mendekat kepada Allah s.w.t tanpa dihiasi sikap kepura-puraan, hasrat mendapat pujian, atau hal selain taqarrub kepada Allah s.w.t. (Risalah al-Qusyairiyah).
136). Hati menjadi sempurna apabila seluruh ruangnya telah diisi NUR. Jika keadaan itu telah tercapai, tak ada lagi tempat untuk lintasan dosa.
137). Mahabbah: Ahli Sufi memberikan arti 'mahabbah' sebagai berikut: Pertama, memeluk kepatuhan kepada Tuhan dan membenci sikap melawan kepada-Nya. Kedua, menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi. Ketiga, mengosongkan hati dari segala galanya, kecuali dari diri yang dikasihi.
138). Tasawwuf itu berdasarkan 8 sifat:
- Bermurah hati seperti Nabi Ibrahim as
- Menyerah dengan sukarela seperti Nabi Ishak as
- Bersabar seperti Nabi Ya’qub as
- Shalat seperti Nabi Zakaria as
- Miskin seperti Nabi Yahya as
- Memakai pakaian bulu seperti Nabi Musa as
- Mengembara seperti Nabi Isa as
- Beragama seperti Nabi Muhammad s.a.w.
139). Ujub menjadi penghalang naiknya manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Penawarnya hanya satu, belajarlah menghina diri sendiri.
140). Hubungan yang tidak membuat kalian kecewa adalah hanya hubungan dengan Allah SWT.
141). Cinta itu hanya milik Allah. Jika Allah berikan cinta kepada kita, maka kita cinta kepada Allah.
142). Penghalang hakiki terhadap 'makrifat billah' adalah nafsu.
143). Rasakanlah betapa kecil, rendah dan tak berartinya dirimu dalam rukuk dan sujudmu kepada Allah s.w.t.
144). Apabila seseorang itu jiwanya tidak tergugat oleh harta, tidak tergugat oleh derita, tidak tergugat oleh orang kata, dia termasuk manusia luar biasa. Kerana jiwanya dengan Tuhan sahaja.
145). Ilmu Tasawwuf bukan ilmu tentang zikir dan wirid semata-mata, tentang cara berpakaian dan berpenampilan lain dari yang lain. Tasawwuf bukan untuk mendapatkan ilmu kebatinan dan pengaruh ke atas orang lain. Ilmu Tasawwuf yang diajarkan oleh Ulama’ Sufi Mu'tabar adalah ilmu tentang ‘penjagaan jiwa dari pelbagai penyakit hati' yang dapat membinasakannya, ilmu yang diperlukan bagi menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Ilmu yang diperlukan oleh Raja Raja dan Pembesar untuk melayakkan mereka menjadi pemimpin yang baik dan adil. Ilmu tentang bagaimana 'Mengenal Tuhan' dengan terlebih dahulu 'Mengenal Diri’.
146). Para Syeikh Ahli Tarekat dan Tasawwuf telah memperkatakan barangsiapa yang telah tertimpa 'Qalbun Mayyit' (mati hati), maka hati seseorang itu akan tertutup daripada menerima Nur Irsyad (petunjuk) dan kebenaran serta menghalangnya dari menerima rahsia dan cahaya makrifat yang sangat diidamkan oleh para Ahlul Makrifah, dia tidak ada keinginan untuk tenggelam didalam ketaatan serta menjaga amar makruf nahi mungkar, dia tidak dapat menerima nasihat yang baik serta sentiasa melihat orang lain tidak baik, mata rohaninya tertutup dari perkara2 yang membolehkan ia bertaqarub kepada Allah, maka bacalah doa yang dibawah ini semoga hati kita hidup dengan pertolongan Allah.
147). Hu atau Huwa adalah nama Allah dalam Sufisme. Secara harfiahnya bererti “Dia”. Dalam Sufisme Hu adalah istilah lain yang digunakan untuk Allah, dan digunakan sebagai nama Allah. Allah Hu bererti “Allah, satu-satunya Dia” Dalam bahasa Arab, Hu sebagai tambahan intensif untuk perkataan Allah, sehingga Allah Hu bererti “Allah itu sendiri” Hu juga ditemukan dalam lafaz Islam La Ilaha Ilallah Hu: “Tidak ada Tuhan kecuali Allah” atau dalam intepretasi Sufi “Tidak ada kenyataan, kecuali Allah”.
148). Syibli Sufi: Ketahuilah apabila manusia itu hendak menuju pada Allah maka Syaitan dan kuncu2nya hendak memusuhi kpd org yg nak menuju pada Allah. Kenapa jiwa kita terasa gelisah? Kerana Zikir kita belum sampai kepada Roh, sebab itu kita terasa apabila org menyindir kita, org caci kita, kita masih terasa hati. Maka bersungguhlah kita berzikir sehingga menjadi darah daging hingga puji itu tak terkesan kpd hati maka cacian itu tak mudharat sikit pun iman kita. Inilah yg diperjuangkan oleh Para Nabi dan Aulia Allah”.
149). Ilmu Makrifat: Hanya org yg minum sahaja yang akan dapat tahu manis atau tawarnya air, “org yg menikmati sahaja yg mendapat tahu” (La ya zuk, wala ya arif). Ilmu Makrifat adalah ilmu mencari kaedah dan bukannya ilmu mencari faedah. Ilmu ini, adalah ilmu yg bukan mencari Syurga, bukan mencari Pahala atau bukan mencari ganjaran. Ilmu ini, adalah ilmu mencari Ikhlas. Ilmu ini, adalah ilmu mencari Rasa, iaitu mencari Rasa di dlm Rasa. Iaitu ilmu lihat dlm penglihatan dan ilmu dgr dlm pendengaran.