Tuhan Kaum Wahhâbi Berada di Ruang Kedap Udara!!
Di antara perkara konyol kaum Wahhâbi adalah mereka menegakkan akidah “miring“ mereka di atas pondasi yang rapuh dan ocehan orang Arab Baduwi yang jahil.
Kaum Wahhâbi “ngotot” meyakini bahwa Allah butuh kepada tempat untuk bersemayam… bahkan sebelum menciptakan ciptaan-Nya Allah telah butuh kepada tempat! Dan tempat itu adalah ruang kedap udara!!
Subhanallah Maha Suci Engkau dari pencifatan kaum jahil nan dungu. Keyakinan sesat ini mereka bangun di atas pondasi yang awhan min baitil ‘ankabût/lebih rapuh dari sarang laba-laba.
Mereka meriwayatkan untuk mendukung keyakinan mereka riwayat di bawah ini dari Abu Razin al Uqaili yang mengaku telah bertanya kepada Nabi saw.
أين كان الله قبل ٍأنَ يَخْلُقَ خَلْقَهُ؟ فقال: كان في عماء ,ما تحته هواء وما فوقه هواء ثم خلقٌ، عرْشُهُ علَى المَاءِ.
“Dimanakah Allah sebelum menciptakan ciptaan-Nya?
Maka Nabi saw. menjawab: Allah berada di awan di atas-Nya tidak ada udara dan di bawahnya juga tidak ada udara. Di sana tidak ada ciptaan. Dan Asry-Nya di atas air.”
Para ulama Islam telah membantah hadis palsu di atas baik sanad maupun kandungannya! Akan tetapi Ibnu Taimiyah (Nabi Junior kaum Wahhâbi) berpegang teguh dengannya dan membanggakannya lebih dari tiga puluh kali dalam berbagai kitab karangannya!!
Hadis palsu ini terdapat dalam Musnad Ahmad,4/11 dari Wakî’ dari pamannya dari Abu Razin, Sunan Ibnu Majah,164 hadis no.182, Turmudzi,4/351 hadis no.5109 dan ath Thabarani dalam al Mu’jamul kabir,1/64 hadis 207. dll.
Para ulama telah menolak keshahihannya. Akan tetapi Ibnu Taimiyah membangun keyakinannya di atas riwayat ini. Ia berkata dalam kitab Istiqâmah:126:
وقال له أبو رزين العقيلي: أين كان ربنا قبل أن خلق السماوات والأرض؟ قال:في عماء، ما فوقه هواء وما تحته هواء، ثم خلق عرشه على الماء.
ومن نفى الأين عنه يحتاج إلى أن يستدل على انتفاء ذلك بدليل.
“Abu Razin al ‘Uqaili berkata kepadanya: Dimana Tuhan kita sebelum menciptakan langit dan bumi?
Nabi menjawab: Di awan, di atas tidak ada udara dan di bawahnya juga tidak ada udara. Kemdian Dia menciptakan air.
Dan barang siapa menafikan tempat bagi Allah maka ia butuh kepada dalil untuk ketidak-adaan tempat itu bagi Allah.
Ibnu Qutaibah menegaskan bahwa hadis Abu Razin telah diperselisihkan redaksinya dan telah diriwayatkan dengan redaksi yang mengerikan sekali!! Para penukilnya adalah kaum Arab Baduwi (Baca Ta’wil Mukhtalaf al Hadîts:206)
Sangkin parahnya riwayat Abu Razin di atas, pendekar Sunnah kaum Wahhâbi dari Pedepokan Syam terpaksa melemahkannya! (Baca Dha’îf Ibnu Majah:17 dengan nomer 181.) akan tetapi pada waktu yang sama kegandrungannya kepada akidah Tajsim tidak membiarkannya berpikir lincah dan terbebas dari jeratannya.
Namun demi merelakan tuan-tuannya di negeri Angker kaum Mujassimah; Najd sana!! Ia berkata: ‘Amâ’ artinya awan. Ulama berkata ini termasuk hadis-hadis Shifât. Kita beriman kepadanya tanpa ta’wil dan menyerahkan maknanya kepada yang Maha Mengetahuinya. (Mukhtashar al ‘Uluw:259)
Abu Salafy Bertanya:
1) Wahai kaum Wahhâbi mengapakah kalian menegakkan akidah kalian di atas hadis Abu Razin al ‘Uqaili, padahal ia seorang Arab Baduwi yang telah dicacat para ulama Ahli jarhi wa ta’dil dan mereka menegaskan bahwa dia tidak mengerti apa-apa?! Ibnu Abdil Barr berkata:
وليس بشئ.
“Ia bukan apa-apa.”
2) Bagaimana kalian meyakini apa yang dikatakan dalam riwayat si Arab Baduwi ini yang meniscayakan Allah itu butuh kepada tempat dan lebih konyol lagi adalah bahwa awan/’Amâ’ sudah ada bersama Allah atau bisa jadi malah sudah ada sebelum Allah!! Sebab semua itu telah ada sebelum Allah menciptakan ciptaanNya!! Lalu siapa yang menciptakan ‘Amâ’ tersebut?
3) Apa itu artinya kalian meyakini ada Dzat yang Qadîm selain Allah SWT?!
4) Apakah kalian percaya kepada seorang alim atau berakal seperti Albâni setelah mendha’ifkan hadis itu ia tetap saja membangun keyakinannya di atasnya?!
No comments:
Post a Comment