Keutamaan orang 'Alim/Berilmu yg mengamalkan ilmunya
Muhammad bin Ali berkata : “Dua roka’at dari seorang alim, lebih utama daripada tujuh puluh roka’at dari orang yang bodoh (tidak alim).” (R. Ibnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)
Ibnu Abbas ra. berkata : “Seorang alim jika mati, maka Allah membentuk ilmunya bagaikan orang yang menyenangkannya dalam kubur hingga hari kiamat, dan mengelakkan daripadanya segala binatang jahat ditanah.” (R. Ad Dailami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)
Ibnu Abbas ra. berkata : “Jika bertemu orang alim dengan orang abid diatas shirat, maka diperintahkan kepada abid itu: Masuklah kesurga dan bersuka-suka karena ibadatmu, dan dikatakan kepada orang alim itu berhentilah disini, dan berikan syafa’atmu pada siapa yang engkau suka, maka tiadalah engkau memberi syafa’at kepada seorang melainkan akan diterima oleh Allah, maka ia berdiri sebagaimana kedudukan para Nabi.” (R. Abusy Syaikh dan Ad Daelami, Kitab Irsyadul ‘Ibad)
Nabi saww. bersabda : “Handaknya kamu semua memuliakan ulama’, karena mereka itu orang-orang yang mulia menurut Allah dan dimulyakan.” (Kitab Lubabul Hadits)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul A'la Ash Shan'ani telah menceritakan kepada kami Salamah bin Raja` telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Jamil telah menceritakan kepada kami Al Qashim Abu Abdurrahman dari Abu Umamah Al Bahili ia berkata; "Dua orang disebutkan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keutamaan seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian, " kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib shahih. Perawi berkata; "Aku mendengar Abu 'Ammar Al Husain bin Huraits Al Khuza'I berkata; Aku mendengar Al Fudlail bin Iyadl berkata; "Seorang alim yang mengamalkan ilmunya dan mengajarkan ilmunya akan dipanggil besar oleh para Malaikat yang ada di langit." (HR. At tirmidzi No.2609)
Nab saww. bersabda : “Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan di malam purnama atas seluruh bintang-bintang.” (Kitab Lubabul Hadits)
Dalam satu riwayat Al Harits bin Abu Usanah dari Sa’id Al Khudri ra. dari Nabi saww. bersabda : “Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas umatku.” (Kitab Tanqihul Qaul)
Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa memandang wajah orang alim dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya, maka Allah Ta’ala menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat.” (Kitab Lubabul Hadits)
Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa memuliakan orang alim maka ia memuliakan aku, barangsiapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah, dan barangsiapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga.” (Kitab Lubabul Hadits)
Nabi saww. bersabda : “Hendaknya kamu semua memuliakan para ulama, karena mereka itu adalah pewaris para Nabi, maka barangsiapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Al Khatib Al Baghdadi dari Jabir ra., Kitab Tanqihul Qaul)
Nabi saww. bersabda : “Tidurnya orang alim itu lebih utama daripada ibadah orang bodoh.” (Kitab Lubabul Hadits)
Nabi saww. bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barangsiapa berjabat tangan kepada orang alim ia seperti berjabat tangan denganku, barangsiapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk denganku didunia, dan barangsiapa yang duduk bersamaku didunia maka aku mendudukkanya pada hari kiamat bersamaku.” (Kitab Lubabul Hadits)
Dari Anas bin Malik ra., bahwasanya Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim berarti ia mengunjungi aku, barangsiapa mengunjungi aku maka ia wajib memperoleh syafa’atku, dan setiap langkah memperoleh pahala orang mati syahid.” (Kitab Tanqihul Qaul)
Dari Abu Harairah ra., saya mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim, maka aku menjamin kepadanya dimasukkan surga oleh Allah”. (Kitab Tanqihul Qaul)
Nabi saww. bersabda : “Seorang alim fiqih yang perwira (wara’) adalah lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah yang tekun yang bodoh lagi perwira.” (Kitab Tanqihul Qaul)
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ahmad telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Daud bin Syabur ia mendengar Syahr bin Hausyab berkata: " Luqman berkata kepada anaknya: 'Wahai anakku, janganlah kamu mempelajari ilmu untuk menandingi para ulama, atau untuk berbantah-bantahan dengan orang-orang bodoh atau untuk berbuat riya dalam majlis-majlis, dan janganlah kamu meninggalkan ilmu karena tidak selera terhadapnya(malas belajar) dan senang dalam kebodohan. Jika kamu melihat suatu kaum berdzikir kepada Allah, duduklah bersama mereka, sebab Jikalah engkau menjadi seorang alim, ilmumu akan memberi manfaat kepadamu dan jika kamu menjadi orang bodoh mereka akan mengajarimu, siapa tahu Allah membukakan rahmatNya untuk mereka sehingga kamu juga memperolehnya bersama mereka. Sebaliknya jika kamu melihat suatu kaum yang tidak berdzikir kepada Allah, janganlah duduk bersama mereka, karena jika kamu seorang alim, ilmumu tidak akan memberi manfaat, dan jika kamu seorang yang bodoh, mereka tidak menambah kepadamu kecuali kebodohan. Siapa tahu Allah menimpakan murka-Nya, sehingga murka-Nya juga menimpamu bersama mereka' ". (HR. Ad Darimi No.383)
Dari Ali bin Abu Thalib ra. bahwasanya ia berkata : Rasulullah saww. bersabda : “Orang yang mengunjungi kubur orang alim, lalu ia membacakan ayat-ayat dari kitab Allah, maka Allah Ta’ala menjadikan padanya setiap langkahnya satu gedung disurga, ia juga memperoleh pahala setiap huruf yang dibacanya atas kuburnya itu satu gedung di surga dari emas.” Demikian disebutkan dalam Riyadhus Sholihin. (Kitab Tanqihul Qaul)
Ancaman bagi seorang yang berilmu/'Alim yang tidak mengamalkan ilmunya :
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saww. bahwasanya beliu bersabda : “Tiadalah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, melainkan Allah mencabut ruhnya tanpa syahadat, dan memanggilnya pemanggil dari langit: “Hai orang yang berdosa, merugilah kamu di dunia dan di akhirat.” (Kitab Tanqihul Qaul)
Dari Umar bin Khoththob ra., saya mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Sesungguhnya apabila orang alim itu tidak mengamalkan ilmunya, maka ilmu itu melaknatinya dari perutnya, dan melaknatinya segala sesuatu yang terkena matahari, lalu malaikat hafadzoh setiap hari menulis pada lembaran buku verbal amal sampai selesai. Inilah seorang hamba yang putus asa dari rahmat Allah, wahai hamba Allah, hai orang yang menyia-nyiakan hak-hak tuannya, hai orang yang tidak mengamalkan ilmunya, kutukan Allah tetap padamu. Jika ia mati maka Allah mencabur ruhnya tanpa syahadat, dan kematian itu terhalangi dari membawa iman.” (Kitab Tanqihul Qaul)
Telah menceritakan kepada kami Abu al Asy'ats Ahmad bin al Miqdam Al 'Ijli Al Bashri telah menceritakan kepada kami Umayyah bin Khalid telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Yahya bin Thalhah telah bercerita kepada kami Ibnu Ka'b bin Malik dari bapaknya dia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mengolok-olok orang bodoh atau untuk mengalihkan pandangan manusia kepadanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka". Abu Isa berkata; 'Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur sanad ini. Ishaq bin Yahya bin Thalhah derajatnya bukan kuat menurut mereka, dan dia dibicarakan dari segi hafalannya.' (HR. At Tirmidzi No.2578, Ibnumajah No.249, 254, 255, 256)
Ibnu Mas’ud ra. Nabi Muhammad saww. bersabda : “Tiap orang yang diberi oleh Allah ilmu agama, lalu disembunyikannya, maka Allah mengendalikan mulutnya pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka.” (HR. Ath Thabarani, Kitab ’Ibad)
Abu Hurairah ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : “Barangsiapa yang belajar ilmu agama yang seharusnya untuk mencapai keridho’an Allah, tiba-tiba dipelajarinya hanya untuk mencapai tujuan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan bau surge pada hari kiamat.” (HR. An Nasa’I, Kitab Irsyadul ‘Ibad)
Nabi Muhammad saww. bersabda : “Barangsiapa bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah petunjuknya (amalnya), maka tiadalah ia bertambah melaikan jauh dari Allah.” (An Nashaaih Ad Diniyah)
Al Hasan ra. berkata : “Tiada seorang berkhutbah (ceramah) suatu khutbah melainkan Allah akan menanyakan tentang tujuan khutbah itu pada hari kiamat (akaha tujuannya).” (HR. Ibnu Abidunya, Al Baihaqi, Hadits Mursal, Kitab Irsyadul ‘Ibad)
Hilangnya Ilmu :
Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishaq al Hamdani telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Hisyam bin Urwah dari Bapaknya dari Abdullah bin 'Amru bin al 'Ash dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya langsung dari manusia, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, hingga ketika Dia tidak meninggalkan seorang alim (di muka bumi) maka manusia menjadikan orang-orang jahil sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, maka mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.
" Dan pada bab tersebut juga diriwayatkan dari Aisyah dan Ziyad bin Labid. Abu Isa berkata; 'Ini adalah hadits hasan shahih. Dan az Zuhri telah meriwayatkan hadits ini dari Urwah dari Abdullah bin 'Amru dan dari Urwah dari Aisyah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hadits semisal ini. (HR. At Tirmidzi No.2576, Bukhori No.98, 6763, Muslim No.4828, 4829, Ahmad No.6222, 6498, Ibnumajah No.51, 2084, Ad Darimi No.241)
No comments:
Post a Comment