Hadis Fitnah Dari Timur Adalah Tentang Najd Bukan Tentang Iraq
Hadis Fitnah Dari Timur Adalah Tentang Najd Bukan Tentang Iraq
Sebenarnya tema tentang Fitnah Najd sudah pernah dibahas dalam berbagai tulisan di blog ini hanya saja kali ini kami akan menambahkan satu tulisan lagi yang menguatkan hujjah kami dan membantah syubhat-syubhat dari para pengingkar. Tulisan ini berusaha membuktikan bahwa Najd dalam hadis fitnah bukanlah Iraq. Berikut pembahasannya.
.
.
.
Hadis Fitnah dari Timur
Hadis Fitnah Dari Timur Adalah Tentang Najd Bukan Tentang Iraq
Sebenarnya tema tentang Fitnah Najd sudah pernah dibahas dalam berbagai tulisan di blog ini hanya saja kali ini kami akan menambahkan satu tulisan lagi yang menguatkan hujjah kami dan membantah syubhat-syubhat dari para pengingkar. Tulisan ini berusaha membuktikan bahwa Najd dalam hadis fitnah bukanlah Iraq. Berikut pembahasannya.
.
.
.
Hadis Fitnah dari Timur
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا وكيع عن عكرمة بن عمار عن سالم عن ابن عمر قال خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم من بيت عائشة فقال رأس الكفر من ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان يعني المشرق
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Ikrimah bin ‘Ammar dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari pintu rumah Aisyah dan berkata “sumber kekafiran datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan yaitu timur[Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Ikrimah bin ‘Ammar dalam periwayatannya dari Salim memiliki mutaba’ah yaitu dari Ibnu Syihab Az Zuhri, Fudhail bin Ghazwan, Hanzhalah bin Abi Sufyan, Uqbah bin Abi Shahba’, Yahya bin Sa’id dan Umar bin Muhammad bin Zaid Al Madini sebagaimana tampak dalam riwayat berikut
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Ikrimah bin ‘Ammar dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari pintu rumah Aisyah dan berkata “sumber kekafiran datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan yaitu timur[Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Ikrimah bin ‘Ammar dalam periwayatannya dari Salim memiliki mutaba’ah yaitu dari Ibnu Syihab Az Zuhri, Fudhail bin Ghazwan, Hanzhalah bin Abi Sufyan, Uqbah bin Abi Shahba’, Yahya bin Sa’id dan Umar bin Muhammad bin Zaid Al Madini sebagaimana tampak dalam riwayat berikut
وحدثني حرملة بن يحيى أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس عن ابن شهاب عن سالم بن عبدالله عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال وهو مستقبل المشرق ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb yang berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Salim bin ‘Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata dan Beliau menghadap kearah timur “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, dari arah munculnya tanduk setan” [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb yang berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Salim bin ‘Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata dan Beliau menghadap kearah timur “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, dari arah munculnya tanduk setan” [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
حدثنا واصل بن عبد الأعلى الكوفي حدثنا ابن فصيل عن ابيه عن سالم عن ابن عمر قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول إن الفتنة تجيء من ها هنا وأومأ بيده نحو المشرق حيث يطلع قرن الشيطان وأنتم يضرب بعضكم بعض رقاب بعض وإنما قتل موسى الذي قتل من آل فرعون خطأ قال الله له وقتلت نفسا فنجيناك من الغم وفتناك فتونا
Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul A’la Al Kufiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail dari ayahnya dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda“‘Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia menunjukkan tangannya ke arah timur dari arah munculya dua tanduk setan’. Kalian saling menebas leher satu sama lain. Musaa hanya membunuh orang yang ia bunuh yang berasal dari keluarga Fir’aun itu karena tidak sengaja. Lalu Allah ‘azza wa jalla berfirman padanya ‘Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan.” [Musnad Abu Ya’la 9/383 no 5511 dishahihkan oleh Husain Salim Asad]
Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul A’la Al Kufiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail dari ayahnya dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda“‘Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia menunjukkan tangannya ke arah timur dari arah munculya dua tanduk setan’. Kalian saling menebas leher satu sama lain. Musaa hanya membunuh orang yang ia bunuh yang berasal dari keluarga Fir’aun itu karena tidak sengaja. Lalu Allah ‘azza wa jalla berfirman padanya ‘Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan.” [Musnad Abu Ya’la 9/383 no 5511 dishahihkan oleh Husain Salim Asad]
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا إسحاق بن سليمان سمعت حنظلة سمعت سالما يقول سمعت عبد الله بن عمر يقول رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يشير إلى المشرق أو قال إن رسول الله صلى الله عليه و سلم يشير إلى المشرق يقول ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا من حيث يطلع الشيطان قرنيه
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Sulaiman yang berkata aku mendengar Hanzalah berkata aku mendengar Salim berkata aku mendengar Abdullah bin Umar berkata “aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya ke arah timur atau [Ibnu Umar] berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya ke arah timur dan bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/40 no 4980]
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Sulaiman yang berkata aku mendengar Hanzalah berkata aku mendengar Salim berkata aku mendengar Abdullah bin Umar berkata “aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya ke arah timur atau [Ibnu Umar] berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya ke arah timur dan bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/40 no 4980]
حدثنا موسى بن هارون ثنا عبد الله بن محمد بوران نا الأسود بن عامر نا حماد بن سلمة عن يحيى بن سعيد عن سالم عن بن عمر أن النبي صلى الله عليه و سلم استقبل مطلع الشمس فقال من ها هنا يطلع قرن الشيطان وها هنا الفتن والزلازل والفدادون وغلظ القلوب
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Fuuraan yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Aamir yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Yahya bin Sa’id dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbit seraya berkata “dari sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al Awsath Thabrani 8/74 no 8003 dengan sanad shahih]
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Fuuraan yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Aamir yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Yahya bin Sa’id dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbit seraya berkata “dari sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al Awsath Thabrani 8/74 no 8003 dengan sanad shahih]
ثنا أبو عاصم عن عمر بن محمد عن سالم عن بن عمر أن النبي صلى الله عليه و سلم قال ألا إن الفتنة تطلع من ههنا من المشرق من حيث يطلع قرنا الشيطان
Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aashim dari ‘Umar bin Muhammad dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “sesungguhnya fitnah datang dari arah sini dari Timur dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Abdu bin Humaid 1/241 no 739 dengan sanad shahih]
.
.
Salim bin ‘Abdullah bin Umar dalam periwayatannya dari Abdullah bin Umar memiliki mutaba’ah dari Nafi’ dan Abdullah bin Diinar sebagaimana tampak dalam riwayat-riwayat berikut
Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Aashim dari ‘Umar bin Muhammad dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “sesungguhnya fitnah datang dari arah sini dari Timur dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Abdu bin Humaid 1/241 no 739 dengan sanad shahih]
.
.
Salim bin ‘Abdullah bin Umar dalam periwayatannya dari Abdullah bin Umar memiliki mutaba’ah dari Nafi’ dan Abdullah bin Diinar sebagaimana tampak dalam riwayat-riwayat berikut
حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا ليث ح وحدثني محمد بن رمح أخبرنا الليث عن نافع عن ابن عمر أنه سمع رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو مستقبل المشرق يقول ألا إن الفتنة ههنا ألا إن الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id yang berkata menceritakan kepada kami Laits. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh yang berkata telah mengabarkan kepada kami Laits dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Beliau menghadap ke Timur seraya bersabda “dari sini fitnah, dari sini fitnah dari arah munculnya tanduk setan”[Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id yang berkata menceritakan kepada kami Laits. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh yang berkata telah mengabarkan kepada kami Laits dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Beliau menghadap ke Timur seraya bersabda “dari sini fitnah, dari sini fitnah dari arah munculnya tanduk setan”[Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشِيرُ إِلَى الْمَشْرِقِ فَقَالَ هَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَا هُنَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَا هُنَا مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari ‘Abdullah bin Dinar dari ‘Abdullah bin Umar radiallahu ‘anhuma yang berkata aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya ke timur dan berkata “fitnah akan datang dari sini, fitnah akan datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Shahih Bukhari 4/123 no 3279]
.
.
Abdullah bin Umar dalam periwayatan hadis Fitnah Mayrsiq memiliki syahiid yaitu dari Abu Hurairah sebagaimana tampak dalam riwayat berikut
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari ‘Abdullah bin Dinar dari ‘Abdullah bin Umar radiallahu ‘anhuma yang berkata aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya ke timur dan berkata “fitnah akan datang dari sini, fitnah akan datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Shahih Bukhari 4/123 no 3279]
.
.
Abdullah bin Umar dalam periwayatan hadis Fitnah Mayrsiq memiliki syahiid yaitu dari Abu Hurairah sebagaimana tampak dalam riwayat berikut
حدثنا يحيى بن يحيى قال قرأت على مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال رأس الكفر نحو الشرق والفخر والخيلاء في أهل الخيل والإبل الفدادين أهل الوبر والسكينة في أهل الغنم
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya yang berkata qara’tu ala [aku membacakan kepada] Malik dari Abi Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “sumber kekafiran datang dari timur, kesombongan dan keangkuhan adalah milik orang-orang pengembala kuda dan unta Al Faddaadin Ahlul Wabar [arab badui] dan kelembutan ada pada pengembala kambing[Shahih Muslim 1/71 no 52]
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya yang berkata qara’tu ala [aku membacakan kepada] Malik dari Abi Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “sumber kekafiran datang dari timur, kesombongan dan keangkuhan adalah milik orang-orang pengembala kuda dan unta Al Faddaadin Ahlul Wabar [arab badui] dan kelembutan ada pada pengembala kambing[Shahih Muslim 1/71 no 52]
حدثنا عبدالله بن عبدالرحمن أخبرنا أبو اليمان عن شعيب عن الزهري حدثني سعيد بن المسيب أن أبا هريرة قال سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول جاء أهل اليمن هم أرق أفئدة وأضعف قلوبا الإيمان يمان والحكمة يمانية السكينة في أهل الغنم والفخر والخيلاء في الفدادين أهل الوبر قبل مطلع الشمس
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abul Yaman dari Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Penduduk Yaman datang, mereka bertingkah laku halus dan berhati lembut iman di Yaman, hikmah di Yaman, kelembutan ada pada penggembala kambing sedangkan kesombongan dan keangkuhan ada pada orang-orang Faddadin Ahlul Wabar [arab badui] di arah terbitnya matahari [Shahih Muslim 1/71 no 52]
.
.
.
Hadis Fitnah Dari Najd
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abul Yaman dari Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Penduduk Yaman datang, mereka bertingkah laku halus dan berhati lembut iman di Yaman, hikmah di Yaman, kelembutan ada pada penggembala kambing sedangkan kesombongan dan keangkuhan ada pada orang-orang Faddadin Ahlul Wabar [arab badui] di arah terbitnya matahari [Shahih Muslim 1/71 no 52]
.
.
.
Hadis Fitnah Dari Najd
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَزْهَرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا فَأَظُنُّهُ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Azhar bin Sa’d dari Ibnu ‘Aun dari Nafi dari Ibnu Umar yang berkata Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami pada Syam Kami dan pada Yaman kami”. Sebagian sahabat berkata “wahai Rasulullah dan pada Najd kami?. Beliau berkata “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami pada Syam Kami dan pada Yaman kami”. Sebagian sahabat berkata “wahai Rasulullah dan pada Najd kami?. Pada kali ketiga Beliau berkata “disana muncul kegoncangan dan fitnah, disana muncul tanduk syetan” [Shahih Bukhari 9/54 no 7094]
.
.
Najd yang dimaksud dalam hadis di atas adalah nama suatu tempat yang memang dikenal pada zaman Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] seperti halnya Syam dan Yaman. Pada zaman Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] memang dikenal tempat yang bernama Najd dan terletak di timur Madinah arah matahari terbit
Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Azhar bin Sa’d dari Ibnu ‘Aun dari Nafi dari Ibnu Umar yang berkata Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami pada Syam Kami dan pada Yaman kami”. Sebagian sahabat berkata “wahai Rasulullah dan pada Najd kami?. Beliau berkata “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami pada Syam Kami dan pada Yaman kami”. Sebagian sahabat berkata “wahai Rasulullah dan pada Najd kami?. Pada kali ketiga Beliau berkata “disana muncul kegoncangan dan fitnah, disana muncul tanduk syetan” [Shahih Bukhari 9/54 no 7094]
.
.
Najd yang dimaksud dalam hadis di atas adalah nama suatu tempat yang memang dikenal pada zaman Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] seperti halnya Syam dan Yaman. Pada zaman Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] memang dikenal tempat yang bernama Najd dan terletak di timur Madinah arah matahari terbit
أخبرنا قتيبة حدثنا الليث عن سعيد بن أبي سعيد أنه سمع أبا هريرة يقول بعث رسول الله صلى الله عليه وسلم خيلا قبل نجد فجاءت برجل من بني حنيفة يقال له ثمامة بن آثال سيد أهل اليمامة فربط بسارية من سواري المسجد مختصر
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Laits dari Sa’id bin Abi Sa’id yang mendengar Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus pasukan berkuda ke Najd kemudian pasukan ini datang dengan membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah kemudian diikat di salang satu tiang masjid, demikian secara ringkas. [Shahih Sunan Nasa’i Syaikh Al Albani no 712]
Jika diperhatikan di peta Jazirah Arab, Yamamah terletak pada arah Timur matahari terbit dari Madinah. Yamamah adalah bagian dari Najd dan Najd sendiri mencakup daerah yang luas di timur Madinah. Ibnu Manzhuur berkata
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Laits dari Sa’id bin Abi Sa’id yang mendengar Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus pasukan berkuda ke Najd kemudian pasukan ini datang dengan membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah kemudian diikat di salang satu tiang masjid, demikian secara ringkas. [Shahih Sunan Nasa’i Syaikh Al Albani no 712]
Jika diperhatikan di peta Jazirah Arab, Yamamah terletak pada arah Timur matahari terbit dari Madinah. Yamamah adalah bagian dari Najd dan Najd sendiri mencakup daerah yang luas di timur Madinah. Ibnu Manzhuur berkata
وما ارتفع عن تهامة إلى أرض العراق ، فهو نجد
Dataran tinggi dari Tihamah sampai ke tanah Iraq maka itu adalah Najd [Lisan Al Arab 3/413]
Ibnu Manzhuur menjelaskan bahwa cakupan daerah yang disebut Najd adalah dataran tinggi yang membentang diantara Tihamah dan Iraq. Hal senada juga diungkapkan Ibnu Atsir dimana ia berkata
Dataran tinggi dari Tihamah sampai ke tanah Iraq maka itu adalah Najd [Lisan Al Arab 3/413]
Ibnu Manzhuur menjelaskan bahwa cakupan daerah yang disebut Najd adalah dataran tinggi yang membentang diantara Tihamah dan Iraq. Hal senada juga diungkapkan Ibnu Atsir dimana ia berkata
والنَّجْد ما ارْتَفع من الأرض وهو اسمٌ خاصٌّ لما دون الحجاز ممَّا يَلي العِراق
Najd adalah dataran tinggi dan ia adalah nama khusus daerah setelah Hijaz ke arah Iraq [An Nihaayah Fii Gharib Al Hadits 5/19]
Sebagian orang keliru memahami pernyataan Ibnu Manzhuur dan Ibnu Atsiir di atas, keduanya tidak sedang menyatakan bahwa Iraq adalah Najd. Keduanya sedang menjelaskan cakupan daerah Najd yaitu dataran tinggi yang membentang antara Tihamah, Hijaz dan Iraq. Hal ini seperti yang dinyatakan Al Mada’iniy dimana ia berkata
Najd adalah dataran tinggi dan ia adalah nama khusus daerah setelah Hijaz ke arah Iraq [An Nihaayah Fii Gharib Al Hadits 5/19]
Sebagian orang keliru memahami pernyataan Ibnu Manzhuur dan Ibnu Atsiir di atas, keduanya tidak sedang menyatakan bahwa Iraq adalah Najd. Keduanya sedang menjelaskan cakupan daerah Najd yaitu dataran tinggi yang membentang antara Tihamah, Hijaz dan Iraq. Hal ini seperti yang dinyatakan Al Mada’iniy dimana ia berkata
وأما نجد فهي الناحية التي بين الحجاز والعراق
Adapun Najd maka itu adalah daerah yang terletak diantara Hijaz dan Iraq [Taqwiim Al Buldan Abul Fidaa’ hal 78].
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Jalaludin As Suyuthiy dalam kitabnya Lub Al Lubab Fii Tahrir Al Ansab, ia berkata
Adapun Najd maka itu adalah daerah yang terletak diantara Hijaz dan Iraq [Taqwiim Al Buldan Abul Fidaa’ hal 78].
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Jalaludin As Suyuthiy dalam kitabnya Lub Al Lubab Fii Tahrir Al Ansab, ia berkata
نجد أرض بين العراق والحجاز
Najd yaitu tanah antara Iraq dan Hijaz [Lub Al Lubaab Fii Tahrir Al Ansab 1/82]
Selain Al Mada’iniy dan As Suyuthi, Ibnu Arabiy seorang ahli lughah yang terkenal juga menyatakan bahwa Iraq bukan bagian dari Najd.
Najd yaitu tanah antara Iraq dan Hijaz [Lub Al Lubaab Fii Tahrir Al Ansab 1/82]
Selain Al Mada’iniy dan As Suyuthi, Ibnu Arabiy seorang ahli lughah yang terkenal juga menyatakan bahwa Iraq bukan bagian dari Najd.
وقال ابن الأعرابي وما كان بين العراق وبين وجرة وغمرة الطائف فهو نجد
Dan Ibnu Arabiy berkata “dan apa yang terletak diantara Iraq, diantara Wajrah, Ghamrah, dan Thaif maka itulah Najd” [Taqwiim Al Buldan Abul Fidaa’ hal 79]
Sedangkan Iraq sendiri tidak termasuk Najd bahkan ia adalah dataran rendah atau dataran yang lebih rendah dari Najd.
Dan Ibnu Arabiy berkata “dan apa yang terletak diantara Iraq, diantara Wajrah, Ghamrah, dan Thaif maka itulah Najd” [Taqwiim Al Buldan Abul Fidaa’ hal 79]
Sedangkan Iraq sendiri tidak termasuk Najd bahkan ia adalah dataran rendah atau dataran yang lebih rendah dari Najd.
قال ابن الأعرابي: إنما سمي العراق عراقاً لأنه سفل عن نجد ودنا من البحر
Ibnu Arabiy berkata “Sesungguhnya dinamakan Iraq karena ia lebih rendah dari Najd dan dekat dengan laut” [Tarikh Baghdad 1/9]
Al Hafizh Az Zarqaniy dalam Syarh Al Muwatta ketika menjelaskan hadis dimana orang Iraq bertanya kepada Ibnu Umar, ia menyatakan tentang Iraq
Ibnu Arabiy berkata “Sesungguhnya dinamakan Iraq karena ia lebih rendah dari Najd dan dekat dengan laut” [Tarikh Baghdad 1/9]
Al Hafizh Az Zarqaniy dalam Syarh Al Muwatta ketika menjelaskan hadis dimana orang Iraq bertanya kepada Ibnu Umar, ia menyatakan tentang Iraq
وقيل سمي عراقا لأنه سفل عن نجد ودنا من البحر
Dan dinamakan Iraq karena ia lebih rendah dari Najd dan dekat dengan lautan [Syarh Al Muwatta Az Zarqaniy 4/214]
Ismail bin Hammad Al Jauhariy dalam kitabnya Ash Shihaah [Taj Al Lughaah Wa Shihaah Al Arabiyah] menyatakan bahwa Najd termasuk negri Arab
Dan dinamakan Iraq karena ia lebih rendah dari Najd dan dekat dengan lautan [Syarh Al Muwatta Az Zarqaniy 4/214]
Ismail bin Hammad Al Jauhariy dalam kitabnya Ash Shihaah [Taj Al Lughaah Wa Shihaah Al Arabiyah] menyatakan bahwa Najd termasuk negri Arab
ونجد من بلاد العرب، وهو خلاف الغور. والغور: تهامة. وكل ما ارتفع من تهامة إلى أرض العراق فهو نجد
Dan Najd termasuk Negri Arab, ia adalah lawan dari Ghaur dan Ghaur adalah Tihaamah, semua dataran tinggi dari Tihamah sampai ke tanah Iraq maka itu adalah Najd. [Ash Shihaah 3/104]
Sedangkan Ibnu Manzhuur berkata dalam kitabnya Lisan Al Araab bahwa Iraq termasuk dalam negri Persia
Dan Najd termasuk Negri Arab, ia adalah lawan dari Ghaur dan Ghaur adalah Tihaamah, semua dataran tinggi dari Tihamah sampai ke tanah Iraq maka itu adalah Najd. [Ash Shihaah 3/104]
Sedangkan Ibnu Manzhuur berkata dalam kitabnya Lisan Al Araab bahwa Iraq termasuk dalam negri Persia
والعِراقُ من بلاد فارس مذكر سمي بذلك لأَنه على شاطئ دِجْلَةَ وقيل سُمِّيَ عِراقاً لقربه من البحر وأَهل الحجاز يسمون ما كان قريباً من البحر عِراقاً
Dan Iraq termasuk negri Persia, disebutkan bahwa ia dinamakan demikian karena ia adalah dataran pesisir [pantai] sungai Dajlah [Tigris], dikatakan bahwa dinamakan Iraq karena dekat dengan laut dan penduduk Hijaz menamakan tanah yang dekat dengan laut sebagai Iraq [Lisan Al Arab Ibnu Manzhuur 10/237]
Disini terdapat isyarat bahwa Iraq tidak termasuk dataran tinggi yang disebut Najd karena ia tidak termasuk negri Arab. Iraq adalah bagian dari negri Persia dan seperti yang kami jelaskan sebelumnya ia adalah dataran rendah bukan dataran tinggi.
.
Qarinah lain yang menguatkan bahwa Najd adalah tempat yang dimaksud munculnya fitnah adalah keterangan dalam riwayat Ibnu Umar [Yahya bin Sa’id dari Salim] dan Abu Hurairah bahwa tempat tersebut adalah tempat tinggal orang-orang bersuara keras dan berhati kasar Al Faddadin ahlul wabar atau Arab Badui. Dan Najd dikenal sebagai tempat tinggal orang arab badui yang bekerja sebagai pengembala kuda dan unta, bersuara keras dan berhati kasar. Dalam riwayat Uqbah bin Mas’ud bahkan disebutkan bahwa mereka dari Rabi’ah dan Mudhar
Dan Iraq termasuk negri Persia, disebutkan bahwa ia dinamakan demikian karena ia adalah dataran pesisir [pantai] sungai Dajlah [Tigris], dikatakan bahwa dinamakan Iraq karena dekat dengan laut dan penduduk Hijaz menamakan tanah yang dekat dengan laut sebagai Iraq [Lisan Al Arab Ibnu Manzhuur 10/237]
Disini terdapat isyarat bahwa Iraq tidak termasuk dataran tinggi yang disebut Najd karena ia tidak termasuk negri Arab. Iraq adalah bagian dari negri Persia dan seperti yang kami jelaskan sebelumnya ia adalah dataran rendah bukan dataran tinggi.
.
Qarinah lain yang menguatkan bahwa Najd adalah tempat yang dimaksud munculnya fitnah adalah keterangan dalam riwayat Ibnu Umar [Yahya bin Sa’id dari Salim] dan Abu Hurairah bahwa tempat tersebut adalah tempat tinggal orang-orang bersuara keras dan berhati kasar Al Faddadin ahlul wabar atau Arab Badui. Dan Najd dikenal sebagai tempat tinggal orang arab badui yang bekerja sebagai pengembala kuda dan unta, bersuara keras dan berhati kasar. Dalam riwayat Uqbah bin Mas’ud bahkan disebutkan bahwa mereka dari Rabi’ah dan Mudhar
حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن إسماعيل قال حدثني قيس عن عقبة بن عمرو أبي مسعود قال أشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده نحو اليمن، فقال الإيمان يمان هنا هنا، ألا إن القسوة وغلظ القلوب في الفدادين، عند أصول أذناب الإبل، حيث يطلع قرنا الشيطان، في ربيعة ومضر
Telah menceritakan kepada kami Musaddad yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il yang berkata telah menceritakan kepadaku Qais bin Uqbah bin Amru Abi Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk setan Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
Tentu yang dimaksud Rabiah Mudhar dalam hadis tersebut adalah perkampungan Rabiah dan Mudhar yang memang dikenal sebagai penduduk Najd.
.
Dalam fakta sejarah Najd memang dikenal sebagai tempat awalnya fitnah yaitu murtadnya sebagian sahabat Nabi yang dipengaruhi oleh orang-orang yang mengaku sebagai Nabi seperti Musailamah dan yang lainnya.
Telah menceritakan kepada kami Musaddad yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il yang berkata telah menceritakan kepadaku Qais bin Uqbah bin Amru Abi Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk setan Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
Tentu yang dimaksud Rabiah Mudhar dalam hadis tersebut adalah perkampungan Rabiah dan Mudhar yang memang dikenal sebagai penduduk Najd.
.
Dalam fakta sejarah Najd memang dikenal sebagai tempat awalnya fitnah yaitu murtadnya sebagian sahabat Nabi yang dipengaruhi oleh orang-orang yang mengaku sebagai Nabi seperti Musailamah dan yang lainnya.
أخبرنا عمر بن سعيد بن سنان قال أخبرنا أحمد بن أبي بكر عن مالك عن عبد الله بن دينار عن ابن عمر أنه قال رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يشير نحو المشرق ويقول ( ها إن الفتنة ها هنا إن الفتنة ها هنا من حيث يطلع قرن الشيطان ) قال أبو حاتم رضي الله عنه مشرق المدينة هو البحرين و مسيلمة منها وخروجه كان أول حادث حدث في الإسلام
Telah mengabarkan kepada kami Umar bin Sa’id bin Sinaan yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Abu Bakar dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar yang berkata sesungguhnya aku melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengarahkan tangannya ke arah timur dan berkata “dari sini fitnah dari sini fitnah dari sini dari arah munculnya tanduk setan”. Abu Hatim berkata “timur madinah adalah Bahrain, Musailamah berasal darinya dan keluar darinya dialah yang pertama membuat bid’ah dalam islam” [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648 Syaikh Al Arnauth berkata “shahih dengan syarat Bukhari Muslim]
Dalam lafaz hadis Ibnu Umar dan Abu Hurairah nampak bahwa fitnah yang dimaksud terkait dengan kekafiran sehingga dikatakan sumber kekafiran muncul dari timur. Hal ini dikuatkan pula dengan isyarat dari hadis Ibnu Umar yaitu riwayat Fudhail bin Ghazwan dari Salim dari Ibnu Umar secara marfu’ yang mengandung lafaz
Telah mengabarkan kepada kami Umar bin Sa’id bin Sinaan yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Abu Bakar dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar yang berkata sesungguhnya aku melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengarahkan tangannya ke arah timur dan berkata “dari sini fitnah dari sini fitnah dari sini dari arah munculnya tanduk setan”. Abu Hatim berkata “timur madinah adalah Bahrain, Musailamah berasal darinya dan keluar darinya dialah yang pertama membuat bid’ah dalam islam” [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648 Syaikh Al Arnauth berkata “shahih dengan syarat Bukhari Muslim]
Dalam lafaz hadis Ibnu Umar dan Abu Hurairah nampak bahwa fitnah yang dimaksud terkait dengan kekafiran sehingga dikatakan sumber kekafiran muncul dari timur. Hal ini dikuatkan pula dengan isyarat dari hadis Ibnu Umar yaitu riwayat Fudhail bin Ghazwan dari Salim dari Ibnu Umar secara marfu’ yang mengandung lafaz
إن الفتنة تجيء من ها هنا وأومأ بيده نحو المشرق حيث يطلع قرن الشيطان وأنتم يضرب بعضكم بعض رقاب بعض
Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia menunjukkan tangannya ke arah timur dari arah munculya dua tanduk setan’, sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain
Lafaz “sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain” menunjukkan bahwa fitnah tersebut merujuk pada sebagian sahabat yang murtad atau kafir setelah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat. Hal ini dikuatkan pula oleh hadis berikut
Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia menunjukkan tangannya ke arah timur dari arah munculya dua tanduk setan’, sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain
Lafaz “sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain” menunjukkan bahwa fitnah tersebut merujuk pada sebagian sahabat yang murtad atau kafir setelah Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] wafat. Hal ini dikuatkan pula oleh hadis berikut
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ وَاقِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَنِي عَنْ أَبِيهِ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
Telah menceritakan kepada kami Abul Waliid yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah yang berkata Waaqid bin ‘Abdullah telah mengabarkan kepadaku dari Ayahnya yang mendengar Abdullah bin Umar dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang berkata “Janganlah kalian menjadi kafir sepeninggalku, sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain” [Shahih Bukhari 3/9 no 6868]
Selepas wafatnya Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] maka bermunculanlah sebagian sahabat Nabi yang murtad yaitu ahlul wabar yang tinggal di Najd kemudian fitnah ini menyebar sampai ke ahlul madar. Hal ini seperti yang dinyatakan Ibnu Jarir, ia berkata
Telah menceritakan kepada kami Abul Waliid yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah yang berkata Waaqid bin ‘Abdullah telah mengabarkan kepadaku dari Ayahnya yang mendengar Abdullah bin Umar dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang berkata “Janganlah kalian menjadi kafir sepeninggalku, sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain” [Shahih Bukhari 3/9 no 6868]
Selepas wafatnya Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] maka bermunculanlah sebagian sahabat Nabi yang murtad yaitu ahlul wabar yang tinggal di Najd kemudian fitnah ini menyebar sampai ke ahlul madar. Hal ini seperti yang dinyatakan Ibnu Jarir, ia berkata
فلما قبض الله نبيه ارتد أقوام من أهل الوبر وبعض أهل المدر
Ketika Allah mewafatkan Nabi-nya maka menjadi murtad orang-orang dari ahlul wabar dan sebagian ahlul madar [Tafsir Ibnu Jarir Ath Thabari 6/381]
.
.
.
Hadis Fitnah Dari Iraq
Ketika Allah mewafatkan Nabi-nya maka menjadi murtad orang-orang dari ahlul wabar dan sebagian ahlul madar [Tafsir Ibnu Jarir Ath Thabari 6/381]
.
.
.
Hadis Fitnah Dari Iraq
حدثنا الحسن بن علي المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع عن ابن عمر أن النبي صلى الله عليه وسلم قال اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al Ma’mariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ismaail bin Mas’ud yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin ‘Aun dari ayahnya, dari Naafi’ dari Ibnu ‘Umar bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan pada Yamaan kami”. Beliau [shallallaahu ‘alaihi wasallam] mengatakannya beberapa kali. Ketika beliau mengatakan yang ketiga kali atau yang keempat, para shahabat berkata “Wahai Rasulullah, dan juga Iraq kami?”. Beliau bersabda “Sesungguhnya di sana terdapat kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Mu’jam Al Kabiir Ath Thabrani 12/384 no 13422].
Hadis ini mengandung illat [cacat]. Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun bukan seorang perawi yang dhabit dalam hadis, kedudukannya hanyalah shalih al hadits
Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al Ma’mariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ismaail bin Mas’ud yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin ‘Aun dari ayahnya, dari Naafi’ dari Ibnu ‘Umar bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan pada Yamaan kami”. Beliau [shallallaahu ‘alaihi wasallam] mengatakannya beberapa kali. Ketika beliau mengatakan yang ketiga kali atau yang keempat, para shahabat berkata “Wahai Rasulullah, dan juga Iraq kami?”. Beliau bersabda “Sesungguhnya di sana terdapat kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Mu’jam Al Kabiir Ath Thabrani 12/384 no 13422].
Hadis ini mengandung illat [cacat]. Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun bukan seorang perawi yang dhabit dalam hadis, kedudukannya hanyalah shalih al hadits
عبيد الله بن عبد الله بن عون روى عن ابيه عبد الله بن عون روى عنه نصر بن على الجهضمى سألت ابي عنه فقال صالح الحديث
Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Aun meriwayatkan dari Ayahnya ‘Abdullah bin ‘Aun, telah meriwayatkan darinya Nashr bin Aliy Al Jahdhamiy, aku bertanya kepada ayahku tentangnya, Beliau berkata “shalih al hadits” [Al Jarh Wat Ta’dil Ibnu Abi Hatiim 5/322 no 1531]
Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Aun meriwayatkan dari Ayahnya ‘Abdullah bin ‘Aun, telah meriwayatkan darinya Nashr bin Aliy Al Jahdhamiy, aku bertanya kepada ayahku tentangnya, Beliau berkata “shalih al hadits” [Al Jarh Wat Ta’dil Ibnu Abi Hatiim 5/322 no 1531]
عبيد الله بن عبد الله بن عون بن أرطبان مولى مزينة البصري سمع أباه سمع منه محمد بن عقبة معروف الحديث
Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Aun bin Arthabaan maula Muzainah Al Bashriy mendengar dari Ayahnya dan telah mendengar darinya Muhammad bin Uqbah, Ma’ruuf al hadiits [Tarikh Al Kabiir Al Bukhariy juz 5 no 1247]
Kedudukan perawi dengan shalih al hadiits berarti perawi tidaklah kuat dhabit-nya dan hadisnya tidak diterima jika bertentangan dengan perawi tsiqat. Dalam hadis Fitnah di atas Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun menyelisihi kedua perawi tsiqat yaitu Azhar bin Sa’ad dan Husain bin Hasan. Ibnu Hajar menyatakan Husain bin Hasan tsiqat [At Taqrib 1/214] dan menyatakan tentang Azhar bin Sa’ad tsiqat [At Taqrib 1/74].
Hadis Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Aun dengan lafaz “Iraq kami” memiliki penguat dari hadis-hadis lain dan telah kami tunjukkan dalam tulisan khusus mengenai illat [cacat] hadis-hadis tersebut.
Sebagian orang menyatakan bahwa hadis-hadis tersebut saling menafsirkan, Najd yang dimaksud sebenarnya adalah Iraq. Menurut mereka dalam lisan orang-orang arab Iraq juga disebut sebagai Najd. Hujjah mereka adalah perkataan Al Khaththabiy berikut
Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Aun bin Arthabaan maula Muzainah Al Bashriy mendengar dari Ayahnya dan telah mendengar darinya Muhammad bin Uqbah, Ma’ruuf al hadiits [Tarikh Al Kabiir Al Bukhariy juz 5 no 1247]
Kedudukan perawi dengan shalih al hadiits berarti perawi tidaklah kuat dhabit-nya dan hadisnya tidak diterima jika bertentangan dengan perawi tsiqat. Dalam hadis Fitnah di atas Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun menyelisihi kedua perawi tsiqat yaitu Azhar bin Sa’ad dan Husain bin Hasan. Ibnu Hajar menyatakan Husain bin Hasan tsiqat [At Taqrib 1/214] dan menyatakan tentang Azhar bin Sa’ad tsiqat [At Taqrib 1/74].
Hadis Ubaidillah bin ‘Abdullah bin ‘Aun dengan lafaz “Iraq kami” memiliki penguat dari hadis-hadis lain dan telah kami tunjukkan dalam tulisan khusus mengenai illat [cacat] hadis-hadis tersebut.
Sebagian orang menyatakan bahwa hadis-hadis tersebut saling menafsirkan, Najd yang dimaksud sebenarnya adalah Iraq. Menurut mereka dalam lisan orang-orang arab Iraq juga disebut sebagai Najd. Hujjah mereka adalah perkataan Al Khaththabiy berikut
نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار
Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya adalah gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Pernyataan bahwa Najd diartikan arah timur adalah keliru. Dari segi bahasa Najd adalah daratan tinggi bukannya diartikan sebagai arah. Jika dikatakan bahwa Najd terletak di timur Madinah maka itu benar tetapi jika Najd diartikan sebagai arah timur maka hal itu tidak ada dasarnya.
Bahkan jika kita memperhatikan lafaz hadis Ibnu Umar dimana sebagian sahabat berkata“dan bagaimana Najd kami?” setelah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mendoakan Syam dan Yaman maka lafaz Najd disana menunjukkan nama tempat atau Negri seperti halnya Syam dan Yaman bukan menyatakan arah. Dan seperti yang kami katakan sebelumnya negri Najd ini terletak di arah timur matahari terbit dari Madinah. Yang nampak disini adalah sebagian orang memaksakan diri mendistorsi bahasa agar sesuai dengan keyakinannya.
Pada zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan para sahabat tidaklah dikenal negri Iraq disebut sebagai Najd. Pendapat ini muncul belakangan setelah munculnya hadis-hadis Fitnah yang sebagian menyebutkan Najd dan sebagian menyebutkan Iraq sehingga bermunculan sebagian ulama yang menyatakan Iraq disebut juga Najd berdasarkan hadis-hadis tersebut. Padahal dari segi bahasa sangat tidak tepat Iraq disebut Najd sebagaimana telah berlalu penjelasannya. Berikut adalah bukti bahwa di zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] Najd dan Iraq adalah kedua negri yang berbeda
Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya adalah gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Pernyataan bahwa Najd diartikan arah timur adalah keliru. Dari segi bahasa Najd adalah daratan tinggi bukannya diartikan sebagai arah. Jika dikatakan bahwa Najd terletak di timur Madinah maka itu benar tetapi jika Najd diartikan sebagai arah timur maka hal itu tidak ada dasarnya.
Bahkan jika kita memperhatikan lafaz hadis Ibnu Umar dimana sebagian sahabat berkata“dan bagaimana Najd kami?” setelah Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mendoakan Syam dan Yaman maka lafaz Najd disana menunjukkan nama tempat atau Negri seperti halnya Syam dan Yaman bukan menyatakan arah. Dan seperti yang kami katakan sebelumnya negri Najd ini terletak di arah timur matahari terbit dari Madinah. Yang nampak disini adalah sebagian orang memaksakan diri mendistorsi bahasa agar sesuai dengan keyakinannya.
Pada zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan para sahabat tidaklah dikenal negri Iraq disebut sebagai Najd. Pendapat ini muncul belakangan setelah munculnya hadis-hadis Fitnah yang sebagian menyebutkan Najd dan sebagian menyebutkan Iraq sehingga bermunculan sebagian ulama yang menyatakan Iraq disebut juga Najd berdasarkan hadis-hadis tersebut. Padahal dari segi bahasa sangat tidak tepat Iraq disebut Najd sebagaimana telah berlalu penjelasannya. Berikut adalah bukti bahwa di zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] Najd dan Iraq adalah kedua negri yang berbeda
حدثنا محمد بن عبد الله بن عمار الموصلي قال حدثنا أبو هاشم محمد بن علي عن المعافى عن أفلح بن حميد عن القاسم عن عائشة قالت وقَّت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا الحُليفة ولأهل الشام ومصر الجحفة ولأهل العراق ذات عرق ولأهل نجد قرناً ولأهل اليمن يلملم
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dan Mesir di Juhfah, bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi penduduk Najd di Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam [Shahih Sunan Nasa’i no 2656]
Maka pendapat yang menyatakan Najd adalah Iraq tidaklah benar, karena dari segi bahasa tidak ada dasarnya, justru Iraq dinamakan demikian karena dekat dengan laut dan lebih rendah dari Najd. Dan terbukti dalam fakta riwayat di atas bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan para sahabat memahami Najd dan Iraq sebagai kedua negri yang berbeda.
Selain itu hadis Fitnah dengan lafaz dimana sebagian sahabat berkata “dan bagaimana Iraq kami?” adalah hadis mungkar, karena pada zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] belum ada penduduk Iraq yang memeluk islam. Sebagaimana masyhur dalam Tarikh bahwa islam masuk ke Iraq pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Maka bagaimana bisa ada sebagian sahabat yang mengatakan Iraq kami, berbeda hal-nya dengan Najd karena pada zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sudah ada penduduk Najd yang memeluk islam sehingga dengan sendirinya mereka adalah sahabat Nabi dan besar kemungkinan mereka inilah yang bertanya kepada Nabi “dan bagaimana Najd kami?”. Fakta ini diakui oleh Ibnu Umar sendiri selaku sahabat yang meriwayatkan hadis Fitnah
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dan Mesir di Juhfah, bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi penduduk Najd di Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam [Shahih Sunan Nasa’i no 2656]
Maka pendapat yang menyatakan Najd adalah Iraq tidaklah benar, karena dari segi bahasa tidak ada dasarnya, justru Iraq dinamakan demikian karena dekat dengan laut dan lebih rendah dari Najd. Dan terbukti dalam fakta riwayat di atas bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan para sahabat memahami Najd dan Iraq sebagai kedua negri yang berbeda.
Selain itu hadis Fitnah dengan lafaz dimana sebagian sahabat berkata “dan bagaimana Iraq kami?” adalah hadis mungkar, karena pada zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] belum ada penduduk Iraq yang memeluk islam. Sebagaimana masyhur dalam Tarikh bahwa islam masuk ke Iraq pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Maka bagaimana bisa ada sebagian sahabat yang mengatakan Iraq kami, berbeda hal-nya dengan Najd karena pada zaman Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sudah ada penduduk Najd yang memeluk islam sehingga dengan sendirinya mereka adalah sahabat Nabi dan besar kemungkinan mereka inilah yang bertanya kepada Nabi “dan bagaimana Najd kami?”. Fakta ini diakui oleh Ibnu Umar sendiri selaku sahabat yang meriwayatkan hadis Fitnah
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا محمد بن عبد الله ثنا سفيان عن عبد الله بن دينار عن بن عمر قال وقت رسول الله صلى الله عليه و سلم لأهل المدينة ذا الحليفة ولأهل نجد قرنا ولأهل الشام الجحفة وقال هؤلاء الثلاث حفظتهن من رسول الله صلى الله عليه و سلم وحدثت أن رسول الله قال ولأهل اليمن يلملم فقيل له العراق قال لم يكن يومئذ عراق
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdullah bin Diinar dari Ibnu Umar yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menentukan miqat untuk penduduk Madinah Dzul Hulaifah, untuk penduduk Najd Qarn, untuk penduduk Syam Juhfah. Ibnu Umar berkata “tiga hal itu aku hafal dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan diceritakan kepadaku bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “dan untuk penduduk Yaman Yalamlam. Maka dikatakan kepadanya “lalu Iraq?”. Ibnu Umar berkata “pada saat itu belum ada Iraq” [Musnad Ahmad 2/50 no 5111, Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari Muslim]
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdullah bin Diinar dari Ibnu Umar yang berkata Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menentukan miqat untuk penduduk Madinah Dzul Hulaifah, untuk penduduk Najd Qarn, untuk penduduk Syam Juhfah. Ibnu Umar berkata “tiga hal itu aku hafal dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan diceritakan kepadaku bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “dan untuk penduduk Yaman Yalamlam. Maka dikatakan kepadanya “lalu Iraq?”. Ibnu Umar berkata “pada saat itu belum ada Iraq” [Musnad Ahmad 2/50 no 5111, Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari Muslim]
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا سفيان سمع صدقة بن عمر يقول يعني عن النبي صلى الله عليه و سلم يهل أهل نجد من قرن وأهل الشام من الجحفة وأهل اليمن من يلملم ولم يسمعه بن عمر وسمع النبي صلى الله عليه و سلم مهل أهل المدينة من ذي الحليفة قالوا له فأين أهل العراق قال بن عمر لم يكن يومئذ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan yang mendengar Shadaqah, [yang berkata] Ibnu Umar mengatakan yakni dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] “Penduduk Najd berihram dari Qarn, penduduk Syam dari Juhfah, dan penduduk Yaman dari Yalamlam dan Ibnu Umar tidak mendengar hal ini [miqat Yaman] darinya [Nabi], dan ia mendengar dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] bahwa penduduk Madinah berihram dari Dzul Hulaifah. Orang-orang bertanya kepada Ibnu Umar “maka bagaimana dengan penduduk Iraq?”. Ibnu Umar berkata “waktu itu belum ada [penduduk Iraq yang muslim]?” [Musnad Ahmad 2/11 no 4854, syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata “sanadnya shahih dengan syarat Muslim”]
Yang dimaksud dengan pernyataan Ibnu Umar bahwa saat itu belum ada Iraqmaksudnya adalah belum ada penduduk Iraq yang memeluk islam. Dari hadis di atas terdapat faedah bahwa pada masa para tabiin mereka tidak memahami Iraq dengan sebutan Najd atau bagian dari Najd. Buktinya adalah pada saat Ibnu Umar menyampaikan hadis penduduk Najd berihram dari Qarn kepada para tabiin maka mereka tetap menanyakan bagaimana dengan penduduk Iraq. Kalau memang mereka memahami bahwa Iraq adalah Najd maka tidak akan mungkin mereka menanyakannya. Jadi masyhur pula bahwa di zaman para tabiin Najd berbeda dengan Iraq.
Faedah kedua adalah kesaksian Ibnu Umar yang menyatakan bahwa pada masa Rasulullah belum ada penduduk Iraq yang memeluk islam dan dari sini juga bisa ditarik kesimpulan bahwa pada masa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sudah ada penduduk Najd, Syam dan Yaman yang memeluk islam. Maka jika dalam hadis Ibnu Umar tentang fitnah terdapat perkataan sahabat Nabi “bagaimana dengan Irak kami?”dapat dipastikan bahwa lafaz tersebut mungkar
Kalau dikatakan hadis Ibnu Umar saling menafsirkan maka pendapat yang lebih rajih disini adalah fitnah timur yang dimaksud Ibnu Umar adalah Najd bukan Iraq karena berdasarkan kesaksian Ibnu Umar tidak ada penduduk Iraq yang memeluk islam pada saat itu sehingga mustahil ada sahabat Nabi yang berkata “Iraq kami”. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis dengan lafaz “Iraq kami” memiliki illat [cacat] yang menjatuhkan dan matannya mungkar.
https://kabarislamia.com/2013/03/12/hadits-nabi-tentang-qarn-tanduk-setan-dan-fitnah-dari-najd/
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan yang mendengar Shadaqah, [yang berkata] Ibnu Umar mengatakan yakni dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] “Penduduk Najd berihram dari Qarn, penduduk Syam dari Juhfah, dan penduduk Yaman dari Yalamlam dan Ibnu Umar tidak mendengar hal ini [miqat Yaman] darinya [Nabi], dan ia mendengar dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] bahwa penduduk Madinah berihram dari Dzul Hulaifah. Orang-orang bertanya kepada Ibnu Umar “maka bagaimana dengan penduduk Iraq?”. Ibnu Umar berkata “waktu itu belum ada [penduduk Iraq yang muslim]?” [Musnad Ahmad 2/11 no 4854, syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata “sanadnya shahih dengan syarat Muslim”]
Yang dimaksud dengan pernyataan Ibnu Umar bahwa saat itu belum ada Iraqmaksudnya adalah belum ada penduduk Iraq yang memeluk islam. Dari hadis di atas terdapat faedah bahwa pada masa para tabiin mereka tidak memahami Iraq dengan sebutan Najd atau bagian dari Najd. Buktinya adalah pada saat Ibnu Umar menyampaikan hadis penduduk Najd berihram dari Qarn kepada para tabiin maka mereka tetap menanyakan bagaimana dengan penduduk Iraq. Kalau memang mereka memahami bahwa Iraq adalah Najd maka tidak akan mungkin mereka menanyakannya. Jadi masyhur pula bahwa di zaman para tabiin Najd berbeda dengan Iraq.
Faedah kedua adalah kesaksian Ibnu Umar yang menyatakan bahwa pada masa Rasulullah belum ada penduduk Iraq yang memeluk islam dan dari sini juga bisa ditarik kesimpulan bahwa pada masa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] sudah ada penduduk Najd, Syam dan Yaman yang memeluk islam. Maka jika dalam hadis Ibnu Umar tentang fitnah terdapat perkataan sahabat Nabi “bagaimana dengan Irak kami?”dapat dipastikan bahwa lafaz tersebut mungkar
Kalau dikatakan hadis Ibnu Umar saling menafsirkan maka pendapat yang lebih rajih disini adalah fitnah timur yang dimaksud Ibnu Umar adalah Najd bukan Iraq karena berdasarkan kesaksian Ibnu Umar tidak ada penduduk Iraq yang memeluk islam pada saat itu sehingga mustahil ada sahabat Nabi yang berkata “Iraq kami”. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis dengan lafaz “Iraq kami” memiliki illat [cacat] yang menjatuhkan dan matannya mungkar.
https://kabarislamia.com/2013/03/12/hadits-nabi-tentang-qarn-tanduk-setan-dan-fitnah-dari-najd/
No comments:
Post a Comment