Inilah Jalan Sufi Headline Animator

Whatsap Saya

Pencerahan Bid'ah

Tuesday, June 2, 2020

CONTOH HADIS SAHIH DI DHAIFKAN Hukum Azan di Telinga Bayi

CONTOH HADIS SAHIH DI DHAIFKAN

Hukum Azan di Telinga Bayi

Wahabi banyak bikin ulah. Azan di telinga bayi salah satunya. Mereka mengatakan dalilnya palsu. Sehingga mereka berkesimpulan bahwa itu adalah perkara Bid'ah dan haram dilakukan.

Ini saya copas statusnya Kiai Ma'ruf Khozin saat menanggapi kengawuran ustadz Wahabi satu ini..

Ulama-ulama dalam Mazhab Syafi'i  menganjurkan adzan bagi bayi yang baru lahir,  Imam al-Nawawi berkata:

يُسْتَحَبُّ أَنْ يُؤَذِّنَ مَنْ وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ فِي أُذُنِهِ وَكَانَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيْزِ رَحِمَهُ اللهُ إِذَا وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ أَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي الْيُسْرَى وَاسْتَحَبَّهُ بَعْضُ أَصْحَابِنَا (روضة الطالبين وعمدة المفتين - ج 1 / ص 364)

“Dianjurkan adzan di telinga anak yang lahir. Umar bin Abdul Aziz melakukan adzan di telinga kanan putranya dan iqamah di telinga kirinya [Mushannaf Abdir Razzaq No 7985]. Hal ini dianjurkan oleh sebagian ulama Syafiiyah” (Raudlah al-Thalibin 1/364).

Demikian halnya dalam Madzhab Hanafi (Rad al-Mukhtar) dan Madzhab Hanbali (Kasysyaf al-Qina’ 7/469)

Beberapa hadis yang dijadikan dalil dalam masalah ini adalah:

- Dari Sahabat Abu Rafi’

عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ (رواه احمد وابو داود والترمذي وقال حسن صحيح)

“Saya melihat Rasulullah meng-adzani Hasan bin Ali saat Fatimah melahirkan, dengan adzan salat” (HR Ahmad, Abu Dawud dan al-Tirmidzi, ia menilainya hasan sahih).

- Dari Sahabat Ibnu Abbas

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ يَوْمَ وُلِدَ وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى (رواه البيهقي في شعب الايمان)

“Sesungguhnya Nabi meng-adzani Hasan bin Ali saat dilahirkan, dan Nabi meng-iqamati di telinga kirinya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Ulama Wahabi senior, Syaikh Nashiruddin Al-Albani menilai hadis yg pertama sebagai hadis hasan dalam Irwa’ al-Ghalil 4/400. Beliau menilai hadis yang kedua lebih bagus sanadnya dan layak memperkuat hadis melalui jalur Abu Rafi’ di atas (Syaikh Albani dalam Silsilah Ahadits al-Dhaifah, 1/398)

Qultu: Mungkin Ustadz Wahabi ini kurang baca referensi sendiri. Makanya karena kurang baca, mereka suka membid'ahkan dan menyalahkan amalan org lain. Maka benar sekali apa yg dikatakan oleh ulama-ulama sbb:

من ازداد علمه واتسع فكره قل إنكاره على الناس

"Barangsiapa yg ilmunya tinggi dan cakrawala berfikirnya luas, serta pemahamannya mendalam, maka dia tidak suka menyalah-nyalahkan ibadah org lain."

Kredit: #Ab_Aziz_Ibrahim_kelantan

No comments: