SHALAWAT WAHIDIYAH
(Boleh diamalkan oleh siapa saja laki-laki, perempuan, tua, muda, dari golongan dan bangsa manapunjuga tidak pandang bulu. )
CARA PENGAMALAN
1. Diamalkan selama 40 hari berturut-turut. Tiap hari paling sedikit menurut bilangan yang tertulis di belakangnya dalam sekali duduk. Boleh pagi, siang, sore, atau malam hari. Boleh juga dipersingkat 7 hari, akan tetapi bilangan-bilangan tersebut dilipatkan 10 kali. Boleh mengamalkan sendiri-sendiri. Akan tetapi dengan berjamaah bersama-sama satu keluarga atau satu kampung sangat dianjurkan. Bagi kaum wanita yang sedang bulanan, cukup dengan membaca Shalawat saja, tidak usah membaca fatihah. Adapun bacaan “FAFIRRUU ILALLAH” dan “WA QUL JAA-AL HAQQUU ...” boleh dibaca sebab disini tidak dimaksudkan membaca ayat-ayat Al-Qur’an, melainkan sebagai doa. Sesudah 40 hari atau 7 hari pengamalan diteruskan tiap hari,dan banyaknya bilangan boleh dikurangi, ditetapkan atau ditambah, sebagian atau seluruhnya. Akan tetapi lebih utama jika diperbanyak.
2. Bagi mereka yang belum hafal boleh dengan membaca. Dan bagi yang belum bisa membaca seluruhnya, sambil mempelajari, boleh dan cukup membaca bagian mana yang sudah ia dapati lebih dahulu. Yang paling gampang yaitu membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSULULLAH” diulang-ulang selama kira-kira sama waktunya dengan mengamalkan seluruhnya. Yaitukurabf lebih 35 menit. Jika itupun misalnya terpaksa belum mungkin, boleh berdiam saja selama waktu itu dengan memusatkan segenap perhatian, mengkonsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada Allah SWT dan merasa seperti berada dihadapan Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW dengan adab lahir batin yakni ta’dhim (memulyakan) dan mahabbah (mencinta) setulus hati!.
3. Mengamalkan harus dengan niat semata-mata beribadah kepada Allah dengan ikhlas tanpa suatu apapun. Baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi misalnya supaya begini, supaya begitu, ingin pahala, ingin surga dan sebagainya!. Harus sungguh-sungguh mulus, IKHLAS KARENA DAN UNTUK ALLAH-LILLAH!. Disamping niat beribadah LILLAH, supaya niat mengikuti tuntunan Rosululloh SAW = LIRROSUL, dan niat mengikuti bimbingan Ghoutsu Hadzaz Zaman rodliyAllahu ‘anh. = LILGHOUTS!. Jadi ketiga niat dilaksakan bersama yaitu : LILLAH, LIRROSUL, LILGHOUTS!.
4. disamping niat LILLAH, LIRROSUL, LILGHOUTS seperti di atas supaya merasa bahwa kita dapat melakukan ini semua karena pertolongan Allah, karena digerakkan oleh Allah. Jadi menerapkan :
لاحولا ولا قوة إلا بالله
“Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan titah Allah”.
Jangan sekali-kali merasa diri kita mempunyai kemampuan tanpa dititah oleh Allah!.
Disamping merasa BILLAH, juga supaya merasa BIRROSUL. Artinya merasa bahwa diri kita ini menerima jasa dari Rosul Rosululloh SAW. Jadi menerapkan firman Allah SWT:
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين {الأنبياء : ۱۰٧}
“Dan tiada AKU mengutus Engkau Muhammad melainkan rahmat bagi seluruh alam”. (Al-Anbiya : 107).
Selanjutnya disamping merasa BILLAH dan BIRROSUL supaya merasa BILGHOUTS!. Artinya merasa bahwa kita memperoleh jasa-jasa baik dari Ghoutsu Hadzaz Zaman rodliyAllahu ‘anh jasa moril antara lain berupa dukungan moril dan doa restu dari pada beliau, khususnya di dalam kita berdoa memohon kepada Allah SWT ini!.
5. ketika mengamalkan supaya sungguh-sungguh hudlur hati kita dihadapan Allah SWT dan “ISTIHDLOR” merasa seolah-olah seperti benar-benar berada dihadapan Rosululloh SAW dengan adab lahir batin sebaik-baiknya, ta’dhim (memulyakan) dan mahabbah (mencinta) setulus hati. Dalam pada itu supaya merasa dan mengakui dengan jujur bahwa diri kitaini penuh berlumuran dosa dan senantiasa berlarut-larut!. Dosa kepada Allloh SWT, dosa kepada Rosululloh SAW, dosa kepada Ghouts Hadzaz Zaman dan kepada para Auliya kekasih Allah, dosa kepada orang tua, kepada ibu bapak, kepada keluarga, kepada guru, kepada murid, kepada pemimpin dan kepada yang dipimpin, dosa kepada bangsa dan negara, dosa kepada ummat dan masyarakat bahkan terhadap sesame makhluk pada umumnya. Dan merasa diri kita ini sangat dlo’if sangat lemah, butuh sekali maghfiroh dan ampunan, taufiq dan hidayah Allah, butuh sekali syafa’at dan pertolongan dan tarbiyah Rosulullah SAW. Butuh sekali akan bantuandan dukungan dari Ghoutsu Hadzaz Zaman RA berupa barokah, nadroh dan doa restunya.
Mari kita praktekkan!
بسم الله الرمحن الرحيم
إلى حضرة سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم الفاتحة x٧
(Membaca surat Al-Fatihah 7 kali)
وإلى حضرة غوث هذا الزمان وسائر أولياء الله تعالى عنهم الفاتحة x٧
(Membaca surat Al-Fatihah 7 kali)
Kemudian langsung membaca :
الللهم ياواحد ياأحد، ياواجد ياجواد، صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، فى كل لمحة ونفس بعدد معلومات الله وفيوضاته وأمداده x۱۰۰
Terjemahan :
“Yaa Allah, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Maha Menentukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah Shalawat salam barokah atas Junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas Keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas sebanyak bilangan segala yang Allah Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Allah”.
اللهم كما أنت أهله، صل وسلم وبارك على سيدنا ومولانا وشفيعنا وحبيبنا وقرة أعيننا محمد صلى الله عليه وسلم كما هو أهله، نسألك اللهم بحقه أن تغرقنا فى لجة بحر الوحدة حتى لانرى ولانسمع ولانجد ولانحس ولانتحرك ولانسكن إلابها، وترزقنا تمام مغفرتك ياالله وتمام نعمتك ياالله وتمام معرفتك ياالله وتمام محبتك ياالله رضوانك ياالله، وصل وسلم وبارك عليه وعلى آله وصحبه، عدد ماأحاط به علمك وأحصاه كتابك برحمتك ياأرحم الراحمين والحمد لله رب العالمين x٧
Terjemahan :
“Yaa Allah, sebagaimana keahlian ada pada-Mu, limpahkanlah Shalawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi syafaat kami, kecintaan kami dan Buah – Jantung – Hati kami Junjungan Nabi Muhammad shollahu ‘alaihi wassalam yang sepadan dengan keahlian. Beliau; kami bermohon kepada-Mu yaa Allah, deng Hak Kemulyaan Beliau, tenggelamkanlah kami di dalam pusar dasar samodra Ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak ataupun berdiam, melainkan senantiasa merasa di dalam Samodra Tauhid-MU dan kami bermohon kepada-MU yaa Allah, limpahilah kami ampunan-Mu yang sempurna yaa Allah, nikmat karunia-MU yang sempurnayaa Allah, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna yaa Allah, cinta kepadaku dan kecintaan-MU yang sempurna yaa Allah, ridlo kepada-MU serta memperoleh ridlo-MU yang sempurna pula yaa Allah. Dan sekali lagi yaa Allah, limpahkanlah Shalawat salam dan barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas Keluarga dan Sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-Mu yang termuat di dalam kitab-Mu; dengan Rahmat-Mu yaa Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dab segala puji bagi Allah Tuhan Seru Sekalian Alam”.
ياشفع الخلق الصلاة والسلام * عليك نور الخلق هادى الأنام
وأصله وروحه أدركنى * فقد ظلمت أبدا وربنى
وليس لى ياسيدى سواكا * فإن ترد كنت شخصا هالكا x٣
ياسيدى يارسول الله x٧
Terjemahan :
“Duhai Kanjeng Nabi Pemberi syafa’at makhluq,
Kepangkuan-MU Shalawat dan salam kusanjungkan,
Duhai Nur cahaya makhluq, Pembimbing manusia;
bimbing, bombing dan didiklah diriku,
sungguh aku manusia yang dholim selalu;
Tiada arti diriku tanpa Engkau duhai yaa Sayyidii.
Jika Engkau hindari aku, keterlaluan berlarut-larutku
pastilah, pastilah, pasti kuhancur binasa!”.
“Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan Allah!”.
ياأيها الغوث سلام الله * عليك ربنى بإذن الله
والنظر إلى سيدى بنظرة * موصلة للحضرة العلية x٣
Terjemahan :
“Duhai Ghoutsu Zaman,kepangkuan-Mu salam Allah kuhaturkan; bombing dan didiklah diriku dengan idzin Allah; Dan arahkan pancaran sinar Nadroh-Mu kepadaku yaa Sayyidi,
Radiasi batin yang mewushulkan aku,
Sadar ke hadirot Maha Luhur Tuhanku”.
ياشفع الخلق حبيب الله * صلاته عليك مع سلامه
ضلت وضلت حيلتى فى بلدتى * خد بيدى ياسيدى والأمة x٣
ياسيدى يارسول الله x٧
Terjemahan :
“ Duhai Kanjeng Nabi Pemberi Syafa’at makhluq,
Duhai Kanjeng Nabi Kekasih Allah,
Kepangkuan-Mu Shalawat dan salam Allah kusanjungkan;
“Jalanku buntu, usahaku tak menentu,
Cepar, cepat, cepar raihlah tanganku yaa Sayyidii,
Tolonglah diriku dan seluruh ummat ini!”.
“Duhai Pemimpin kami, duhai utusan Allah!”.
ياربنا اللهم صل وسلم * على محمد شفيع الأمم
والآل واجعل الأنام مسرعين * بالواحدية لرب العالمين
ياربنا اغفر يسرافتح واهدنا * قرب وألف بيننا ياربنا x٣
Terjemahan :
“ Yaa Tuhan kami yaa Allah, limpahkanlah Shalawat dan salam atas Kanjeng Nabi Muhammad pemberi syafa’at ummat dan atas Keluarga Beliau;
dan jadikanlah ummat manusia cepat – cepat lari, lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta Alam.
Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, permudahkanlah segala urusan kami, bukakanlah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami, pereratlah persaudaraan dan persatuan di antara kami, yaa Tuhan kami!”.
اللهم بارك فيما خلقت وهذه البلدة ياالله وفى هذه المجاهدة ياالله x٧
Terjemahan :
“Yaa Allah, limpahkanlah berkah di dalam segala makhluq yang Engkau ciptakan dan di dalam negeri ini yaa Allah, dan di dalam Mujahadah ini yaa Allah!”.
إستغراق
Yang dimaksud ialah : diam tidak membaca apa-apa. Segala perhatian tertju hanya kepada Allah!. Bukan membayangkan lafal “ALLAH”, tetapi kepada Allah – Tuhan!. Pendengaran, perasaan, ingatan, pikiran, penglihatan dan ….. pokoknya segala-galanya dikonsentrasikan kepada Allah!.
Lain-lain tidak menjadi acara!. Hanya Allah! Titik!.
Lsmsnys istighroq tidak ada batasan, menurut kemampuan masing-masing. Istighroq diakhiri dengan membaca Surat Al-Fatihah satu kali.
Kemudian membaca doa seperti di bawah ini :
بسم الله الرحمن الرحيم. اللهم بحق إسمك الأعظم، وبجاه سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم وببركة غوث هذا الزمان واعوانه وسائر أوليائك ياالله، ياالله، ياالله رضى الله تعالى عنهم x٣. بلغ جميع العلمين نداءنا هذا واجعل فيه تأثيرا بليغا x٣. فإنا على كل شيئ قدير، وبالإجابة جدير x٣. ففروا إلى الله x٧. وقل جاء الحق وزهق الباطلط إن الباطل كان زهوقا x٣. الفاتحة !
Terjemahan :
“ DEngan Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Yaa Allah, dengan Hak Kebesaran Asma-Mu dan dengan kemulyaan serta keagungan Kanjeng Nabi Muhammad sholAllahu ‘alaihi wasallam, dan dengan barokahnya Ghoutsu Haadza Zaman wa A’waanihi serta segenap Auliya Kekasih-Mu yaa Allah, yaa Allah, yaa Allah rodliyAllahu Ta’ala ‘anhum sampaikanlah seruan kami ini kepada jamii’al ‘alimiin dan letakkanlah kesan yang merangsang di dalamnya. Maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ijabah!”.
“FAFIRRUU ILALLAH !” = Larilah kembali kepada Allah !
“WA QUL JAA-AL HAQQU WA ZAHAQOL BAATHIL INNAL BAA THILA KAANA ZAHUQO” = dan katakanlah (wahai Muhammad) perkara yang haq telah dating dan musnahlah perkara yang batal; sesungguhnya perkara yang batal itu pasti musnah”.
“AL-FAATIHAH!” (Membaca Surat Al-Fatihah satu kali).
KETERANGAN :
1. Kalimah “ FAFIRRUU ILALLAH” dan “WA QUL JAA-AL HAQQU ….” Dibaca bersama-sama imam dan makmum. Dirinya sendiri terutama supaya dirasa takut termasuk didalamnya ajakan itu dengan getaran hati yang kuat.
2. “FAFIRRUU ILALLAH” maksudnya, mengajak secara bathiniyah agar supaya kita dan masyarakat kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Allah wa Rosuulihi SAW. Secara umum yaitu dengan menjalankan hal-hal yang diridloi Allah wa Rosuulihi SAW, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merugikan, merugikan diri pribadi dan keluarga serta masyarakat!.
3. “WA QUL JAA-AL HAQQU ….” Maksudnya, memohon semoga perbuatan dan akhlaq-akhlaq yang jahat yang merugikan ummat dan masyarakat segera diganti oleh Allah dengan akhlaq yang baik yang membuahkan manfaat dan menguntungkan ummat dan masyarakat yang diridloi Allah wa Rosuulihi SAW. Dan apabila memang sudah menjadi suratan takdir tidak bisa diperbaiki lagi, dari pada makin lama makin berlarut-larut makin hebat menimbulkan kerusakan dan kehancuran, lebih baik semoga lekas dimusnahkan saja! Ini adalah soal mental, bukan terhadap fisik!. Dan terutama kita arahkan untuk diri kita sendiri!.
4. Apabila pengamalan Shalawat Wahidiyah dijalankan secara berjamaah bersama-sama beberapa orang dan apabila situasi mengizinkan, sesudah membaca Surat Al-Fatihah yang terakhir semua jamaah diajak sekali lagi mengadakan panggilan “FAFIRRU ILALLAH” ……… dengan berdiri menghadap kea rah empat penjuru : arah barat, utara, timur dan selatan. Ini antara lain mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrohim ‘ala Nabiyyinaa wa ‘alaihis sholatu wassalam ketika baru selesai membangun Ka’bah yang juga berdiri ke arah empat penjuru memanggil ummat dan masyarakat. Sikap badan tegak berdiri, pandangan lurus ke depan, dan kedua tangan lurus ke bawah di samping paha kanan kiri. Pandangan batin dengan getaran hati yang kuat diarahkan kepada jami’il ‘alamin mulai dari pribadi kita masing-masing sampai notog jagad arah yang kita hadapi, mengelilingi jagad di bawah kita jagad di belakang kita kembali kepada diri kita lagi.
Nida’ panggilan pada tiap arah tersebut ialah :
AL-FATIHAH ! (Membaca Surat Al-Fatihah satu kali).
FAFIRRU ILALLAH ( 3 kali )
WA QUL JAA-AL HAQQU ….. ( satu kali )
Sesudah arah selatan, menghadap kembali seperti ketika kita duduk tetapi masih tetap berdiri kemudian membaca :
AL-FATIHAH ! ( satu kali )
YAA SYAFI’AL KHOLQIS – SHOLAATU ….. dilagukan ( satu kali )
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLAH ! ( tiga kali )
YAA AYYUHAL GHOUTSU ….. dilagukan ( satu kali )
AL-FATIHAH ! ( satu kali )
Nida’ panggilan dengan berdiri seperti di atas juga boleh dilakukan sendiri sekalipun tidak dengan berjamaah.
==
SHALAWAT
A. DASAR DAN HUKUMNYA MEMBACA SHALAWAT
Dasar mengamalkan atau membaca Shalawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad shollaalohuu ‘alaihi wasallam adalah firman Allah dalam surat Al-Ahzab Ayat 56 :
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما {الأحزاب : ۵٦}
Artinya kurang lebih :
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya membaca Shalawat kepada Nabi (SAW) : wahai orang-orang yang beriman bacalah Shalawat dan sampaikan salam sebaik-baiknya kepada-Nya (Nabi SAW)”.
Shalawat dari Allah kepada Kanjeng Nabi SAW berupa penambahan rohmah dan kemulyaan (rohmah ta’dhim), sedangkan yang kepada selainnya Kanjeng Nabi SAW berupa rohmah dan magfiroh (kasih sayang dan ampunan).
Adapun Shalawatnya para malaikat yang kepada Kanjeng Nabi SAW, berupa permohonan rohmah dan magfiroh.
Mengenai kedudukan hukumnya membaca Shalawat, ada beberapa pendapat dari para ulama. Ada yang mengatakan wajib bil ijmal, ada yang mengatakan wajib satu kali semasa hidup, dan ada yang berpendapat sunnah muakkad. Akan tetapi membaca Shalawat pada tahiyyat akhir dari sembahyang hukumnya wajib oleh karena sudah menjadi rukun dari pada sholat.
Bagi kita para pengamal Shalawat Wahidiyah pada umumnya kita kaum mukminin dan kaum muslimin, di samping.memperhatikan pendapat para ulama tentang kedudukan hukumnya membaca Shalawat seperti di atas, yang penting lagi adalah menyadari dengan konsekwen bahwa membaca Shalawat kepada Nabi SAW, merupakan kewajiban moral dan keharusan budi nurani tiap-tiap manusia lebih-lebih kita kaum mukminin. Sebab, pertamakits diperintah membaca Shalawat seperti pada ayat tersebut di atas. Kedua, kita semua berhutang budi kepada Kanjeng Nabi SAW yang tidak terhitung banyak dan besarnya, dlohiron wa batinan syar'’an wa haqiqotan. Faedah dan manfaat membaca Shalawat kembali kepada yang membaca. Malah di samping si pembaca sendiri, keluarganya, masyarakatnya, dan bahkan makhluk-makhluk lain ikut merasakan manfaat dan barokahnya bacaan Shalawat. Manfaat dan barokah yang luas sekali, baik untuk kepentingan di dunia maupun kepentingan di akhirat. Manfaat lahir dan manfaat batin, manfaat materiil dan manfaat spiritual. Junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad SAW sendiri tidak berkepentingan tergantung kepada bacaan Shalawat para ummat. Adanya perintah membaca Shalawat justru manfaatnya kembali kepada ummat, untuk mengangkat derajat para ummat, untuk meningkatkan iman, taqwa dan mahabbah para ummat kepada Allah wa Rosuulihi SAW.
B. FAEDAH DAN MANFAAT MEMBACA SHALAWAT
Ada banyak sekali sabda Hadits Rosuullulloh SAW menerangkan fadhilah keutamaan dan manfaatnya membaca Shalawat. Juga banyak hadits yang memberi peringatan dan bahkan kecaman terhadap mereka yang lengah kurang perhatian terhadap membaca Shalawat. Hadits-hadits tersebut antara lain seperti di bawah ini :
(۱) قال صلى الله عليه وسلم : من صلى على صلاة واحدة صلى الله عليه عشرا ومن صلى على عشرا صلى الله عليه مائة، ومن صلى على مائة كتب الله بين عينيه براءة من النفاق وبراءة من النار وأسكنه يوم القيامة مع الشهداء. رواه الطبرانى عن انس ابن مالك رضى الله عنه.
(1). Bersabda Rosulullah SAW :
“ Barang siapa membaca Shalawat kepada-Ku satu kali, maka Allah membalas Shalawat kepadanya sepuluh kali; dan barang siapa membaca Shalawat kepada-Ku sepuluh kali, maka Allah membalas Shalawat kepadanya seratus kali; dan barang siapa membaca Shalawat kepada-Ku seratus kali, maka Allah menulis pada antara kedua matanya : “bebas dari munafik dan bebas dari neraka”, dan Allah menempatkannya besok pada Yaumul Qiyamah bersama-sama dengan para syuuhada”. (Riwayat Thobroni dari Anas bin Malik).
Betapa besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dengan membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Satu kali dibalas sepuluh kali; sepuluh kali dibalas seratus kali; dan seratus kali membaca Shalawat dicatat dan dijamin bebas dari munafik dan bebas dari neraka, di samping digolongkan dengan para syuhada. Bahkan lebih daripada itu, Shalawat dari Allah bagi para hamba-Nya jauh lebih berharga, tidak dapat diperbandingkan dengan bacaan shalawat para hamba-Nya.
”Munafik” adalah mental yang sudah menjadi wabah masyarakat (mental epidemi). Jika tidak segera diadakan penanggulangan dan pengobatan pasti akan membawa kehancuran dan kesengsaraan ummat manusia. Sebab didalam sifat munafik itu tersimpan ”nuklir jahat” yang sangat besar potensialnya dan paling dahAsyat akibat kehancurannya. Lebih dahsyat dari pada bom nuklir di Hirosima. Energi potensialnya yang jahat itu tidak hanya bisa menghancurkan satu kota atau satu negara, tetapi bahkan mampu menghancurkan dunia seisinya !.
Firman Allah :
ظهر الغساد فى البر والبحر بما كسبت ايدى الناس ليذيقهم بعض الذى عملو العلهم يرجعون {الروم : 41}.
Artinya :
”Telah nampak keruasakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka. Agar mereka kembalio ke jalan yang benar. (Ar-Ruum : 41).
Yakin akan kebenaran sabda Hadist di atas, kita sebagai orang mukmin seharusnya berani dengan konsekwen menjadikan bacaan sholawat kepada Nabi SAW sebagai ”resep obat penyakit munafik” yang bersarang di dalam hati kita masing-masing. Kita dan keluarga kita. Bahkan bagi kita dan bagi ummat masyarakat.
قال صلى الله عليه وسلم : أجل، أتانى آت من ربى فقال : من صلى عليك من أمتك صلاة كتب الله له بها عشر حسنات ومحا عنه عشر سيئات ورفع له عشر درجات ورد عليه مثلها. رواه الامام احمد عن ابى طلحة الانصارى
Bersabda Rasulullah SAW :
“Ya benar, telah datang kepada-Ku seorang pendatang dari Tuhan-Ku kemudian berkata : “barang siapa di antara ummatt-Mu membaca sholawat kepada-Mu satu sholawat, maka sebab bacaan sholawat tadi Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan, dan Allah membalas sholawat kepadanya sepadan dengan sholawat yang ia baca”. (Hadist riwayat Imam Ahmad).
Dengan hadist di atas itu seharusnya lebih mantap perhatian kita terhadap membaca sholawat kepada Nabi SAW. di situ disebutkan sebagai amal kebagusan, sebagai penghapus keburukan dan sebagai pengangkat derajat si pembaca sholawat. Derajat di sini dan menurut pandangan Allah.
قال صلى الله عليه وسلم : إن أولى الناس بى يوم القيامة أكثرهم على صلاة. رواه الترمذى عن ابن مسعود. حديث حسن.
Bersabda Rasulullah SAW :
“ Sesungguhnya paling utamanya manusia di sisi-Ku besok pada hari kiamat ialah mereka yang paling banyak membaca sholawat kepada-Ku”. (Hadist Hasan riwayat Tirmudzi dari Ibnu Mas’ud).
Setiap ummat Muhammad SAW, tentu ingin dirinya berada dekat dengan Rasulullah SAW lebih-lebih besok pada Yaumul Qiyamah. Adakah kita sudah konsekwen dengan keinginan itu? Artinya lalu usaha bagaimana agar supaya kita berada dekat dengan Rasulullah SAW?. marilah kita perhatikan sabda Hadist di bawah ini !
قال صلى الله عليه وسلم : أكثركم على صلاة أقربكم منى غدا ذكره صاحب الدر المنظم { سعادة الدارين : 58}.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Yang paling banyak di antara kamu sekalian membaca sholawat kepada-Ku, dialah paling dekat dengan Aku besok di hari kiamat “ (Dari kitab Sa’aadatud – Daaroini hal. 58).
Sekalipun hadist tesebut menggunakan kalam khobar, akan tetapi tekanannya adalah kalam insyak yang memberi jaminan atau garansi.
قال صلى الله عليه وسلم : صلوا على فإن الصلاة على كفارة لكم وزكاة ومن صلى على مرة صلى الله عليه عشرا. رواه ابن عاصم عن انس.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Bacalah kamu sekalian sholawat kepada-Ku, maka sesungguhnya bacaan sholawat kepada-Ku itu menjadi penebus dosa dan pembersih bagi kamu sekalian dan barang siapa membaca sholawat kepada-Ku satu kali, Allah memberi sholawat kepadanya sepuluh kali”. (HR. Ibnu Abi “Ashim dari Anas bin Malik).
Dari hadist tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca sholawat kepada Nabi SAW, berfungsi istigfar dan memperoleh jaminan magfiroh dari Allah SWT.
قال صلى الله عليه وسلم : أكثروا الصلاة على فإنصلاتكم على مغفرة لذنوبكم واطلبوالى الدرجة والوسيلة ... الحديث. رواه ابن عساكر عن الحسن بن علي رضى الله عنهما.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Pebanyaklah membaca sholawat kepada-Ku; maka sesungguhnya bacaan sholawat kamu sekalian itu merupakan magfiroh atas dosa-dosa kamu sekalian, dan carilah wasilah kepada-Ku …. (HR. Ibnu ‘Asakir dari Hasan bin Ali r.a).
قال صلى الله عليه وسلم : صلاتكم على محرزة لدعائكم ومرضاة لربكم وزكاة لأعمالكم. رواه الديلمى عن على كرم الله وجهه.
Bersabda Rasulullah SAW :
”Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu merupakan pengawal bagi kamu sekalian dan memperoleh keridhoan Tuhan-mu, dan merupakan pembersih amal-amal kamu sekalian”. (HR. Dailami dari Sayyidina ’Ali Karromallahu Wajhah).
قال صلى الله عليه وسلم : الدعاء كله محجوب حتى يكون اوله ثناء على الله عز وجل وصلاة على النبى صلى الله عليه وسلم ثم يدعو فيستجاب لدعائه. رواه النسائى عن عبد الله بن بسر.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Doa segala macamnya itu terhijab (terhalang / tertutup), sehingga permulaan berupa pujian kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan sholawat kepada Nabi SAW kemudian berdoa maka doa itu diijabi”. (HR. Imam Nasaa’i).
Dari hadist tersebut jelas bahwa sholawat kepada Nabi SAW, merupakan “kunci pembuka pintu hujabnya” doa hamba kepada Allah dan menjadi jaminan terkabulnya sesuatu doa. Dengan kata lain doa kepada Allah SWT yang tidak disertai atau yang tidak mengandung sholawat Nabi SAW tidak bisa sampai kepada Allah. jangankan dikabulkan.
قال صلى الله عليه وسلم : من صلى على فى كل يوم مائة مرة قضى الله له مائة حاجة، سبعين منها لآخرته وثلاثين منها لدنياه. اخرجه ابن منده عن جابر رضى الله عنه.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku tiap hari seratus kali, maka Allah mendatangkan baginya seratus macam hajat kebutuhannya; yang 70 macam untuk kepentingannya di akhirat, dan yang 30 macam untuk kepentingannya di dunia”. (Dikeluarkan oleh Ibnu Mundih dari Jabir RA).
Sudah barang tentu kita tidak boleh menyalahgunakan hadist tersebut dengan menganggap cukup meperbanyak membaca sholawat saja dan tidak usaha atau ikhtiar soal-soal yang kita diwajibkan usaha atau ikhtiar. Sama sekali tidak boleh. Suu-ul adab dan beritikad buruk. Itikad buruk kepda Allah wa Rosulihi SAW!. kita diwajibkan usaha dan bekerja melaksanakan bidang-bidang yang menjadi tugas kewajiban kita dengan setepat mungkin dan sesempurna-sesempurnanya. Istilah di dalam Wahidiyah harus ”YUKTI KULLA DZII HAQQIN HAQQOH”.
Atas dasar hadist tersebut itulah antara lain di dalam pengamalan Sholawat Wahidiyah 40 hari ada bagian sholawat yang harus dibaca 100 kali yaitu sholawat yang pertama ”ALLOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD ... ” dengan demikian tidak perlu diragukan bahwa banyak persoalan-persoalan problema hidup dan bermacam-macam hajat / kepentingan dikaruniai jalan keluar setelah mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 40 hari. Alhamdu lillah!.
قال صلى الله عليه وسلم : من صلى على فى يوم ألف مرة لم يمت حتى يرى مقعده من الجنة. رواه الضياء عن أنس ابن مالك.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku tiap hari seribu kali, dia tidak akan mati sehingga dia melihat tempatnya di surga”. (Dari Anas bin Malik).
Juga kita tidak boleh menyalahgunakan hadist tersebut di atas. Akan tetapi kita harus yakin kebenaran hadist tersebut dan seharusnya usaha meraslisir keyakinan kita itu demi meningkatkan iman dan takwa serta mahabbah kita kepada Allah wa Rasulihi SAW!.
C. KECAMAN TERHADAP ORANG YANG TIDAK MAU MEMBACA SHOLAWAT.
قال صلى الله عليه وسلم : من ذكرت عنده فلم يصل على فذاك ابخل الناس. رواه ابن أبى عاصم عن أبى ذر الغفارى.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Barang siapa (mendengar) AKU disebut didekatnya dan tidak membaca sholawat kepada-Ku, maka dia itulah sebakhil-bakhilnya manusia”. (Riwayat Ibnu Abi ‘Ashim dari Abu Dzaarin Al-Ghiffari).
قال صلى الله عليه وسلم : لايرى وجهى ثلاثة انفس : العاق لوالديه وتارك سنتى ومن لم يصل على اذا ذكرت بين يديه. ذكر فى القول البديع عن عائشة رضى الله عنها مرفوعا.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Tidak akan bisa melihat wajah-Ku tiga macam orang. Satu, orang yang durhaka kepada orang tuanya, nomor dua orang yang meninggalkan (tidak mengerjakan) Sunnah-Ku, dan ketiga orang yang tidak membaca sholawat kepada-Ku ketika (mendengar) Aku disebut didekatnya”. (Hadist Marfu’ dari Aisyah Rodliyallahu ’anha).
Maka dari itu setiap kita mendengar nama Kanjeng Nabi Muhammad atau disebut Rasulullah SAW, atau sebutan lain yang maksudnya adalah Kanjeng Nabi SAW, kita supaya selalu membaca sholawat!. Begitu juga seharusnya ketika kita membaca atau menulis!. Pada umumnya sholawat yang kita baca pada saat-saat seperti itu adalah sholawat yang pendek atau singkat, misalnya :
اللهم صل وسلم عليه : صلى الله على سيدنا محمد صلى الله عيله وسلم
Al-Mukarrom Romo KH. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah senantiasa menganjurkan supaya memperbanyak membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH’ di manapun kita berada!. Dibaca lisan atau secara sirri dalam batin, melihat situasi dan kondisi!.
Dengan memperbanyak membaca ”YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” alhamdulillah bertmbah banyak ingat kepada Rasulullah SAW, dan dengan demikian makin bertambah pula ingat kita kepada Allah SWT. Ingat kepada utusan, sepontan membawa ingat kepada Yang Mengutus.
قال صلى الله عليه وسلم : من ذكرت بين يديه ولم يصلى على صلاة تامة فليس منى ولا أنا منه. ثم قال صلى الله عليه وسلم : اللهم صل من وصلنى واقطع من لم يصلنى. عن أنس بن مالك.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Barang siapa (mendengar) Aku disebut didekatnya dan tidak membaca sholawat kepada-Ku, maka dia bukan dari golongan-Ku, dan Akupun bukan dari golongan dia. Kemudian Rasulullah SAW, melanjutkan sabdanya (dalam bentuk doa) ”Yaa Allah, pertemukanlah orang yang suka berhubungan dengan Aku, dan putuskanlah (hubungan) orang yang tidak meu berhubungan dengan Aku”. (Diriwayatkan dari Anas bin Malik).
Marilah sabda-sabda hadist tersebut di atas kita jadikan untuk mengkoreksi pribadi kita masing-masing sampai seberapa dekat hubungan kita dengan Rasulullah SAW!.
قال صلى الله عليه وسلم : من صلى على فىى كتاب لم تزل الملائكة تستغفرون له مادام اسمى فى ذلك الكتاب. رواه الطبرانى عن ابى هريرة.
Bersabda Rasulullah SAW :
“Barang siapa bersholawat (menulis sholawat) kepada-Ku di dalam suatu kitab, maka para malaikat tiada henti-hentinya memohonkan ampunan baginya selama nama-Ku masih berada di dalam kitab tersebut”. (riwayat Tabroni dari Abi Hurairoh).
note : bagi yang berminat, halal di copas, di sebar dan di amalkan, Insyallah sangat besar manfaatnya
( bi idznillah )
No comments:
Post a Comment