Abu Nawas Majdub:
Manusia munafiq disaat wafatnya ulama tidak bersedih
من لم يحزن بموت العلماء فهو منافق
Barangsiapa yang tidak sedih dengan wafatnya ulama, dia adalah orang munafiq
Wafatnya 'ulama berkurangnya ilmu
إن الله لا يَقْبِضُ العلمَ انتزاعاً ينتزعُه من العباد، ولكنْ يقبِضُ العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يبقَ عالماً؛ اتَّخذ الناس رؤوساًَ جُهَّالا، فسُئِلوا ؟ فأفتوا بغير العلم، فضلّوا وأضلوا.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari manusia. Namun Allah akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu (di tengah mereka), manusia mengangkat para pemimpin yang jahil. Mereka ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (orang lain).
(HR. Imam Bukhori)
Ilmu tanpa guru, hancur orang 'alim tidak tertutur dan hancur ibadanya ngawur jadi fitnah terbesar
فـساد كـبير عـالم مـتهتـك وأكـبر منه جاهل متنسك هما فتنة للعالمين عظيمة لمن بهما فى دينه يتمسك
Hancur lebur, orang alim tidak teratur..
Lebih hancur, orang jahil ibadah ngawur..
Kedua-duanya fitnah besar, menimpa alam semesta.
Bagi orang yang menganutnya, sebagai dasar agama. (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)
Akibat jauhnya menuntut ilmu agama
Anas bin Malik radliyalloohu ‘anhu, ia berkata :
Telah bersabda Rosulillah shollalloohu ‘alaihi wa sallam :
من أشراط الساعة أن يُرْفَعَ العلم، ويَثْبُتَ الجهلُ.
Termasuk tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu dan tetapnya kebodohan.
(HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)
No comments:
Post a Comment