Inilah Jalan Sufi Headline Animator

Whatsap Saya

Pencerahan Bid'ah

Thursday, February 7, 2013

Manaqib As Syeikhuna Rahimuddin AnNawawi Al Bantani

Manaqib As Syeikhuna Rahimuddin AnNawawi Al Bantani


Tausiah Syeikhuna Rahimuddin 

1. ciri-ciri seorang hamba yang celaka adalah : a. Ketika ilmu bertambah, maka semakin bertambah kesombongannya. b. Ketika bertambah amalannya, maka makin bertambah kebanggaan kepada dirinya sendiri dan penghinaan kepada orang lain. c. Ketika semakin bertambah kemampuan dan kedudukannya, semakin bertambah pula kesombongannya.

2. ciri hamba yang mendapat kebahagiaan dan kemenangan: a. Ketika ilmu pengetahuannya bertambah, maka bertambah pula kerendahan hati dan rasa kasih sayangnya. b. Ketika bertambah amal-amalnya, semakin bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam melaksanakan perintah Allah. c. Ketika bertambah usia, maka semakin berkurang semua ambisi-ambisi keduniawiannya. d. Ketika harta bertambah, maka bertambah pula sifat kedermawanannya. e. Ketika bertambah tinggi kemampuan dan kedudukannya, maka bertambahlah pula kedekatan dirinya pada manusia dan semakin rendah hati kepada mereka.

3. Barangsiapa yang tidak melepaskan tali penghalang, maka tidak akan dibukakan hijab/satr penghalang.

4. Cinta itu merasa tentram bersama Allah serta merindukanNYA, merasa Allah-lah yang memberikan rasa musyahadahmu (persaksian) terhadap Allah bukan dengan dari persaksianmu terhadapaNYA.

5. Barangsiapa yang tidak melepaskan tali penghalang, maka tidak akan dibukakan hijab/satr penghalang.

6. Syekh Abu Madyan Al-Gautsi ra berkata: 42. Barangsiapa yang telah berpaling dari semua harga diri orang (tdk menganggu) karena adab (hormat), maka ia seorang sufi yang beradab (berakhlak).

7. Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan Mufattan (penuh cobaan) , Tawwab (suka bertaubat) , dan Nassaa' (suka lupa), (tetapi) apabila diingatkan ia segera ingat". (Silsilah Hadits Shahih Bukhari No. 2276).

8. Rasulullah SAW bersabda, ''Semua mata akan menangis pada hari kiamat, kecuali tiga mata. Pertama, mata yang menangis karena takut kepada Allah. Kedua, mata yang dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan Allah. Ketiga, mata yang tidak tidur karena mempertahankan agama Allah.''

9. Orang-orang yang mahfudz (terpelihara oleh Allah) itu bertingkat-tingkat: Ada yang terpelihara dari kekafiran dan kesyirikan dengan hidayah; yang terpelihara dari dosa besar dan kecil dengan pengawasan; dan ada yang terpelihara dari segala bisikan dan kelalaian dengan Pemeliharaan Allah.

10. Lepaskan dunia kepada orang yang mengejarnya, menghadaplah kepada Tuhanmu, barangsiapa yang melepaskan dari hatinya kesibukan dunia, maka Allah menjadikan ia sebagai khadim NYA (Allah).

11. Jika hati telah terlepas dari syahwat maka ia dalam keadaan sehat.

12. Barangsiapa yang tidak dapat melepaskan nafsu bersama Allah maka ia dikalahkan oleh nafsunya

13. Imam Abu Madyan Al-Gautsi berkata: 18. Jika Allah yang menetapkan kedu-dukkanmu maka Ia juga yang memperkokohkannya, Jika engkau sendiri yang menetapkannya maka Allah akan menjatuhkanmu. “Ya Allah berilah kami faham tentang Engkau, karena kami tidak dapat memahami Engkau kecuali dengan (kehendak) Mu.

14. Barangsiapa yang mendengar dari seseorang, maka ia bersambung sanadnya

15. Syekh Abu Madyan Algautsi ra berkata: 125. Barangsiapa yang tidak patut untuk ma’rifat (mengenal Allah) maka disibukan dengan melihat amalnya (sebagai tandanya

16. Bermuamalahlah kepada siapapun dengan yang disenanginya tidak yang dibencinya. Kepada Ulama dengan mendengarkan dan rasa memerlukan yang baik, kepada ahlul ma’rifah dengan sopan tenang dan menunggu, dan kepada orag-orang yang berakhlak baik dengan sikap tauhid dan merendah diri.

17. Hendaklah ketika engkau bersama fuqara (orang-orang yang tak punya karena hanya berkecimpung di bidang da’wah dan ibadah) bersikap senang dan gembira; bersama kaum Sufi bersikap etis dan menjalin hubungan baik; bersama para Syekh (murabbi) pandai mengambil pelajaran dan bersama orang Arifi (waliallah) bersikap tawadlu dan merendah.

18. Syekh Abu Madyan Al-Gautsi ra berkata: 119. Seorang Syekh (Murabbi) adalah seorang yang kehadirannya membuat semangat jiwamu bulat bersama Allah, dan di saat jauh darimu kesan sinar imannya dapat memeliharamu.

19. Orang yang merasa cukup dengan kepandaian berkata dalam ilmunya tanpa disertai hakikat ilmu maka ia telah zindik dan terputus (dariNYA); Orang yang merasa cukup dengan ibadah tanpa fikih maka ia telah keluar dan pembuat bid’ah; orang yang merasa cukup dengan fikih tanpa sifat wara’ maka ia akan tertipu daya oleh nafsunya; Maka orang yang telah melaksanakan kewajiban dengan menyandang semuanya, maka ia akan selamat (lahir-bathin) dan terhormat. Barangsiapa yang tidak mengambil adab dari ahlinya maka ia akan merusak pengikutinya.

20. Jika engkau melihat seorang tampak keramat dan keluar biasaannya maka janganlah engkau kagum, namun lihat dahulu bagaimana dengan pelaksanaan perintah dan menjauhi larang Allah (taqwa).

21. Bergaul dengan orang-orang bid’ah akan mematikan hati, maka hindarilah agar setelah itu kesialannya tidak menular kepadamu walaupun sedikit.

22. Bergaul dengan orang-orang bid’ah akan mematikan hati, maka hindarilah agar setelah itu kesialannya tidak menular kepadamu walaupun sedikit.

23. Syekh Abu Madyan Al-Gautsi ra berkata: 115. Barangsiapa yang tentram bersama makhluk maka ia menjadi jauh dengan Allah disebabkan kelalaian, artinya: bukti jauhnya dia dari Allah, karena makhluk jika tidak membuka jalan kebaikan untukmu, maka ia akan membuatmu lalai dari Allah.

24. Barangsiapa telah berkhianat kepada Allah dalam kesunyian/kesendirian, maka akan dirobek tirai perlindungan (pemeliharaan) oleh Allah di tengah banyak orang.

25.Syekh Yahya bin Mu'adz ra berkata: Jatuhnya derajat seorang hamba (di depan Allah) adalah mengaku-aku dusta.

26.Sykeh Yahya bin Mu'adz ra berkata: Keinginan dilihat orang dalam beramal adalah hamparan riya

27.Syekh Yahya bin Mu'adz ra berkata: Janganlah engkau menjadi orang yang sangat berkeinginan untuk memperbaiki lahiriyah yang sebenarnya hanya untuk makhluk, yang tidak ada pahalanya, bahkan terkena siksa, serta membiarkan perbaikan bathin yang dia itu untuk Allah yang berpahala dan tidak ada siksa atasnya.,

28.Syekh Yahya bin Mu'adz ra berkata: Wahai manusia, engkau tidak akan merindukan TUHANmu kecuali jika engkau jauhkan dari hatimu MakhlukNYA.

29.Syekh Yahya bin Mu'adz ra berkata: Sebiji sawi cinta Allah itu lebih aku sukai daripada beribadah 70 tahun tanpa cinta



____________
Tingkatan Zuhud
Hakikat zuhud ialah menyingkirkan apa apa yang semestinya disenangi dan diingini oleh hati, kerana yakin ada sesuatu yang lebih baik untuk meraih darjat yang tinggi di sisi ALLAH.

Syeikh Abdul Samad Al Palimbani mengatakan bahawa ada rukun kezuhudan.

1. Meninggalkan sesuatu kerana menginginkan sesuatu yang lebih baik lagi 
2. Meninggalkan keduniaan kerana mengharapkan akhirat.
3. Meninggalkan segala sesuatu selain ALLAH kerana mencintaiNYA.

Sebagai contoh untuk zuhud tingkat ini, ada satu kisah seorang sahabat Nabi ternama,Haritsah. Nabi SAW bertanya “Bagaimana kamu hari ini, wahai Haritsah?
"Dia menjawab,Aku sungguh beriman, ya rasulullah"
"Apa buktinya?" tanya Nabi. Dia menjawab,"Aku telah memalingkan jiwaku dari dunia ini. Itulah sebabnya di siang hari aku haus dan di malam hari kau terjaga, dan rasa rasanya aku melihat Arasy Tuhanku menghampiriku, dan para penghuni syurga sedang bersuka ria dan para penghuni neraka sedang menangis". Nabi SAW bersabda,"itulah seorang mukmin yang hatinya telah dibukakan ALLAH. Kau telah tahu Haritsah, maka camkanlah."

Imam Ahmad Ibnu Hambal mengklasifikasikan tingkatan zuhud yakni 1. Zuhudnya orang orang awam ialah meninggalkan hal hal yang haram 2. Zuhud orang orang yang khawas (khusus) iaitu meninggalkan hal yang berlebih lebihan (al fudhul) meskipun barang halal. 3. Zuhud orang Arif iaitu meninggalkan segala sesuatu yang dapat memalingkan daripada mengingati ALLAH.


Al Imam Ghazali pula membahagikan zuhud kepada tiga peringkat yakni
1. Tingkat terendah ialah menjauhkan dunia agar terhindar dari hukuman di akhirat 
2. Tingkat kedua ialah mereka yang menjauhi dunia kerana ingin mendapatkan imbalan di akhirat 
3. Tingkat tertinggi ialah zuhud yang ditempuh bukan lagi kerana takut atau harap, tetapi semata mata kerana cinta kepada ALLAH Ta’ala.

No comments: