Peperangan di Timur Tengah bermula dengan menumbuhkan bibit kebencian sesama Islam bermula dengan membidaah, menyesat dan menghalalkan darah umat Islam. Pelopornya ialah Wahhabi dan Syiah. Lalu hadirlah Ahli Sunnah wal Jamaah mengingatkan kita bahaya takfir dan membidaahkan sesama Islam. Sejarah keganasan dan militan sekarang berpunca dari dua kelompok ini. Berhati-hatilah...
ULAMA2 NUSANTARA TIDAK DIIKTIRAF (DIRUJUK) OLEH ULAMA2 ARAB?ULAMA2 NUSANTARA TIDAK DIIKTIRAF (DIRUJUK) OLEH ULAMA2 ARAB????Ada seorang hamba Allah berkata, "Ulama2 di Nusantara tidak diiktiraf oleh ulama2 Arab...kitab2 mereka hanya dibaca di Nusantara....sebab itu Nusantara menjadi 'lubuk' amalan2 bid'ah...Masya Allah...kata2 sebegini diucapkan disebabkan tidak membaca sejarah tentang para ulama Nusantara. Hakikatnya, ramai dari kalangan ulama2 diNusantara yang diiktiraf & menjadi rujukan ulama2 Arab...Antaranya :-1) Syeikh Ahmad Al Fathani....ketika berusia 12 tahun lagi ulama2 Mekah telah menggelarkannya sebagai"Sibawaih Shaghir" (pakar ilmu nahu). Dua orang ulama besar Mekah iaitu Sayyid Abu Bakar As Syata & Syeikh Muhammad bin Sulaiman Al Makki meminta beliau untuk mentahqiqkan kitab I'anah AT-Talibin Syarh Fathul Mu'in. Manakala Sultan Abdul Hamid II mengakui kealiman beliau dalam pelbagai bidang.2) Syeikh Mahfuz At Tarmasi...ulama kelahiran Tremas, Pacitan Jawa Timur ini diiktiraf oleh ulama2 Arab sebagai pakar hadith & fiqh. Beliau yang juga mursyid tariqat Syathariah di Nusantara dilantik menjadi imam besar & guru di Masjidil Haram. Mendapat gelaran "Allamah, Al-Muhaddith, Al-Musnid,Al-Faqih, Al Usuliy wal Muqri’. Ramai ulama2 Arab yang berguru dengan beliau. Antara yang masyhur ialah Syeikh Umar Hamdan, Syeikh Ash Shihab Ahmad, Syeikh Hasan Al Masysyat Al Makki & mufti Mumbai iaitu Syeikh Sa‘dullah Al-Maimani. Kitab2 penulisan beliau dijadikan rujukan wajib di institusi2 pengajian tinggi di Iraq, Maghribi, Arab Saudi & negara2 Arab yang lain.3) Syeikh Yasin Al Fadani....mendapat gelaran "Musnid Al Asr" (Pemegang Sanad Unggul Zaman) dari ulama hadith di Mekah iaitu Sayyid Abdullah Al Ghumari. Ulama2 besar Arab menjadi anak murid beliau antaranya Syeikh Ali Jum'ah (mufti Mesir) dan Syeikh Mahmud Said Mamduh (ulama terkenal di Mesir). Syeikh Mahmud Said Mamduh pernah berkata:"Syeikh kami Allamah Al Fadani bukan hanya sekadar seorang musnid, bahkan beliau adalah seorang alim yang menguasai segenap disiplin ilmu Islam. Beliau menjadi tumpuan manusia meminta fatwa daripada pelbagai ceruk rantau.Ramai lagi kalau nak cerita....Syeikh Ahmad Khatib Al Minankabawi, Syeikh Zainuddin Bawean, Syeikh Abdul Qadir Al Mandili, Syeikh Uthman Tungkal........fuhhh memang ramai
Tingkatkan Gelar Para Ahli Hadits Berikut tingkatan dan gelar ulama haditsTingkatkan Gelar Para Ahli HaditsBerikut tingkatan dan gelar ulama hadits :1. Al Hafidh (Al Hafidz) : Adalah gelar untuk ulama yang sudah hapal hadits lebih dari 100.000 hadits beserta sanad dan matannya, di zaman dahulu ada banyak ulama yang mencapai derajat ini, namun dijaman sekarang sudah sangat langka.2. Al Hujjatul Islam : Adalah gelar untuk ulama yang sudah hapal lebih dari 300.000 hadits beserta sanad dan matannya, ulama-ulama yang sudah mencapai derajat ini diantaranya Imam Ghazali, Imam Ibnu Hajar Al Asqalani, Imam Nawawi, dan masih banyak lagi. Namun dizaman sekarang sepertinya sudah tidak ada lagi ulama yang mampu mencapai derajat ini.3. Al Hakim : Adalah gelar untuk ulama yang sudah hapal lebih dari 400.000 hadits beserta sanad dan matannya.4. Al Huffadhudduniya (Al Huffadh) : Adalah gelar untuk ulama yang mampu menghapal lebih dari 1.000.000 (satu juta) hadits beserta sanad dan matannya. Ulama yang mencapai derajat ini adalah Imam Ahmad bin Hambal, murid dari Imam Syafii.Itulah gelar-gelar bagi ulama hadits sesuai dengan jumlah hadits yang di hapalnya. Dari sini kita menjadi kagum, betapa jenius dan briliannya para ahli hadits ini dan betapa luasnya pemahaman mereka tentang hadist Rasul saw.Perlu diketahui, yang dimaksud hapal hadits disini bukanlah hanya hapal matannya saja (Rasulullah saw bersabda :...), bukan dari situ, namun juga harus mampu hapal dengan nama-nama perawi di rantai sanadnya (dari fulan yang mengabarkan dari fulan, dari fulan, dari fulan, dst sampai kepada Rasulullah), juga hapal tahun lahir perawinya, keadaan hidupnya, asalnya dsb. Sedangkan satu hadits yang pendek saja, bisa menjadi dua halaman bila disertai hukum sanad dan hukum matannya. Demikianlah penjelasan singkat mengenai gelar-gelar para ahli hadits.Tentang Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidh. Beliau adalah salah satu ulama yang mampu mencapai derajat Al Hafidh di abad ini. Ya, beliau hapal 100.000 hadits lebih beserta hukum-hukum sanad dan matannya secara keseluruhan. Untuk mencapai derajat Al hafidh di abad 21 ini bukanlah perkara gampang. Dimana jumlah hadits diatas muka bumi yang bertebaran di kitab-kitab jika di kumpulkan tidakmencapai 100.000 hadits!. Artinya jika kita berusaha mengumpulkan seluruh buku hadits yang ada sekarang, jumlah keseluruhan haditsnya tak akan mencapai 100 ribu hadits. Kita lihat, misalnya, Kitab Shahih Bukhari haditsnya berakhir di nomor 7.124 (jika ada pendapat lain pun jumlahnya tidak akan jauhdari angka tsb), Kitab Shahih Muslim berakhir di hadits no 3.033 (sebagian pendapat mengatakan sekitar 5000an), Sunan Abu Daud memuat sekitar 5.000an hadits, Sunan Tirmidzi memuat sekitar 4000an hadits, Sunan An Nasa'i memuat sekitar 5000an hadits, Sunan Ibnu Majah sekitar 4.300an hadits, Shahih Ibnu Hibban sekitar 3.000an hadits, Al Muwatha' Imam Malik sekitar 1.600an hadits, MusnadAhmad bin Hanbal sekitar 27.000an hadits, mungkin masih terdapat puluhan kitab hadits lainnya, namun jika di kumpulkan semua, Insya Allah tidak mencapai 100.000 ribu hadits, siapa pula yg mampu di zaman itu menulis semua hadits?. Jadi bagaimana caranya seseorang bisa menghapal sebanyak 100.000 hadits dizaman ini? sedangkan jumlah semua hadits di kitab-kitab tidak sampai 100.000 hadits?. Selain menghapal semua hadits yang sudah tertulis di kitab, tentu saja harus diteruskan untuk menghapal hadits yang belumdibukukan, cara ini hanya bisa di dapatkan dengan jalan berguru kepada ulama hadits yang menyimpan hadits yang mungkin didapatkan dari guru-gurunya, gurunya dapat dari guru dari gurunya, dst hingga kepada Rasulullah saw, namun mungkin hadits tersebut belum pernah dibukukan.Demikianlah Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidh, beliau mampu mencapai derajat Al Hafidh di zaman ini. Dalam kehidupan sehari-hari, hampir disemua gerak-gerik dan penampilan beliau berdasarkan sunnah dan ada landasan haditsnya. Mulai dari cara berpakaian, cara duduk, cara berjalan, cara makan, cara tidur, cara minum, cara berbicara, sampai kepada kegiatan sehari-hari beliau hampir sama dengan cara Rasulullah saw. Jadi jika kita misalnya suatu kali melihat cara duduk beliau dengan gaya A, lalu kita cari-cari dihadits apakah Rasulullah pernah duduk dengan gaya semacam itu? pasti kita akan menemukannya, ternyata ada, dan memang Rasulullah pernah melakukan duduk dengan gaya seperti itu.Selain digelari Al Hafidh, beliau juga memiliki gelar Al Musnid, beliau digelari Al Musnid, didasarkan karena setiap menyebut hadits, beliau mampu ataupun hafal menyebut sanadnya hingga Nabi SAW atau kutubusshahih diluar kepala tanpa melihat catatan apapun.Maka tidak berlebihan jika di bilang beliau adalah kitab hadits yang berjalan, karena hampir dari semua gerakan dan kegiatan yang beliau lakukan selalu berdasarkan sunnah, ada landasannya. Meski begitu beliau adalah ulama yang sangat tawadhu. Beliau sangat malu jika gelar Al hafidh beliau disebut. Allah Yarham Habib Munzir Al Musawa pernah menceritakan jika Sang Guru, Habib Umar bin Hafidh, pernah memberikan teguran agar tak lagi menyebutkan gelar Al Hafidh didepan namanya.Habib Munzir bercerita :"beliau (Guru Mulia Habib Umar bin Hafidh) melarangsaya menampilkan nama beliau dengan gelar Alhafidh, karena jika seluruh hadits riwayat para muhaddits seperti Imam bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dll dipadu, belum mencapai 100.000 hadits. Guru Mulia (Habib Umar) mencapai Alhafidh dari kumpulan hadits sanad musalsalah yang sudah tidak sempat / belum tercetak, masih berupa tulisan tangan ulama terdahulu, maka beliau tidak mau gelar itu ditampilkan. bagaimana tidak, kini masuk menjadi santri beliau harus hafal 2000 hadits dan hafal Al-Qur’an, dan dulu saya selalu menyebut gelar beliau dg Al Hafidh, (namun) beliau diam saja, namun setelah MR (Majelis Rasulullah) membesar, maka beliau melarang saya menyebut itu karena malu dan adab."Subhanallah, begitulah ketawadhuan Guru Mulia Habib Umar bin Hafidh.Wallahu`alamAllahumma shalli alaih
UMAT ISLAM WAJIB SEBARKAN PENGETAHUAN INI.. Kenapa Dalam Islam Ada 4 Mazhab Mari baca ulasan dibawah ini.Mari baca ulasan dibawah ini.Sejak kecil, kanak-kanak di Malaysia telah dididik dengan hukum-hakam agama seperti yang telah tertulis di dalamPAFA. Jika masih ingat, semua hukum yang kita belajar, adalah Mazhab Syafi’e kan?Seperti yang diketahui, Islam ada 4 mazhab, Syafi’e, Hanbali, Maliki dan Hanafi. Siapa cakap Syiah tu mazhab ke-5, boleh pakai baju melayu putih, sampin hijau, dan pergi masuk sekolah agama balik. Kesemua 4 mazhab kita ada 5 rukun Islam, tiada tambah-tambah, ada dua hari raya, tiada tambah-tambah.Sudah pasti ramai tertanya-tanya kenapa Islam kena ada 4 mazhab? Kenapa tidak satu sahaja? Sampaikan ada yang kata tak payah ikut mazhab, ikut Nabi dah cukup! Ustaz cakap, siapa cakap macam tu, dia bukan suruh ikutNabi, sebenarnya dia suruh ikut diri dia sendiri!Mazhab sebenarnya berbeza dari segi Feqah sahaja, bukan dari segi Aqidah. Feqah bermakna cara kita melakukan sesuatu Ibadat. Bagaimana hendak sembahyang, nak ambil wudhu’ dan sebagainya. Tapi jenis Ibadatnya semua sama. Keempat-empat mazhab ada 5 waktu sembahyang. Aqidah semua sama. Satu Tuhan. Satu Rasul.Mungkin juga ramai sudah tahu, mazhab ini mengikut tempat. Sebagai contoh, Mazhab Syafi’e diamalkan di Malaysia. Manakala mazhab Hanafi, diamalkan di tempat seperti Iraq. Mengenai perkara inilah (perbezaan geografi) ternyata bergunanya mazhab.Contoh yang paling jelas, mengikut Mazhab Syafi’e, di dalam sembahyang kita tidak boleh bergerak 3 kali secara berturut-turut. Manakala mazhab yang lain boleh.Di Mekah, mereka tidak mengamalkan mazhab Syafi’e. Cuba bayangkan, di Kaabah yang begitu ramai, tak boleh bergerak 3 kali, boleh ke?Kita tengah baca Fatihah, tiba ada Pak Arab melintas di depan, kita terpaksa gerak sikit, lepas tu ada lagi, kita kena gerak lagi.Kalau pergerakan kaki kita melebihi 3 kali, sembahyang batal. Habis tu sampai Subuh besok kita kena ulang sembahyang, sebab sembahyang kita asyik batal.Cuba bayangkan dalam dunia ini ada satu mazhab sahaja. Nanti di depan Kaabah tiada siapa dapat habiskansembahyangnya!Mazhab ini bukannya pecahan Agama. Tapi lebih dari perbezaan pendapat yang sesuai dengan tempat-tempat tertentu.Cuba bayangkan, kalau kerajaan wajibkan semua pelajar pergi sekolah naik bas sahaja. Tak boleh ibu-bapa hantar,tak boleh naik basikal. Kononnya tiada keseragaman. Gilakan?Semua orang ada cara masing-masing. Yang penting pergi sekolah, tiada kesah naik bas ke kereta ke permaidani ajaib ke.Hal ini, bukan sahaja boleh diaplikasikan kepada mazhab sahaja. Tetapi juga boleh dikaitkan dengan hukum-hukum ijma’. Contoh paling terdekat, hukum mengucapkan Selamat Hari Natal.Apa yang susah sangat? Ada ulama’ kata haram tak boleh. Al-Qaradhawi kata boleh. Bukannya semua ulama’kata Haram Mutlak. Seperti biasa khilaf (perbezaan pendapat) ini berguna mengikut tempat. Agak-agak kalauanda duduk di Arab Saudi, jiran kau 100% Muslim, takkan tiba-tiba nak bagi pengumuman, “Hey Assalamualaikum. Merry Christmas“?Tapi takkanlah kalau kau duduk kat Malaysia, ada 30 kawan Kristian. Kau terserempak dengan mereka. Kau nak diam je? Pastu “hehe sorry agama saya tak bagi wish Krismas hehe“.Cuba kau fikir macam mana persepsi penganut agama lain kalau mereka nampak kita macam ni? Kalau kita ini, mereka wish Hari Raya, kita suka kan?Jadi, dengan keadaan yang kita bercampur-baur bangsa dan agama di sini, kita kena hormat pegangan orang lain.Bukan setakat hormat orang Kristian, tapi lagi penting hormat orang Islam sendiri yang berpendapat lain daripada kita.Agak-agak kalau kita ni jenis tak bercampur dengan bangsa lain, semua kawan melayu, diam-diamlah tak payah wish Krismas.Ini, bila ada member kita yang jenis bercampur dengan masyarakat, dia berpendapat seperti Al-Qaradhawi dan wish kawan-kawan dia yang beragama Kristian, boleh pergi wall post dia haram this haram that. Bodohnya?Maka, timbul juga persoalan-persoalan seperti bolehkah kita mengamalkan mazhab lain. Contohnya, kita yang mazhab Syafi’e ni nak amalkan mazhab Maliki pulak.Hal ini dinamakan talkin (mencampurkan mazhab). Ustaz saya kata, hal ini tak boleh sama sekali, kecuali: a) Kita sudah belajar sepenuhnya keempat-empat mazhab. b) Kita pergi ke tempat yang mengamalkan mazhab lain.Walaupun jika seseorang itu sudah belajar kesemua mazhab, adalah dinasihatkan supaya konsisten dengan satu mazhab sahaja. Seperti Imam Al-Ghazali, walaupun beliau ‘alim dengan semua mazhab, tapi beliau hanya mengamalkan mazhab Syafi’e sahaja.Ingatlah, mazhab itu bukan perbezaan agama. Tapi ia adalah medium untuk memudahkan kita semua untuk menjalankan ibadah seharian agar mendekatkan diri kitadengan-Nya.Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment