Inilah Jalan Sufi Headline Animator

Whatsap Saya

Pencerahan Bid'ah

Friday, August 26, 2016

“Mereka bersikeras mengeluarkan harta untuk pergi haji berulang kali dan membiarkan tetangganya kelaparan

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=730146383790100&id=563840157087391

Dalam kitab Ihya Ulumuddin jilid tiga, ia menjelaskan panjang lebar terkait tipu daya. Siapa saja bisa terpedaya baik orang berilmu, sufi, maupun pemilik harta. Khusus bagi orang berharta (arbabul mal), di antara bentuk tipu dayanya adalah sebagai berikut:
وربما يحرصون على إنفاق المال في الحج فيحجوت مرة بعد أخرى وربما تركوا جيرانهم جياعا ولذلك قال ابن مسعود في آخر الزمان يكثر الحاج بلا سبب يهون عليهم السفر ويبسط لهم في الرزق ويرجعون محرومين مسلوبين يهوي بأحدهم بعيره بين الرمال والقفار وجاره مأسور إلى جنبه لا يواسيهِ

Artinya, “Mereka bersikeras mengeluarkan harta untuk pergi haji berulang kali dan membiarkan tetangganya kelaparan. Ibnu Mas’ud berkata, ‘Pada akhir zaman, banyak orang naik haji tanpa sebab. Mudah bagi mereka melakukan perjalanan, rezeki mereka dilancarkan, tapi mereka pulang tidak membawa pahala dan ganjaran. Salah seorang mereka melanglang dengan kendaraannya melintasi sahara, sementara tetangganya tertawan di hadapannya tidak dihiraukannya.”

Mereka menyangka dengan menghabiskan harta untuk naik haji berulang kali itu dianggap lebih mulia di sisi Allah, ketimbang mendermakan harta untuk fakir miskin. Inilah salah satu bentuk tipu daya bagi orang berharta menurut Al-Ghazali. Lebih baik kelebihan harta yang dimiliki diprioritaskan untuk membantu fakir miskin, pesantren yang terbengkalai, anak sekolah yang serba kekurangan, dan amal sosial lainnya.

******
Dalam sebuah kolom yang dia tulis di Majalah Gatra edisi 10 yang terbit pada Januari 2006, Ali Mustafa Yaqub menyindir orang yang gemar naik haji berulang-ulang sebagai 'pengabdi setan'.

Menurut Ali Mustafa tak ada satu pun ayat yang menyuruh umat Islam melaksanakan haji berkali-kali, sementara masih banyak kewajiban agama yang harus dilakukan. Seperti menyantuni anak yatim dan memberi makan fakir miskin.

"Apakah haji kita itu mengikuti Nabi SAW? Kapan Nabi SAW memberi teladan atau perintah seperti itu? Atau sejatinya kita mengikuti bisikan setan melalui hawa nafsu, agar di mata orang awam kita disebut orang luhur? Apabila motivasi ini yang mendorong kita, maka berarti kita beribadah haji bukan karena Allah, melainkan karena setan," tulis Ali Yaqub dalam kolomnya seperti dikutip detikcom, Kamis (28/4/2016).

Kolom yang terbit 10 tahun lalu itu hari ini kembali menyebar di berbagai grup perbincangan untuk mengenang Ali Mustafa yang wafat pagi tadi.

Menurut Ali Mustafa, masih banyak orang yang beranggapan, setan hanya menyuruh kita berbuat kejahatan atau setan tidak pernah menyuruh beribadah. Dia kemudian mencontohkan saat sahabat Abu Hurairah pernah disuruh setan untuk membaca ayat kursi setiap malam. Padahal ibadah yang dimotivasi rayuan setan bukan lagi ibadah, melainkan maksiat.

No comments: