Fitnah Bermaharajalela
Semoga Hadis-Hadis Nabi di bawah bermanfaat bagi kita sebagai pedoman.
Muhammad bin Abdul Wahhab lahir dan besar di Najd, sehingga
beliau disebut juga Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi. Nah ternyata Nabi telah
mengisahkan kepada kita tentang Najd yang merupakan tempat timbulnya fitnah:
Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
RENUNGAN
TENTANG QARN (TANDUK)
1.
Akan muncul QORN (tanduk) setan diNajd.Nabi Saw bersabda :اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي
نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ
الشَّيْطَانِ
” Ya Allah berilah keberkatan kepada negeri Syam kami, berilah keberkatan kepada negeri Yaman kami. Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah berkata: “Ya Allah berilah keberkatan pada negeri Syam kami, berilah keberkatan pada negeri Yaman kami.” Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Disana terdapat kegoncangan dan fitnah, serta disanalah terbitnya tanduk Syaitan. ” (HR. Bukhari)
” Ya Allah berilah keberkatan kepada negeri Syam kami, berilah keberkatan kepada negeri Yaman kami. Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah berkata: “Ya Allah berilah keberkatan pada negeri Syam kami, berilah keberkatan pada negeri Yaman kami.” Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Disana terdapat kegoncangan dan fitnah, serta disanalah terbitnya tanduk Syaitan. ” (HR. Bukhari)
2.
2.
QARN menjadi miqat bagi penduduk Najd Hijaaz yg sekrg beribu kotakan Riyadh.
Dari
Ibnu Umar beliau berkata :
وَقَّتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرْنًا
لِأَهْلِ نَجْدٍ وَالْجُحْفَةَ لِأَهْلِ الشَّأْمِ وَذَا الْحُلَيْفَةِ لِأَهْلِ
الْمَدِينَةِ قَالَ سَمِعْتُ هَذَا مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَبَلَغَنِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
وَلِأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمُ وَذُكِرَ الْعِرَاقُ فَقَالَ لَمْ يَكُنْ عِرَاقٌ
يَوْمَئِذٍ
“ Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam telah menentukan miqat bagi penduduk Najd di Qarn, Juhfah bagi penduduk Syam, Dzul Hulaifah bagi penduduk Madinah. Berkata Ibnu Umar “ Aku mendengar ini dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam dan telah sampai kepadaku bahwa Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “ Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam. Kemudian disebutkan Iraq, maka beliau menjawab “ Ketika itu belum ada Iraq “. (HR. Bukhari : 7344)
3.
Generasi mereka akan terus berlanjut hingga masa dajjal.
Nabi
Saw bersabda :
كلما هلك منهم قرن قام قرن اخر
” Tiap kali musnah satu QARN dari mereka, maka akan berdiri QARN lainnya ”
” Tiap kali musnah satu QARN dari mereka, maka akan berdiri QARN lainnya ”
Artinya
: Tiap kali generasi mereka jatuh maka akan terus dilanjutkan oleh generasi
berikutnya untuk membawa paham QARNnya…
Daulah
umawiyyah jatuh dan tak berdiri lagi
Daulah Abbasiyyah jatuh dan tak berdiri lagi
Daulah Fathimiyyah jatu dan tak berdiri lagi
Daulah Ustmaniyyah jatuh dan tak brdiri lagi
Daulah Abbasiyyah jatuh dan tak berdiri lagi
Daulah Fathimiyyah jatu dan tak berdiri lagi
Daulah Ustmaniyyah jatuh dan tak brdiri lagi
Tapi
daulah SAUDIYYAH jatuh, namun sudah berdiri TIGA KALI..
3.
Membaca Al-Quran tapi tidak memahami kandungannya.
Nabi
Saw bersabda :
يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ ويقرأون الْقُرْآنَ لا
يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ
الرَّمِيَّةِ ثُمَّ لا يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ
قِيلَ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ
Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan boleh kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul). (HR Bukhori)
Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan boleh kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul). (HR Bukhori)
5.
Mereka akan bersama Dajjal..
Nabi
Saw bersabda :
يخرج قوم من قبل المشرق يقرءون القرآن لا يجاوز تراقيهم كلما قطع
قرن نشأ قرن حتى يخرج فى بقيتهم
الدجال
“ Akan keluar dari arah timur sekelompok orang yang membaca Al-Quran namun tidak sampai ke kerongkongan mereka (tidak pandai memahami kandungan Al-Quran dan semua nasehat al-Quran tidak masuk ke dalam hati mereka), tiap kali putus QORNnya (tanduknya / kurunnya / masanya) maka muncullah qorn yang lainnya (mereka akan selalu ada di setiap kurun / qorn) hingga generasi mereka selanjutnya akan bersama Dajjal “. (HR. Imam Ahmad dalam musnadnya)
الدجال
“ Akan keluar dari arah timur sekelompok orang yang membaca Al-Quran namun tidak sampai ke kerongkongan mereka (tidak pandai memahami kandungan Al-Quran dan semua nasehat al-Quran tidak masuk ke dalam hati mereka), tiap kali putus QORNnya (tanduknya / kurunnya / masanya) maka muncullah qorn yang lainnya (mereka akan selalu ada di setiap kurun / qorn) hingga generasi mereka selanjutnya akan bersama Dajjal “. (HR. Imam Ahmad dalam musnadnya)
Fitnah Islam Adalah Wahabi
yang Datang dari Najd
Sekte Wahabi Bukan Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah),
Mereka Hanya Benalu BagiSunni !
Sekelumit
tentang fitnah Islam dari ajaran
Wahabi ini kami
sadur dari beberapa literatur yang dapat dipertanggung-jawabkan kebenaranya
yaitu di antaranyaFitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I’tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan
Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan
lain-lain. Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najd tahun 1111 H / 1699 M).
Asal
mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke
negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran,
India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh
seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata
Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk
menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan
sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan
Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program
kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.
Firasat Buruk Tentang Muhammad
bin Abdul Wahab
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut
madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang
baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya
mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan
menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati
terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar.
Setelah
hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya.
Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama’ besar dari madzhab
Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir
Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah,
Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat:
“Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari
mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang
ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran
dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun
madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak
mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) di antara kaum
muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari
kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan
muslimin.”
Sebagaimana
diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar.
Allah berfirman : “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,
kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah
biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam
jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115)
Salah
satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad
bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim Sunni yang
mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil
akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama’ah berkaitan dengan tawassul,
ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan
lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun
sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Pada
satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad
bin Abdul Wahab, Berapa banyak Allah membebaskan orang dari
neraka pada bulan Ramadhan?? Dengan segera dia menjawab, “Setiap malam Allah
membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan
sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan”
Lelaki itu bertanya lagi “Kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu person
pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah
tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa
hanya pengikutmu saja yang muslim. Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun
terdiam seribu bahasa. Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak
menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu.
Dengan
berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar
wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang
terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad
bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang
dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan
memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat
patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh
atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa
kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang
musyrik dijamin surga.
Muhammad bin Abdul
Wahab Merendahkan Nabi SAW dengan Dalih Pemurnian
Akidah
Sejak
semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah
nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah
Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali
ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnya dengan julukan Al-Anshar,
sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang
ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya
kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik,
begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama?
besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima
menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh.
Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan
dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di
hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : ?Tongkatku ini masih
lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular,
sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali.
Muhammad
bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan
umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas.
Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam
masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan
sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas
menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang
Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali
bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi
syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah,
menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada
di Hujrah Nabi Muhammad.
Keberhasilan
menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak
kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan
puluhan kubah di Ma?la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat
kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna
Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid
dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi
tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka
kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan
Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah
prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk
melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan
Wahabi surut.
Tapi,
pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham
Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah,
memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak
itu, hingga kini, paham
Wahabi mengendalikan
pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global.
Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi
Wahabi. Sejak hadirnyaWahabi, dunia Islam
tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem
itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi?i yang sudah
mapan.
Berdalih Penegakan Tauhid, Wahabi Hancurkan Peninggalan
Sejarah Islam
Kekejaman
dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam
sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma?la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud
(Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan
dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan,
yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan
dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin
International maka dibangun perpustakaan.
Kaum Wahabi benar-benar
tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur
Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW
dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman
International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan
niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan
dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang
menentangnya maka diurungkan.
Pengembangan
kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs
sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah
SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat
keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar
untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih
dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di
tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.
Islam
dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam
pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah
kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar
arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari
era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu
akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji
dan umrah.
“Saat
ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian
bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya
kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah
dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar
bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932.
Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan
Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, ?Pelestarian
bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan
berhala.
Nasib
situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak
menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW. Semua
jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya
mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia
dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum
Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek
wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah
menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan
pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.
Untuk Menutupi Kebodohan Berpikir, Kaum
Wahabi Bersikap Radikal dan Ekstreem
Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan
ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh
keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan
dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid?ah. Itulah ucapan yang
selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para
ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka
menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan
dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.
Mereka
mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha,
padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah
wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 %
dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 %
sisanya. Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan
nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang
mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang
yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme,
penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).
Oleh
karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang
hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti
keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan
sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan
hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta
daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda
ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan
alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya.
Tragedi
berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih
memberantas bid?ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama
bid?ah? Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga
kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud.
Beberapa Hadits Nabi Tentang Fitnah Islam Terbukti dengan MunculnyaMuhammad
bin Abdul Wahab dan
Ajarannya
Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi
inidalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW
dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah
shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: “Fitnah itu
datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk ke
arah timur (Najd). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)
“Akan
keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak
sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari
agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali
seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah
bercukur (Gundul).” (HR
Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad,
Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban
Nabi
SAW pernah berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan
Yaman,” Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a:
Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga
kalinya beliau SAW bersabda: “Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta
di sana pula akan muncul tanduk syaitan.”, Dalam riwayat lain dua tanduk
syaitan.
Dalam
hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur
(gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para
penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap
pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan
berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah
terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya.
Seperti
yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: “Tidak perlu kita
menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak
oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa
tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid’ah sebelumnya
tidak pernah berbuat demikian. Al-Allamah Sayyid Alwi bin Ahmad bin Hasan bin
Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jala’udz Dzolam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: “Akan
keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANI
HANIFAH seorang
lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu
menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka
menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan
darah kaum muslimin.” – Al-Hadits.
BANI HANIFAH adalah
kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam
kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain
ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang
mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua
tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk
setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab.
Pendiri
ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama’ mencatat
tahunnya dengan hitungan Abjad: “Ba daa halaakul khobiits” (Telah nyata
kebinasaan Orang yang Keji) itulah sepak terjang mereka sehingga para
ulama’terpaksa mendirikan Komite Hijaz yang kemudian menjadi Nahdlatul Ulama’ th
1926 wadah kaum sunni Indonesia dalam mempertahankan Aqidah ahlussunah wal
jama’ah.
Dan
sudah waktunya kini Umat Islam menyadari bahwa sekte Wahabi bukan bagian Sunni
(Ahlus Sunnah Wal Jama’ah), mereka hanya benalu bagi Sunni! Smoga Allah swt
melindungi iman dan aqidah kita, amin …
Oleh:
Zakariya Al-Anshor
No comments:
Post a Comment